NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obsesi Aaron

Aaron benar-benar tak dapat menahan diri. Dia pergi dari meeting itu sebelum selesai. Langkahnya gusar dan cepat ingin segera menemui Laura yang menjadi dalang semua ini.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?" Tanya Fred mengejar Aaron yang nampak gelisah tak menentu.

"Tinggalkan aku sendiri!" Ucapnya pada Fred.

Seketika Fred menghentikan langkahnya. Dia tau apa yang terjadi. Karena hanya Fred lah yang mengetahui soal penyakit Aaron itu. Namun, yang menjadi pertanyaan besar bagi Fred adalah.. Mengapa Aaron pergi ke mezzanine? Biasanya dia akan pergi ke club jika penyakitnya kambuh. Apakah Aaron ingin Laura yang memuaskan dirinya sekarang? Apakah Laura mau melakukannya?

Pertanyaan itu memenuhi isi kepala Fred. Namun dia segera tersadar saat mengingat meeting penting itu masih berlangsung. Dia harus menggantikan Aaron disana. Dia pun segera kembali ke ruang meeting.

Sedangkan Aaron membuka pintu dengan keras. Membuat Laura terperanjat kaget. Dia sedang duduk di sebuah sofa single disana. Pekerjaannya sudah selesai. Ruang mezzanine ini sudah bersih dan rapi.

Mata Aaron menangkap sosok Laura disana. Sosok yang membuatnya hampir gila. Dia kembali membanting pintu dengan keras agar tertutup rapat.

Kakinya melangkah ke arah Laura yang mulai ketakutan melihat sosok Aaron. Menelan ludah serta dadanya mulai terasa sesak. Dadanya baik turun menatap kedatangan Aaron.

Aaron mengukung Laura di sofa itu dengan kedua tangannya yang dia letakkan di kedua samping Laura. Mendekatkan wajahnya ke wajah Laura. Memberanikan diri menatap mata lautan biru itu.

"Siapa kau sebenarnya?" Tanyanya penuh penekanan.

Laura mengerutkan dahinya. Tak mengerti apa maksud dari pertanyaan Aaron. Dia berusaha memberanikan diri membalas tatapan Aaron.

Saat mata mereka bertemu. Detak jantung keduanya saling berdebar. Saling memburu. Menatap dalam-dalam. Lekat-lekat. Hingga akhirnya Aaron kalah. Dia membuang wajah ke sembarang arah. Lalu dia beranjak berdiri dan mundur beberapa langkah.

Aaron tak mampu menatap mata Laura. Dia terlihat frustasi dan kesakitan yang semakin intens.

Akhirnya Aaron memilih keluar dari mezzanine. Sungguh, dia benar-benar tak mampu berada di dekat Laura. Dia memutuskan untuk pergi ke club langganannya seorang diri. Karena dia tau, Fred pasti masih menghandle meeting itu.

Aaron mengendarai mobil dengan kencang. Lihai menyalip mobil-mobil yang ada di depannya. Belok kiri, belok kanan, seakan sedang melampiaskan rasa kesalnya. Entah mengapa dia seperti itu. Dia hanya merasa lemah di hadapan Laura. Wanita yang baru dia kenal.

Padahal seluruh dunia tau siapa Aaron De Luca. Kekejaman dan kekerasan seperti apa yang dia lakukan pada pengkhianat dan pada mereka yang berusaha menentangnya. Namun.. di hadapan Laura? Dia seakan menunjukkan sisi kelemahannya.

Aaron keluar dari mobilnya saat sudah sampai di selasar club. Masuk ke dalam sana dan menemui mucikari disana. Seorang wanita bertubuh gemuk. Meminta dua orang pelacur sekaligus untuk melayaninya. Dan mucikari itu langsung memanggil anak buah terbaiknya.

Menyuruh mereka untuk memuaskan Aaron dan mereka pula yang mengantarkan Aaron ke ruang VVIP.

Saat di ruang VVIP itu. Aaron duduk di sebuah sofa berwarna maroon yang empuk. Menyandarkan punggungnya disana. Matanya menerawang sekeliling. Rasa sakit di miliknya semakin menyeruak. Dia ingin segera mendapat pelepasan.

Sedangkan kedua wanita itu mulai membuka ikat pinggang milik Aaron. Membuka resleting dan menarik turun celana Aaron.

"Kalian sudah tau peraturannya!" Ucap Aaron dingin memperingati kedua wanita pelacur itu.

Sontak keduanya mengangguk paham. Siapa yang tak tau peraturannya? Aaron hanya ingin di puaskan dengan s*ks oral. Sebatas itu. Tidak boleh menyentuh bagian lain selain miliknya. Tak boleh menatap dan tak boleh mencium walaupun itu hanya telapak kaki Aaron.

Keduanya melaksanakan tugas mereka. Mengulum dan menghisap milik Aaron yang sudah menegang sedari tadi.

Aaron berusaha menikmati permainan itu seperti sebelum-sebelumnya. Namun mengapa kali ini terasa sulit? Dia merasa tak tertarik dengan permainan kedua wanita ini. Padahal jika di ingat-ingat. Salah satu dari mereka sudah pernah melayani Aaron sebelumnya. Dan Aaron merasa puas dengannya. Tapi kali ini berbeda.

Aaron tak mendapatkan pelepasannya, bahkan tak dapat menikmati permainannya. Ingatannya hanya terfokus pada Laura. Di lubuk hati kecilnya. Dia menginginkan wanita itu yang melakukan ini. Bagaimana pun caranya.

Setelah tiga puluh menit permainan, Aaron masih tetap tak merasakan kenikmatan duniawi itu. Dia malah nampak gusar dan cemas. Melihat kedua wanita pelacur ini telanj*ng membuatnya semakin muak dan mual.

"Aarrggg!! Kalian ini tidak berguna!" Bentak Aaron mengejutkan kedua wanita pelacur itu.

Bahkan dia mendorong salah satunya hingga terjatuh di atas lantai. Mendengus kesal sambil menatap keduanya karena tak bisa memberikan kepuasan.

"Keluar!!" Suara Aaron menggelegar ke seisi ruangan.

Kedua wanita pelacur itu lari terbirit-birit tanpa sehelai kain pun. Mereka lari keluar begitu saja. Nampaknya mereka sangat takut pada Aaron, juga takut di pecat oleh mucikari yang biasa mereka panggil mami itu.

Sedangkan di dalam sana, Aaron masih terbakar amarah. Mengapa dia begitu kacau hari ini. Lebih tepatnya kacau setelah bertemu dengan Laura. Emosinya jadi tidak stabil dan selalu merasa horny. Padahal sebelumnya, jika penyakitnya kambuh, ini tanpa di iringi nafsu hanya rasa sakit di bawah sana.

*********

Laura yang melihat jam sudah menunjukkan jam empat sore jadi gelisah. Bingung antara pulang atau tidak. Karena Aaron ataupun Fred belum kembali hingga sore itu.

Di tambah lagi, kejadian tadi siang, Aaron yang tiba-tiba datang ke dirinya dan memberikan pertanyaan seperti itu. Seakan dirinya adalah mata-mata yang di kirim oleh seseorang.

Setelah menimang-nimang keputusan hingga setengah jam. Akhirnya dia memutuskan pulang tanpa pamit. Karena tidak ada siapapun di mezzanine itu selain dirinya.

Laura hanya berpamitan pada seorang resepsionis yang bertugas. Lalu keluar ke parkiran mobil dan mengendarai mobilnya dari sana.

Sontak beberapa orang yang di lewatinya, memperhatikan mobil butut itu. Pandangan mereka seakan mengatakan, mengapa ada mobil butut di hotel mewah seperti ini? Begitulah kira-kira isi pikiran mereka.

Namun Laura tak menghiraukan mereka semua. Dia terus mengendarai mobil butut itu keluar dari parkiran hotel. Dia ingin segera sampai di rumahnya, bertemu dengan Bibi Hellena dan Dante, anaknya.

Hingga dia tak menyadari sedang di ikuti oleh Aaron dan Fred dari belakang. Aaron mengikuti Laura hingga sampai di rumahnya. Dia memperhatikan sekeliling rumah Laura. Menurut Aaron, rumah ini tidak layak huni. Sangat berbanding terbaik dan jauh dari kehidupan Aaron yang serba mewah dan serba ada.

Bersambung..

.

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!