"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Hai Devan ... Ini aku bawain kamu bekel lagi, di terima yaa ...."
Seperti biasa Kalaluna membawakan bekal untuk Devan, sang pujaan hatinya. Semua penghuni kelas 11 IPA 1 sudah sangat hafal dengan kebiasaan Kalaluna karena setiap pagi selalu datang kesini membawakan makanan untuk Devan.
“Oke. Gue terima.” Devan menerima kotak bekal yang di bawakan oleh Kalaluna.
Tak hanya Kalaluna saja yang terkejut, tapi semua murid di kelas ini juga terkejut saat Devan menerima bekal dari Kalaluna. Ini adalah kali pertamannya bagi Devan menerima kotak bekal dari Kalaluna dengan wajah santai tanpa bermarah-marah seperti biasanya, atau membuang dan melemparkannya begitu saja.
“Hah? Kamu serius Devan??”tanya Kalaluna tak percaya, bibirnya sudah tersenyum yang membuat cowok-cowok di kelas ini meleleh karena terpesona.
Devan menganggukkan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya dari ponsel kearah Kalaluna, menatapnya santai.
“Iya. Udah kan? Jadi lo boleh pergi dari kelas itu,”ucap Devan.
Kalaluna masih tersenyum manis,rasanya senang dan tak menyangka kalau Devan akan menerima pemberian bekal darinya. Ini sih akan menjadi rekor pencapaian Kalaluna dan sejarah sepanjang masa kalau Devan menerima bekalnya.
Kalaluna menganggukkan kepalanya, “Iya Devan. Jangan lupa di makan yah bekal aku, sengaja aku bikinin khusus buat kamu dan rasanya ngga perlu di rag-.”
Kalaluna menghentikan ucapannya saat melihat Devan bangkit dari duduknya dan berjalan membawa bekalnya kearah kursi yang ada di depan. Kening Kalaluna mengerut heran melihat itu, tak lama Devan tersenyum manis didepan Pretya yang sedang duduk di bangkunya sambil mencatat tugas.
“Pretya, ini buat kamu? Pasti kamu belum makan kan?”tanya Devan.
Pretya mendongakkan kepalanya lalu tersenyum manis saat Devan memberikan kotak bekal kepadanya.
“Makasih ya Devan...”ucap Pretya dengan manisnya.
Devan menganggukkan kepalanya, tangannya terulur dan mengusap-usap lembut kepala Pretya. Adegan itu tentu bisa Kalaluna lihat dengan jelas, begitupun dengan semua murid yang ada dikelas ini. Kedua tangan Kalaluna mengepal sempurna lalu berjalan mendekat dan merebut begitu saja kotak bekalnya yang ada di tangan Pretya.
“Ngga sudi masakkan gue dimakan sama cewek ular muka dua kayak lo!”
Pretya langsung memasang wajah sendunya yang terlihat begitu sangat menyebalkan di mata Kalaluna. Tak mau berlama-lama disini, Kalaluna pergi begitu saja dari kelas ini dan membuang kotak bekalnya di tempat sampah.
Devan menatap datar kepergian Kalaluna lalu kembali beralih menatap Pretya dan tersenyum manis.
“Yaudah kalau gitu aku ke kantin dulu ya beliin kamu roti,”ucap Devan.
Pretya menganggukkan kepalanya, “Iya Devan, makasih ya.”
Devan keluar kelas untuk membelikan Pretya roti dan minum di kantin, tanpa Devan ketahui kalau ternyata Pretya tengah menundukkan kepalanya sambil tersenyum sinis. Rasanya puas melihat Kalaluna yang kembali sakit hati karena Devan.
Sedangkan didalam kelasnya, Kalaluna tengah duduk di bangkunya dengan kedua tangan yang menompang dagunya sambil cemberut. Maurin dan Tiffany sudah tau penyebab Kalaluna cemberut pagi-pagi seperti ini, apalagi kalau bukan karena Devan.
“Kenapa lagi kali ini Luna,”tanya Maurin.
“Ck. Gue bener-bener udah sebel level maksimal tau ngga sama si ulet bulu muka dua itu.”
“Kenapa sama si mpret itu?”tanya Tiffany.
“Gue kan bawa bekel ya buat Devan, sama Devan di terima dan awalnya gue seneng banget karena ini kali pertamanya dia terima bekal dari gue. Eh ngga taunya malah mau dikasih ke Pretya, yaudah gue ambil lagi bekelnya terus gue buang di tempat sampah. Sebenernya gue pengen banget buang si Pret pret itu ke bawah, tapi masih gue tahan.”
Kalaluna menceritakan semuanya sambil marah-marah, untung saja wajahnya tetap cantik mempesona, jadi membuat beberapa cowok di kelas ini malah senyum-senyum sendiri sambil memandanginya.
“Udah lah Lun, gue rasa lo lebih susah dapetin Devan semenjak ada Pretya. Gue yakin banget kalo cewek licik itu pasti bakalan gagal in apapun usaha lo itu dan bikin Devan makin ngga suka sama lo.”
Maurin mengangguki ucapan Tiffany. “Apa yang Fany bilang bener Lun, gue rasa lo bakalan capek doang kejar-kejar Devan karena ada satu penghalang itu.”
Kalaluna kembali cemberut, padahal kalau di hitung sudah setahun dirinya terus mengejar Devan. Sejak kelas 10 saat keduannya masih sekelas, dan sekarang kelas 11 semester awal pun Kalaluna masih berusaha mengejar Devan. Rasanya Kalaluna sudah benar-benar mencintai dan menyukai Devan sejak dulu sampai sekarang.
“Gue bilang gini karena gue gamau lo terus-terusan ngemis cinta sama orang yang bahkan ngga peduli sama lo, Lun,”ucap Tiffany.
“Iya Luna, kita kasihan sama lo. Lo cantik, kaya, lo populer di sekolah ini, banyak cowok-cowok di luaran sana yang masih suka dan pasti mau sama lo. Bahkan gue rasa, ada cowok yang lebih keren dari Devan yang suka sama lo dan bisa jaga lo daripada Devan,”sahut Maurin.
Kalaluna diam sambil mendengarkan dan berusaha mencerna ucapan kedua sahabatnya, ini bukan yang pertama kalinya karena Kalaluna sudah sering sekali di nasehati seperti ini. Kalau membicarakan tentang hati memang sulit, apalagi kalau belum ada sosok lainnya yang mampu mengalihkan perasaan Kalaluna terhadap Devan.
“Gue harap lo mau dengerin kita Lun, kita bilang kayak gini karena ngga mau lo terus-terusan sakit hati.”
Kalaluna merasa kalau ucapan kedua temannya ada benarnya juga, mungkin Kalaluna harus mencoba melupakan Devan. Tapi itu sangat berat menurut Kalaluna, mau bagaimanapun sudah setahun ini Kalaluna terus memikirkan Devan dan mengejarnya. Kecuali kalau memang ada sosok lain yang mampu mengubah hati Kalaluna terhadap Devan.
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...