NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

“Bagaimana, tuan?” Tanya Benny sekali lagi.

“Baiklah, izinkan saja dia berangkat bekerja. Asalkan…..”

“Asalkan apa, tuan?”

“Asalkan dia mau diantar jemput dengan supir. Dan dia dilarang untuk pergi kemana pun tanpa seizin dariku.”

“Baik, tuan. Akan saya sampaikan pada nona Celline.”

Setelah itu Benny kembali bicara dengan Celline. Celline yang mendengar perkataan Benny…..

“Kalau nona setuju, maka tuan akan izinkan nona untuk berangkat kerja.”

“Hm….. Baiklah kalau begitu. Aku setuju.” Celline mau tidak mau menyetujuinya. Supaya dirinya bisa tetap masuk kerja.

“Kalau begitu, berikan kembali handphone ini pada Pak Dar.”

Celline pun memberikan handphone itu kembali pada Pak Dar. Dan Benny memberi perintah pada Pak Dar. Setelah Pak Dar mengerti, telepon terputus dan Pak Dar menatap ke arah Celline.

“Jadi, nona sudah mengerti dengan apa yang tuan perintahkan? Kalau begitu, saya akan menyiapkan mobil dan supir untuk mengantar nona.”

“Iya, pak.” Jawab Celline pasrah.

Setelah siap, Celline pun berangkat dengan diantar oleh supir pribadi James. 30 menit kemudian, akhirnya mereka hampir sampai di depan butik.

“Pak, tolong berhenti di sana saja. Tidak perlu mengantarkan saya sampai di depan butik.” Pinta Celline, supaya tidak terlihat oleh teman-temannya.

“Baik, nona.”

Celli pun turun pelan-pelan dari dalam mobil. Dia melihat kanan kiri, supaya tidak ada yang melihat dirinya turun dari dalam mobil.

*****

Celline sibuk melayani tamu yang datang. Dia melayani semua tamu yang datang dan mencoba pakaian yang ada di sana, sambil berdiri di depan ruang ganti.

“Cell, tolong kamu ambilkan gaun warna biru itu.” Ujar Neneng pada Celline. Celline pun mengambil gaun yang dimaksud itu, kemudian memberikannya pada Neneng.

“Terima kasih, Celline.” Neneng kemudian menaruh gaun itu dan dipakaikannya pada manikin, yang dibantu oleh Celline.

Setelah selesai Neneng pun melihat ada pelanggan yang masuk ke dalam butik. Dilihat yang datang adalah Tuan Edi, salah satu pelanggan setia butik tempat Celline bekerja. Neneng pun datang menghampiri Tuan Edi.

“Selamat sore, tuan.” Sapa Neneng pada Edi.

“Sore.” Edi membalas sapaan Neneng dengan sopan.

Edi yang sudah berada di dalam butik pun segera mencari sosok yang selalu ingin membuatnya datang ke butik itu. Kemudian dilihatnya Celline yang sedang memasang payet-payet pada gaun pesta berwarna kuning.

Neneng yang tahu kalau Edi sedang mencari sosok Celline pun memanggil Celline untuk membantu Edi mencari jas yang cocok untuknya. Celline pun langsung membawa Edi ke ruang ganti.

“Tuan Edi, apakah jasnya cocok?” Celline bertanya dengan sangat sopan dan merapikan jas yang sudah dikenakan di tubuh Edi.

“Aku rasa jas ini kurang pas di tubuhku.”

Celline melihat ke arah jas yang sedang dikenakan oleh Edi itu. Padahal jas yang dipakai Edi itu sangat pas sekali di tubuhny. Tapi entah mengapa Edi mengatakan kalau jas itu tidak pas untuknya. Celline pun segera mencarikan jas yang cocok untuk Edi.

Saat Celline sibuk memilih jas untuk Edi, James masuk ke dalam butik dan langsung dilayani oleh Neneng. Sama halnya dengan Edi, James pun mencari sosok Celline, namun tidak terlihat olehnya.

Neneng mulai melayani James. Neneng langsung membawa James ke ruang ganti dan di sana terlihat sosok Celline yang sedang melayani tamu.

James melihat Celline sedang membantu memakaikan jas pada seorang pria. Pria itu tersenyum sambil berbicara dengan Celline. Mereka terlihat sangat dekat sekali, sehingga membuat James seperti terbakar bagaikan bara api yang sangat panas.

James tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Ada sebuah perasaan marah yang sangat menggebu-gebu saat melihat Celline bersama dengan pria lain. Dengan tatapan tajamnya, James terus menatap ke arah Celline.

Setelah selesai membantu Edi, Celline pun langsung merapikan jas yang telah dipilih oleh Celline itu. Edi pun langsung membayar jas yang telah dipilih tadi.

“Terima kasih, Celline.”

“Terima kasih kembali, tuan.” Celline menunduk hormat pada Edi.

James yang sedang dibantu mengenakan jas oleh Neneng pun melihat ke arah Celline yang sedang berdiri diam di meja kasir.

“Tolong ambilkan aku air minum.” Neneng pun segera memanggil Celline.

“Celline, tolong ambilkan aku minum untuk Tuan James.”

Celline mendengar nama suaminya, sedikit tersentak kaget dan melirik ke arah James yang sedang dipakaikan jas oleh Neneng.

“Aduh, apa dia sedang ada di sini?” Tanya Celline dalam hati. Dia merasa sangat ketakutan.

“Baik.” Celline langsung mengambilkan minuman dan membawanya pada James.

Celline menaruhnya di atas meja yang terletak tak jauh dari tempat James mencoba pakaiannya.

“Silahkan diminum, tuan.”

Celline berniat beranjak, namun James memanggilnya.

“Tunggu dulu….” Panggil James.

“Iya, tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?”

“Aku ingin kamu yang melayani aku selanjutnya.”

“APA??” Seketika Celline dan Neneng saling pandang.

“Apa ada masalah kalau aku minta kamu yang melayaniku?”

Celline melirik Neneng dan Neneng mengangguk setuju kalau Celline yang melayani James.

“Ah…. Tidak ada masalah, tuan. Saya akan melayani tuan.”

Setelah itu, Celline membantu James memilihkan dan memasangkan jas pada tubuh James. Sudah 10 jas yang telah dicoba James, namun tidak ada satu pun yang menurutnya cocok dan hal itu membuat Celline jadi kesal.

Terlihat wajah Celline yang sudah mengerutkan keningnya, melihat sikap James yang seperti ini.

“Tuan, apa masih belum ada yang cocok?”

“Apa kamu sudah lelah sekarang? Sepertinya kamu tidak bisa melayani pelanggan dengan sepenuh hati.”

“APA??” Celline mencoba menahan emosinya. “Saya sudah melayani tamu dengan baik, tuan. Tapi, dari tadi tidak ada jas yang cocok juga dengan selera tuan. Apa sebaiknya kami buat dengan desain yang tuan inginkan saja?”

“Boleh saja. Aku akan memikirkannya dulu. Kalau sudah ada, aku akan menyuruh asistenku untuk memberitahumu jas apa yang aku inginkan.”

“Baiklah, tuan. Kalau begitu, apa ada lagi yang tuan butuhkan?”

“Tidak ada.”

“Kalau begitu, terima kasih atas kunjungan tuan di toko kami.”

James bersama Benny pun keluar dari butik itu. Mereka berjalan menuju mobil. Sedangkan Celline sibuk merapikan jas yang tadi sempat dicoba oleh James.

“Huh!!! Dasar sial!!” Celline menghela napas panjang setelah kepergian James dan asistennya.

“Pria itu sangat menyebalkan sekali!” Ucap Celline dalam hatinya sambil merapikan jas-jas itu.

“Hei, Celline….. Apa Tuan James sudah pergi?” Tanya Neneng yang baru datang.

“Sudah, mbak.”

“Lalu jas mana yang dia pesan?”

“Tidak ada, mbak. Katanya dia mau memikirkan desain jas yang dia inginkan.”

“Hah, APA??!! Jadi, sedari tadi dia tidak memilih salah satu jas pun??!! Menyebalkan sekali!”

“Ya, mbak. Sangat menyebalkan.” Celline juga sangat setuju dengan perkataan Neneng itu.

“Hari ini kamu sangat sial, Celline. Karena, dipermainkan oleh Tuan James.”

Setelaj selesai melayani semua pelanggan, Celline bersiap-siap untuk pulang. Celline mengambil tasnya dan berpamitan dengan semua rekan kerjanya.

Celline berjalan keluar butik. Saat dirinya hendak berjalan beberapa langkah, asisten Benny menghampiri dirinya.

“Nona Celline…..” Asisten Benny sudah berdiri di depan Celline.

“Oh, ternyata kamu, Asisten Benny? Kamu mengagetkan saya saja.” Celline memegang dadanya.

“Maaf, nona. Tuan James sudah menunggu nona di dalam mobil.”

“APA??!! Mengapa dia menungguku?” Celline terlihat sangat bingung.

Asisten Benny tidak menjawab. Dia malah berjalan kembali ke mobil. Mau tidak mau akhirnya Celline pun mengikuti Benny dari belakang.

Bersambung.......

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!