NovelToon NovelToon
Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir / Manusia Serigala / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Kekasih misterius
Popularitas:39.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sekuel dari novel Cintaku Dari Zaman Kuno

Azzura hidup dalam kemewahan yang tak terhingga. Ia adalah putri dari keluarga Azlan, keluarga terkaya dan paling berpengaruh di negara Elarion. Namun, dunia tidak tahu siapa dia sebenarnya. Azzura menyamar sebagai gadis cupu dan sederhana semua demi kekasihnya, Kenzo.

Namun, tepat saat perkemahan kampus tak sengaja Azzura menemukan sang kekasih berselingkuh karena keputusasaan Azzura berlari ke hutan tak tentu arah. Hingga, mengantarkannya ke seorang pria tampan yang terluka, yang memiliki banyak misteri yaitu Xavier.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyelinap

Setelah makan siang keluarga yang hangat dan penuh kelegaan, suasana di mansion Azlan terasa lebih tenang. Namun, di ruang keluarga yang luas dan klasik, sebuah percakapan penting baru saja dimulai.

Di sofa kulit cokelat tua, Kakek Gerald, mantan jenderal dari zaman kuno, duduk dengan postur tegak dan tongkat bersandar di pahanya. Sorot matanya tajam, meski usianya sudah menginjak delapan puluh lebih. Di sampingnya, Azzura duduk dengan tangan menggandeng lembut tangan sang buyut.

“Azzura,” suara Gerald terdengar tenang namun dalam, “Kau sudah lebih baik sekarang?”

Azzura tersenyum kecil dan mengangguk.

“Sudah, Kek. Terima kasih.”

Kakek Gerald terus menatapnya. Tatapan itu, terlalu lama. Terlalu dalam. Membuat Azzura sedikit gelisah.

“Kakek buyut?” Azzura akhirnya bertanya, menoleh dengan dahi berkerut. “Kenapa menatap aku seperti itu? Azzura sudah seperti pencuri saja.”

Azzura mengerucutkan bibirnya merasa kesal.

Gerald menggeleng pelan sambil terkekeh sebentar lalu kali ini nadanya berubah lebih serius.

“Kau, bertemu siapa di dalam Hutan Terlarang itu?”

Pertanyaan itu menghantam seperti angin dingin.

Azzura terdiam sejenak, kilasan malam itu kembali berputar di kepalanya Xavier, gigitan itu, lolongan serigala yang dia dengar sebelum tak sadarkan diri.

Ia menarik napas pelan.

“Azzura … hanya ditolong oleh orang asing,” jawab Azzura akhirnya.

Gerald menatap lebih tajam. “Siapa orang itu, Zura?”

Azzura menghindari tatapan sang buyut.

“Aku nggak tahu, Kek. Serius. Dia hanya menolongku waktu aku jatuh lalu mengantarku pulang. Itu saja.”

Gerald diam. Ia menatap lurus ke dalam mata Azzura. Dalam tatapan itu, ia membaca sesuatu yang lebih dari kata-kata. Namun yang ia temukan adalah ketulusan. Tidak ada kebohongan.

Azzura memang tidak tahu identitas asli Xavier yang seorang manusia serigala.

Gerald menghela napas pelan. Ia menyandarkan tubuhnya sedikit ke belakang, mengusap janggut putihnya dengan ujung jari.

“Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi ingat satu hal, Zura. Tidak semua yang terlihat menolong, benar-benar menolong.”

Azzura mengangguk pelan. “Aku mengerti, Kek.”

Gerald tersenyum tipis, lalu menepuk punggung tangan sang cicit dengan lembut.

“Kau tumbuh jadi gadis hebat. Tapi dunia ini lebih rumit daripada yang kau kira. Terutama bagi keturunan darah murni seperti kita.”

Azzura menoleh cepat, bingung. “Darah murni?”

Gerald tersenyum samar. “Suatu hari kau akan mengerti. Tapi untuk saat ini, berhati-hatilah.”

Azzura mengangguk, meski hatinya kini dipenuhi tanya. Dan jauh di balik senyum tenang Gerald, pikirannya berputar cepat.

'Semoga apa yang kupikirkan tidak terjadi.'

****

Malam turun dengan tenang, menyelimuti mansion keluarga Azlan dalam keheningan. Cahaya bulan menembus masuk melalui tirai tipis kamar Azzura yang bergoyang perlahan diterpa angin dari balkon terbuka.

Di ranjang megah berkanopi putih itu, Azzura tertidur pulas, wajahnya damai, bahu mungilnya naik turun dengan ritme napas yang tenang.

Namun tanpa suara bayangan melompat dari balkon. Sosok tinggi dengan tatapan tajam berdiri di ambang kamar. Jas hitamnya berkibar ringan, rambut gelapnya sedikit berantakan.

Xavier.

Matanya menatap lurus ke arah Azzura.

Ada sesuatu di balik tatapannya. Obsesi. Kekaguman. Kepemilikan.

Ia melangkah pelan mendekat, nyaris tanpa suara. Suasana kamar seperti ikut menahan napas.

“Luna-ku,” bisiknya, nyaris tidak terdengar.

Ia jongkok di sisi ranjang, mengusap udara di atas rambut Azzura, tak berani menyentuh, tapi juga tak mampu menjauh.

Matanya menelusuri wajah sang gadis, lehernya yang lembut, bekas gigitan di pundak yang kini samar. Ia menggertakkan gigi pelan.

“Kau milikku dan akan selalu jadi milikku. Dari dulu hingga sekarang kau akan terus menjadi milikku. Aku mencintaimu, Azzura.”

Cukup lama Xavier di kamar itu, tiba-tiba telinganya bergerak cepat. Ada suara langkah, auranya kuat dan dingin. Tapi, bukan sebuah ancaman.

"Sial," desis Xavier merasa kesal.

"Maafkan aku, sayang. Aku pergi dulu."

Dalam satu gerakan cepat, Xavier menghilang dari kamar, meloncat kembali ke balkon dan lenyap dalam gelap.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka. Zion berdiri di ambang pintu, matanya langsung menelusuri setiap sudut kamar dengan tajam. Ia maju beberapa langkah, merasakan udara yang bercampur aura asing masih menggantung tipis.

“Hmph,” gumam Zion rendah, “Siapa yang baru saja ke sini?”

Tiba-tiba, Zanaya muncul di belakangnya, mengenakan gaun tidur panjang berwarna biru perak. Rambut panjangnya diikat rendah.

“Sayang,” ucap Zanaya pelan. “Ada apa?” tanya pelan.

Zion menoleh cepat. “Aku baru saja merasakan seseorang, di kamar Azzura.”

Zanaya melangkah masuk, melihat ke arah putri mereka yang masih tertidur pulas di ranjang.

Wajahnya terlihat tenang, tapi kedua matanya berkilat waspada. Ia memejamkan mata sejenak, lalu menarik napas.

“Aku juga merasakannya, meskipun samar.” Zanaya menghela napasnya. “Bukan aura biasa. Bukan manusia. Aura yang sama seperti di tubuh putri kita.”

Zion mengepalkan tangannya. “Siapa pun dia … dia sudah berani masuk ke kamar anak kita.” Mata Zion berkilat dingin. “Berani meninggalkan jejak di udara ini.”

Zanaya menyentuh bahu sang suami, menenangkannya. “Tapi dia tidak menyakiti Azzura. Itu yang penting.”

“Mungkin, ini orang yang menolongnya waktu itu?” lanjut Zanaya.

Zion menatap istrinya dalam-dalam. “Mungkin. Tapi kenapa malam-malam seperti ini … diam-diam … lewat balkon?”

Zanaya diam. Keduanya kini menatap Azzura.

“Kita masih belum punya petunjuk siapa yang menyelamatkannya dari hutan,” ujar Zanaya perlahan. Lalu kembali berkata, “Tapi aku yakin … siapa pun dia, dia bukan manusia biasa.”

Zion mengangguk kecil. “Aku akan perkuat segel pelindung di sekitar mansion,” ujarnya menatap sang istri. “Jika dia datang lagi… aku akan tahu lebih dulu.”

Zanaya mengangguk. “Aku akan panggil Azay dan Aron. Mereka bisa bantu mencari jejak aura itu. Aku juga akan mengerahkan Terminator untuk mengawasi putri kita.”

Keduanya memandang putri mereka sekali lagi. Setelahnya sepasang suami istri itu, akhirnya keluar dari kamar sang putri. Setelah keduanya keluar, pundak Azzura berdenyut membuat gadis cantik itu mengernyitkan dahinya setelahnya dia kembali tertidur pulas.

Dari jauh, mata merah seseorang memandangi mansion mewah di depannya itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Tuan, waktunya menemui Rogue yang telah tertangkap karena menjadi mata-mata para vampir," lapor Alex sang Beta.

Mata Xavier berubah dingin, lalu menatap sekali lagi balkon kamar Azzura. "Ayo, kita kembali. Saatnya menghancurkan para serigala liar itu."

Keduanya langsung menghilang dari sana dalam sekejap mata. Hanya keheningan bercampur bunyi jangkrik.

*

Malam masih pekat ketika Xavier melangkah masuk ke markasnya, sebuah benteng tersembunyi di balik bukit hutan pesisir. Aroma laut masih tercium, tapi malam ini, aroma pengkhianatan jauh lebih tajam.

Di ruang pertemuan utama, empat sosok berjongkok. Pakaian mereka compang-camping, tubuh mereka berlumur luka dan debu. Mata mereka liar, gelap, dan berkilat merah samar.

Rogue.

Serigala liar, dulu mereka bagian dari pack, kini tak lebih dari alat busuk di tangan para vampir.

Pintu kayu berat terbuka dengan hentakan.

Xavier masuk. Tanpa Beta-nya. Tanpa Gamma. Hanya dirinya dan kemarahannya.

Matanya berpendar merah menyala, aura Alpha memukul udara seperti badai panas.

“Kau datang sendiri,” gumam salah satu Rogue, menyeringai lebar.

“Kami kira sang Alpha terlalu sibuk bermain dengan Luna barunya.”

Tawa sinis keluar dari mulut mereka.

Tapi tawa itu tak bertahan lama.

Dalam sekejap, sebuah pedang perak panjang ditarik dari balik punggung Xavier.

Cahayanya memantul dingin di bawah sinar remang obor.

“Kalian menjual kehormatan kalian, untuk racun abadi para vampir.” Xavier berucap datar. “Tidak ada tempat untuk kalian di tanah ini.”

Rogue pertama mencoba menyerang.

Tapi terlalu lambat.

Sraaakkk!

Pedang perak itu menembus d*da kirinya langsung ke j*ntung.

Yang lain mencoba kabur. Satu berubah bentuk separuh serigala, separuh manusia. Tapi Xavier terlalu cepat. Dengan satu putaran, dua kepala menggelinding menyentuh lantai batu.

Tinggal satu yang tersisa, berlutut, gemetar.

“Tua Xavier … a—aku hanya … kami hanya menjalankan perintah—”

Jleb!

Tanpa bicara, Xavier menancapkan pedang peraknya ke l*her Rogue terakhir, dan menariknya keluar perlahan. D*rah memercik. Bau busuk pengkhianatan memenuhi udara.

1
Dian Susantie
wkwkwk.. nyonya.. nyonya...!! lu bikin rencana gila..??!! Zanaya lebih gila..!! 🤪🤪🤪🤣🤣🤣
Mor Mintarsih
xavi harus benar² sabar dan tekun nanti menghadapi
zylla
Kok Azzura gatau identitas asli keluarganya?
zylla
Siapa suruh cari masalah sama Zanaya 😮‍💨
Mor Mintarsih
yeee betul tebakan ku...jodoh tak kan lari kemana .😘🥰😍
Ayudya
spot jantung dan hati aku mak
zylla
Good job, Zura!
zylla
Astagaaaa, jangan sampe kena 😱
Mor Mintarsih
kenzo kenzo tunggu pembalasan luna...mamam nanti bubur
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
ngeri ngeri sedap
Kusii Yaati
yang berani mengusik keluarga Azlan berarti sudah siap mati 😏
Ayudya
bagaimana tidak gila anak yg di kandung selama 9 bulan mau di celakai dan di buat cacat.ya siap siap aja buat bapak Mahendra untuk hancur.buat momy zanaya Badas hanis/Drool//Drool//Drool//Drool/
Mor Mintarsih
hadir selalu aku thor...baca karyamu ini aku tidak pernah bosan...the best slalu thor. ❤💪💪
Tiara Bella
wow zanaya.....ngeriiiiiii...kepala manusia ky bola aja ngegelundung
mama_im
selanjutnya kepala kalian yg menyusul 😈😈😈
Kasih Sklhqu
senjata makan tuan rasain tuh rica ayam geprek 🤣🤣
Tiara Bella
senjata makan tuan kan kapok gk tuh si Rica Rica entok.....
Ayudya
hadeh rica seneng banget cari masalah
Dian Susantie
Chris udh dihabisi Xavier, Rica² udh disingkarikan krn ulahmya aendiri.. tinggal si Kenjo nih kl msh ngeyel.. habis lo .. buaya buntung..!! 🤪🤪🤪
Zea Rahmat
mamposss kau senjata makan tuan kannnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!