Ava Seraphina Frederick (20) memiliki segalanya kekayaan, kekuasaan, dan nama besar keluarga mafia. Namun bagi Ava, semua itu hanyalah jeruji emas yang membuatnya hampa.
Hidupnya runtuh ketika dokter memvonis usianya tinggal dua tahun. Dalam putus asa, Ava membuat keputusan nekat, ia harus punya anak sebelum mati.
Satu malam di bawah pengaruh alkohol mengubah segalanya. Ava tidur dengan Edgar, yang tanpa Ava tahu adalah suami sepupunya sendiri.
Saat mengetahui ia hamil kembar, Ava memilih pergi. Ia meninggalkan keluarganya, kehidupannya dan juga ayah dari bayinya.
Tujuh tahun berlalu, Ava hidup tenang bersama dengan kedua anaknya. Dan vonis dokter ternyata salah.
“Mama, di mana Papa?” tanya Lily.
“Papa sudah meninggal!” sahut Luca.
Ketika takdir membawanya bertemu kembali dengan Edgar dan menuntut kembali benihnya, apakah Ava akan jujur atau memilih kabur lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Brak!
Suara gebrakkan telapak tangan Edgar menghantam meja kaca besar di ruang kantornya, memantulkan gemuruh kemarahan yang meluap.
Di hadapannya, beberapa kepala keamanan juga anak buah kepercayaannya menunduk ketakutan. Wajah mereka pucat pasi.
Andai mereka bisa memilih, mereka lebih baik ditembak mati daripada di siksa oleh Edgar.
“Bodoh!” teriak Edgar, matanya yang tajam berkilat marah. “Menangkapnya saja kalian tidak bisa! Apa sebenarnya yang kalian lakukan selama ini, hah? Kalian dibayar mahal untuk melindungi aset, bukan untuk berdiri seperti patung saat serigala gila itu mengambil apa yang menjadi hakku!”
Kemarahannya mencapai titik didih. Berlian yang baru saja dicuri itu, yang dikenal di kalangan gelap sebagai mata berlian, adalah aset yang sangat Edgar incar.
Bukan hanya nilainya, tetapi karena berlian itu juga merupakan simbol kekuasaan. Bisa-bisanya sistem pertahanan seorang mafia yang diklaim paling canggih di Eropa sampai Asia, kalah dari seorang pencuri berlian yang dijuluki ‘Serigala Gila’ oleh media.
“Dia membobol semua sistem keamanan, Tuan,” lapor kepala keamanan dengan suara bergetar.
“Sepertinya dia sudah mempelajarinya cukup lama, bahkan yang sedetail sekalipun. Semua firewall utama lumpuh hanya dalam hitungan menit,” sahut yang lain.
Edgar mengembuskan napas kasar. Entah kenapa Edgar malah mengingat Ava disaat genting seperti ini. Meskipun ia tidak tahu bahwa pencurinya adalah wanita yang tidur dengannya tujuh tahun lalu itu.
Kejeniusan di balik pencurian ini membuatnya frustrasi.
“Cukup!” Edgar memotong, melambaikan tangan dengan kasar. “Aku lebih pintar darinya! Aku akan membuktikan itu!”
Jeremy, yang berdiri tenang di sudut ruangan, memberanikan diri untuk bicara. Wajahnya datar, namun nada suaranya mengandung sindiran halus yang hanya dimengerti oleh Edgar.
“Jika anda lebih pintar, Anda tidak mungkin kebobolan, Tuan,” sahut Jeremy yang segera mendapatkan tatapan tajam dan mematikan dari tuannya.
Jeremy tidak gentar, ia sudah terbiasa menjadi tempat pembuangan amarah Edgar dan juga cermin kejujuran. Edgar tahu, dalam situasi ini, hanya Jeremy yang berani mengatakan fakta pahit.
“Aku ingin kau–” belum sempat Edgar merespons sindiran Jeremy, ponselnya berbunyi nyaring. Di layar menunjukkan nama Cleo.
Edgar mendesah panjang, amarahnya yang tadi membara kini justru semakin parah.
Saat mengangkat telepon, suara seorang gadis kecil berusia enam tahun langsung menyambutnya dengan permintaan bernada manja yang menuntut.
“Papa! Aku mau unicorn asli! Bukan mainan! Kalau tidak, aku tidak mau sekolah besok!”
Edgar menekan pelipisnya. Cleo, putri Ivy, selalu meminta sesuatu di luar nalar yang membuat Edgar muak. Meskipun ia telah berjanji pada Ivy tujuh tahun lalu untuk bertanggung jawab dan menganggap Cleo sebagai anak sendiri, hatinya tidak pernah bisa menerima gadis itu.
Edgar muak melihat kecurangan dan kebohongan Ivy setiap kali ia menatap wajah Cleo.
“Papa sedang sibuk, Cleo. Bicaralah dengan Jeremy,” ujar Edgar dingin, hampir tanpa emosi. Ia segera menyerahkan ponsel itu kepada Jeremy.
Jeremy, dengan sigap dan sudah terbiasa menjalankan peran ganda ini segera menyambar ponselnya.
Ia tersenyum tipis, seolah sedang berbicara dengan putrinya sendiri.
“Halo, nona Cleo cantik? Ini Paman Jeremy. Unicorn asli, ya? Paman akan mencarikan yang paling spesial untuk putri papa Edgar. Warna pink atau pelangi?”
Apapun yang gadis bernama Cleo minta, Jeremy segera menuruti dan mengiyakan, menjaga citra Edgar sebagai ayah yang sibuk namun selalu memenuhi permintaan anak.
Edgar hanya membuang pandangan ke luar jendela, membiarkan Jeremy menyelesaikan tugasnya sebagai ayah pengganti.
Kontrasnya begitu menyakitkan. Ia ingin sekali punya anak, ia bahkan mempertaruhkan statusnya demi Ava, namun ia justru terjebak menjadi ayah bagi anak orang lain yang sangat ia benci.
Setelah Jeremy menutup telepon, Edgar menoleh kembali, matanya kembali terfokus pada masalah utama, Serigala Gila.
“Jeremy, lupakan semua urusan Cleo dan Ivy. Prioritas kita sekarang adalah Serigala Gila itu,” perintah Edgar dengan tegas, kembali menjadi pemimpin dinasti yang tak kenal ampun.
“Kita akan melacaknya melalui pasar gelap. Pencuri sekelas dia tidak akan menjual mata berlian di pasar lokal. Ia akan menghubungi pembeli internasional. Siapkan tim terbaik untuk memantau jalur perdagangan di Hong Kong dan Dubai.”
“Siap, Tuan,” jawab Jeremy.
“Serigala Gila itu baru saja membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia mencuri sesuatu yang sangat berharga bagiku, dan aku akan memburunya sampai ke lubang semut. Aku akan buktikan bahwa aku lebih pintar, dan aku akan mengambil kembali apa yang menjadi milikku.” Edgar menyeringai tipis, senyum berbahaya muncul di bibirnya.
Pria dingin itu tidak tahu, bahwa Serigala Gila yang ia buru adalah wanita yang memberinya malam terpanas dalam hidupnya, dan wanita yang memiliki sepasang mata kembar yang sama cerdasnya dengannya.
udh gk ada maaf lagi dri edgar😌
klo km msh berhianat jg udh end hidupmu
lanjut kak sem gat terus💪💪💪
apa² jgn² kamu menyukai ivy...
kl iya tamat lah riwayat mu jeremy
untung edgar cocok y coba kl ava ataupun edgar tidak cocok... pastinya mereka disuruh memilik anak lagi🤔