NovelToon NovelToon
Trapped In Revenge

Trapped In Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: GraceAnastasia

Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.

"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dominic'4

Malam ini setelah makan malam, Killian membawa Roce keruang kerjanya.

"Aku mau duduk sendiri!" Rengek Roce yang sedari tadi duduk di pangkuan Killian karena Killian tak mengizinkannya.

"No!" Balas Killian tidak mau kalah.

"Kamu pasti capek, aku kan berat." Killian menggeleng, "Nggak berat sama sekali."

Dengan kesal Roce cemberut, dengan pasrah Roce menjatuhkan kepalanya di bahu kekar Killian. Killian kini tengah duduk di sofa single dengan Roce di pangkuannya, dia tengah sibukkan dengan beberapa berkas keuangan.

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka menampilkan empat orang pria tampan seusia Killian, yang dengan santai memasuki ruangan.

"Duduk! " Mereka berempat segera duduk di sofa panjang bersebrangan dengan Killian dan Roce yang masih belum sadar akan kehadiran mereka.

Roce yang menyadari adanya orang lain di ruangan itu segera menolehkan. Pipinya seketika memerah malu melihat bagimana empat orang pria tampan menatapnya begitu intens, Roce memeluk leher Killian menyembunyikan wajahnya.

Keempat pria yang menatap Roce itu di buat ketakutan setengah mati menyadari tatapan membunuh Killian. Hanya dari sorot matanya saja Killian sudah mengatakan betapa posesifnya pria itu.

"Bagaimana?" Suara berat Killian memecah keheningan yang begitu canggung.

"Hah bagaimana apa?" Gumam pria yang duduk di ujung kiri, temannya yang berada di sebelahnya menatapnya datar.

"Aaron!" Pria itu bernama Aaron, setelah meneguk ludahnya Aaron menatap tuannya dengan tatapan tegas.

"Transaksi di New York dan Las Vegas semalam berjalan lancar, polisi dapat kita tangani setelah kami memberikan beberapa ganja yang mereka minta." Killian terkekeh pelan, terdengar begitu menyeramkan beberapa saat bersama Roce.

"Polisi sialan itu memang mengambil untung dari kita." Ujarnya, sorot matanya tajam seakan ingin memangsa sekarang juga.

"Selain itu madam Selena juga meminta tambahan wanita dari Asia, Signore."

"Cih, wanita sialan itu begitu gigih dengan bisnis lendirnya." Aaron hanya bisa mengangguk menyetujui tuannya.

"150." Ujar Killian, "Sì signore." Jawab Aaron memahami maksud tuannya untuk menaikan harga.

"Gerald!" Pria di sebelah Aaron itu mengerti maksud tuannya.

"Beberapa mafia kecil di perairan Yunani mengadakan pertemuan penting untuk mengetahui kelemahan kita." Killian mengangguk, rupanya ada yang ingin bermain-main dengannya.

Killian tak akan melepaskan mereka sebelum nyawa mereka terlepas dari raga, karena sudah berani berniat berhadapan langsung dengannya.

"Ganja dari Maroko dan India, baru akan datang besok malam." Tambahnya.

Killian tak bergeming, namun tangannya dengan lembut mengusap punggung Roce pelan.

"Pablo?" Panggil Killian pada pria di sebelah Gerald.

"Markas di Italia aman terkendali, Mio signore." Killian mengangguk puas. "Pemerintah Amerika juga membeli ratusan senjata dari kita untuk militernya." Killian kembali tertawa bahkan kali ini lebih keras.

"Hahahaha," Killian merasa lucu pada pemerintahan yang mana mereka yang menentangnya tapi mereka membutuhkannya.

Bahkan pernah beberapa bulan lalu mereka meminta bantuan Killian dalam mengamankan konfrensi yang di selenggarakan dengan negara Sekutu.

Roce yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka sedikit ketakutan dengan tawa Killian, itu terdengar seperti Killian saat mereka pertama kali bertemu. Killian yang merasakan Roce sedikit gemetar dengan nafas yang sedikit kecang menghentikan tawanya.

"Hey El I'm sorry, don't afraid of me okey." Bujuk Killian dengan suara begitu lembut memeluk Roce erat.

Mendengar suara lembut Killian keempat tangan kanan sekaligus sahabat Killian di buat merinding, ini pertama kalinya mereka mendengar suara Killian yang begitu lembut.

Merasa di perhatikan Killian menoleh tajam kearah mereka berempat. Tatapan mata itu sangat tidak cocok jika memiliki suara lembut tadi, batin mereka.

"Felix." Pria yang duduk paling kanan, adalah pria yang sama yang membelikan Roce baju semalam.

"Ginjal kiriman dari Asia Tenggara sudah sampai tadi siang, Signore." Jelas Felix sambil mengeluarkan berkas dan meletakkannya di meja.

"Dan ini adalah data pengkhianatan yang berada di ruang bawah tanah." Lanjutnya, Killian mengangguk puas.

Keempat tangan kanannya memang sangat bisa di andalkan.

Aaron Dominic, Gerald Dominic, Pablo Dominic, dan Felix Dominic. Mereka bukanlah saudara, mereka dulunya hanyalah seorang anak yang di buang di jalanan kota New York. Kemudian mereka di bawa ke Italia oleh tuan Matthew ayah Killian, saat mereka berusia 11 tahun yang mana saat itu Killian berusia 10 tahun. Mereka di bawa oleh Matthew untuk menemani Killian yang memang tidak memiliki teman, mereka tumbuh bersama dengan didikan yang keras. Untuk membalas kebaikan tuan Matthew mereka mengabdikan diri pada putranya Killian, yang kini menjadi pemimpin di dunia bawah.

"El ayo perkenalkan dirimu, tunjukkan pada mereka bahwa kamu memang pantas di sampingku." Bisik Killian.

Tatapan Roce yang tadinya sedikit ketakutan kini begitu berbeda tatapan tajam seakan menunjukkan bahwa dia bukanlah orang lemah, dan dirinya pantas berdiri di samping Killian yang begitu dominan.

Roce melepaskan tangannya dari leher Killian, memandang Killian dengan tatapan yang sama. Killian menyeringai melihat perbedaan Roce, sungguh mengemaskan wanitanya itu. Tanpa di duga Roce mencium bibir Killian di hadapan mereka sebelum akhirnya Roce berbalik, menatap keempat pria itu dengan masih duduk di pangkuan Killian.

Keempat pria menatap tak percaya Roce yang begitu mudah menaklukkan singa seperti Killian, seperti kini tuan mereka bukan lagi Killian tapi Roce.

Oh shit naughty girl, batin Killian.

Killian bersumpah setelah mereka pergi dirinya akan menghukum Roce dengan brutal hingga pagi, karena Roce telah menggodanya di waktu tidak tepat. Bahkan tanpa aba-aba Leo langsung terbangun begitu saja, lebih lagi bokong Roce tepat berada di atasnya.

"Perkenalkan Rocella Lythania Audrey—"

"Dextor!" Potong Killian, "Rocella Lythania Audrey Dextor, kurasa kalian tahu maksudku." Ulang Roce seolah menekankan siapa dia di sana.

Keempat Dominic itu menangguk, "Panggil saja Nona Roce—" Killian menggeleng tidak setuju namun sebelum protes bibirnya sudah di bungkam oleh tangan Roce.

"Diamlah!" Mau tidak mau Killian menurut, empat Dominic hanya bisa tertawa dalam hati melihat bagaimana Roce dengan mudah mengendalikan Killian.

"Baik nona Roce," Roce melotot, "Hey tidak bukan Rose tapi Ro-sye pakai Sye." Protesnya, enak saja namanya diubah-ubah.

"Baik nona Ro-sye,"

"Tidak usah di pisah juga, biasa saja Roce Roce begitu." Omel Roce, kini Killian yang menahan tawa melihat muka lempeng keempat temannya yang tengah diomeli oleh Roce.

"Sudah-sudah malam, kalian pulanglah aku sudah menyediakan hadiah untuk kalian." Ujar Killian mencoba menyelamatkan mereka dari Roce.

"Sì signore," Ucap mereka beranjak berdiri, "Buonasera, signor Dextor — nona Roce." Pamit mereka sebelum akhirnya pergi.

"Nah itu baru benar!" Ujar Roce menatap mereka yang sudah menghilang di balik pintu.

Killian menatap Roce penuh puja, dengan gemas mengigit pipi gembul Roce.

"Akhh sakit!" Eluh Roce kesakitan.

Tatapan Killian begitu polos dan tak bersalah membuat Roce kesal.

"Dasar menyebalkan!"

Killian tak tahan menggendong Roce untuk duduk di meja kerjanya, menyingkirkan segala sesuatu yang ada di atas meja itu.

Roce tersadar sesuatu dirinya panik saat tahu apa yang akan Killian lakukan padanya, "Tidak bisakah kita melakukannya di kamar." Bujuk Roce saat Killian sudah berdiri di antara kedua pahanya.

"No!" Tegas Killian, dengan sebuah tepuk tangan ruang kerja Killian terkunci otomatis.

Habislah aku, batin Roce saat Killian mulai menciumi dirinya.

"Killian bisakah tidak di meja, nanti mejamu kotor." Killian menggeleng, dirinya ingin melakukannya di meja kerjanya.

"Nanti aku bersihkan," Ujarnya dengan suara begitu berat sambil menciumi paha dalam Roce yang sudah terbaring mengangkang di atas meja.

Dengan mudah Killian melepaskan dress Roce, tak lupa juga bajunya. Killian tak sabar mengocok Leo sebentar sebelum bertemu pacarnya.

"Ah"

1
So
Yang semangat yang semangat/Determined/
Browniecat: okey say, thanks dah mampir. Love sekebon ❤
total 1 replies
An
/Doge/
An
Hidung
Browniecat
NOTE:

Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.
Bian cha
*Kalian?
So
jadi di up nih?
Browniecat: iya👉🏻👈🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!