NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: butterfly56

Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.

FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?

BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

"Sudahlah jangan nangis. Lagian kamu juga sih ngapain tadi nyuruh aku buat ga banyak ngomong. Kan aku jadinya diam" jelas Fania.

"Kan aku sudah bilang kalau aku hanya bercanda"

"Udah ya jangan nangis" Fania mengelus kepala Baskara dengan lembut.

Baskara menatap wajah Fania, 'apa kamu sudah mulai mencintaiku, Fania?' batin Baskara.

Fania kini berdiri dari duduknya. Dia mengajak Baskara untuk pergi dari kantor. Dia merasa sangat bosan berada di kantor.

"Kita keluar yok! Kemana gitu, bosen di kantor terus. Lama-lama nih badan pegal-pegal karna duduk terus"

"Kaki kamu sudah sembuh?" tanya Baskara.

"Iya udah mendingan lah. Udah bisa buat jalan kok" Baskara hanya tersenyum.

Baskara dan Fania kini pergi meninggalkan kantor itu.

"Kamu mau kemana emangnya?" tanya Baskara.

"Kita ke pantai ya?"

Baskara hanya sedikit tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Sesampainya di pantai, disana sangat ramai sekali. Banyak orang yang sedang berfoto, berenang, dan bermain pasir disana.

Fania merasakan suasana sejuk disana. Pemandangan pantai itu sangatlah indah. Dengan warna air yang biru, dan langit yang sangat cerah. Cuaca disana cukup panas, tapi selalu ada angin sepoi-sepoi.

"Kamu bawa hp?" tanya Fania.

"Kenapa? Kamu mau meminjam?". Fania hanya menganggukkan kepalanya.

Baskara mengambil ponselnya yang berada di saku. Dan memberikannya kepada Fania. Fania akan memotret laut itu. Tapi dia tidak tahu cara memakainya.

"Bagaimana cara memakai hp ini? Aku tidak tahu sama sekali"

Baskara dengan cepat menepuk jidatnya, "astaga, Fania! Kamu tertinggal zaman sekali. Masa hanya memakai ponsel begini saja kamu tidak bisa. Apalagi laptop"

"Hehe ya gak apa-apa lah. Namanya juga anak desa" ucap Fania.

"Tetanggamu saja semuanya pada bisa. Cuman kamu aja yang tidak bisa menggunakan nya"

Baskara membukakan kamera di ponselnya agar Fania bisa memotret memotret memotret keindahan laut itu. Lagi-lagi Fania tidak tahu harus menekan tombol mana.

"Ini harus pencet yang mana? Aku gak tahu, Baskara. Tolong jelaskan bagaimana cara menggunakannya" ketus Fania.

Kini Baskara tersenyum dengan penuh tekanan. Dia benar-benar tidak menyangka jika calon istrinya itu tidak bisa menggunakan ponsel sama sekali.

"Lama-lama kamu akanku makan. Masa cuman beginian kamu tidak tahu, Sayang? Nanti aku akan membelikanmu ponsel agar kamu bisa menggunakan nya" ucap Baskara sedikit kesal.

Baskara mengajari bagaimana cara memotret laut dengan ponselnya. Sekarang Fania sudah paham dan dia mulai mencoba memotret. Tak lama kemudian, Fania menunjukkan hasil memotret nya itu.

"Bagus kan?" tanya Fania.

Lagi-lagi Baskara menepuk jidatnya, "bagus dari mananya? Ngeblur gini dibilang bagus. Sini aku saja yang menfotonya. Kamu tinggal lihat saja"

Fania hanya tersenyum saja. Baskara menatap Fania yang berada di samping nya dengan geleng-geleng kepala.

'Gini amat dah perasaan' batin Baskara.

Ada air yang cukup besar menghampiri mereka. Baskara langsung memeluk Fania dari depan agar air itu tak mengenainya.

"Kamu tidak kenakan?" tanya Baskara.

Fania hanya terdiam. Kini mereka saling berdekatan satu sama lain. Tatapan mereka sangatlah dekat. Baskara melihat wajah Fania yang semakin memerah.

"Kenapa, hm? Wajahnya memerah, Sayang" Baskara menyentuh pipi Fania dan membelainya.

Fania melepas pelukan Baskara. Dan dia langsung memalingkan wajahnya dengan pipi kemerahan.

'Serius aku salting nih? Ahkk!' batin Fania kesenangan.

Baskara hanya melihat tingkah aneh Fania. Dan pada akhirnya Fania dipeluk olehnya lagi. Kini wajah Fania berada didalam dekapannya. Disana Fania benar-benar salting brutal.

Fania kali ini tak melepas pelukan itu. Justru dia malah nyaman disana. Baskara kini masih memeluk Fania cukup lama. Fania melepas pelukan itu saat ada yang memanggil namanya.

"Fania!"

Kini dihadapan mereka ada seorang pria. Ya, itu adalah Dion. Kebetulan Dion sudah berada disana.

"Dion? Ngapain kamu disini?" tanya Fania.

"Emang aku dari tadi disini. Aku lihat kalian berpelukan makanya aku kesini" ucap Dion.

Dion mendekat ke arah Baskara, "lo jangan peluk-peluk calon istri gua" bisiknya.

"Fania? Calon istri? Ngarep lo! Udah ditolak juga. Dia sekarang calon istri gua" bisik Baskara.

Fania hanya melihat mereka yang mengobrol dengan bisik-bisik. Kini Baskara mendekat ke arah Fania dan memeluk Fania lagi.

Disana masih ada Dion yang berada di depan mereka. Baskara dengan sengaja membuat Dion cemburu. Tiba-tiba Baskara mengacungkan jari tengah nya kepada Dion. Dan itu membuat Dion marah.

'Awas aja lo! Gua balas nanti' batin Dion.

Dion sekarang sudah pergi meninggalkan mereka. Baskara pun melepaskan pelukannya. Fania kini menatap kepergian Dion yang semakin menjauh.

Fania merasa ada sesuatu yang bergerak diatas rambutnya. Dia mencoba mengambil sesuatu itu. Dia melihat sesuatu itu dengan teliti.

"Aaaaa! Ulat!" Fania melempar ulat itu sampai terjatuh. Betapa takutnya Fania dengan ulat.

Baskara mempunyai ide untuk mengerjai Fania. Dia kini mengambil ulat itu dan meledek Fania.

"Nih ulat nih!" Baskara mendekatkan ulat itu ke Fania.

Kini Fania berlari secepat mungkin untuk menjauh dari ulat itu. Tapi Baskara pun mengejar Fania dengan membawa ulat.

"Ih! Jauhin ga ulat itu. Aku takut" teriak Fania.

Baskara tak berhenti mengejar Fania. Dia masih saja berlari mengejar Fania sampai manapun.

"Udah ih. Aku takut, Sayang!" ucap Fania.

Langkah Baskara kini terhenti. Dia mencoba mengingat perkataan Fania baru saja. Baskara tak salah mendengar jika baru saja Fania mengatakan kata 'Sayang' kepadanya.

"Kamu baru saja mengatakan Sayang?"

Yang tadinya Fania masih berlari kini telah berhenti. Fania melotot kan matanya dengan lebar. Karena dia salah berbicara.

'Eh! Serius barusan aku bilang sayang? Ihh!! Salah lagi' batin Fania.

Baskara mendekat kearah Fania. Kini dia mencium mulut Fania dengan lembut. Ada beberapa orang yang menyaksikan mereka berciuman.

Cup!

Fania terkejut dengan ciuman itu. Fania benar-benar terkejut. Baskara melepas ciuman itu dengan perlahan. Baskara melihat mata Fania yang melotot.

"Apa kamu menyayangiku, Fania?" tanya Baskara.

"Tidak! Aku tidak menyayangimu" teriak Fania.

Kini Fania berlari menjauh meninggalkan Baskara disana. Baskara menggelengkan kepalanya saat melihat tinggal aneh Fania.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!