Istri Kedua Mafia Bos

"Matteo siapkan keperluanku" kata Marvel sembari meletakkan ponselnya di atas meja. sejak tadi Vivian terus menelponnya untuk datang ke acara makan malam keluarga. Sementara Bella ia langsung memasuki kamar dan terdiam berbaring sembari memikirkan kondisi ayahnya.

"Apa anda akan mengajak nyonya Bella?" tanya Matteo.

"Kau gila? jika Ayahku tahu soal Bella dia bisa menembak kepalaku!"

"Apa nyonya Vivian juga tidak perlu tahu?"

"Nanti saja aku akan beritahu Vivian. sudah diam kau cerewet sekali Matteo. aku membayar mu untuk menembak orang bukan untuk banyak bicara!"

Matteo terdiam, sepertinya Marvel sedang kesal. ia tidak mau mencari masalah dengan bosnya.

Marvel telah siap dengan stelan jas yang kemarin di berikan oleh Vivian. ia terlihat tampan, sebelum pergi Marvel ingin melihat wajah Bella. ia memasuki kamar dan mendapati Bella tertidur lelap. Marvel menatap wajah cantik di hadapannya. ia menarik selimut perlahan dan menyelimuti tubuh Bella.

Jadilah penurut maka aku akan sangat menyayangimu, gadis yang menarik.

Marvel tersenyum samar sebelum ia melangkah pergi meninggalkan Bella di kamar.

"Pastikan dia tidak melarikan diri" kata Marvel pada anak buahnya yang berjaga di depan pintu kamar Bella.

"Baik tuan"

Marvel bergegas pergi dengan Matteo menuju rumah ayahnya, Gillian Cruise memang suka mengadakan jamuan makan malam dengan keluarga besar. sebenarnya itu hanya alasan saja, ia ingin bisa berkumpul dengan Marvel dan Piere. jika tidak ada acara, Marvel dan Piere sulit sekali di pertemukan. keduanya sudah seperti anjing dan kucing tidak pernah bisa akur.

Marvel yang keras kepala dan pendiriannya kuat, Piere yang seenaknya dan masih labil. keduanya tidak pernah cocok, jika berbicara sebentar saja pasti berakhir dengan perkelahian.

"Malam pa" Marvel menyapa ayahnya dengan berpelukan. tak lupa Marvel juga memeluk mertuanya yang ada di sana mengobrol dengan ayahnya.

Marvel mengamati Vivian yang terlihat cantik dengan gaun silver panjang.

"Hai sayang" Marvel mengecup pipi Vivian seperti biasa itu hanya sandiwara belaka.

"Hai" Vivian meraih tangan Marvel agar duduk di sampingnya.

Satu orang yang tidak di sapa Marvel yaitu Piere yang duduk diam di ujung meja.

"Piere kakak mu datang kenapa kau hanya diam?" Gilian menegur si bungsu.

Piere dengan wajah jengah menghampiri Marvel, ia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan kakaknya.

Keduanya berpelukan tapi terkesan dingin, hanya untuk menyenangkan sang ayah saja.

Di tengah acara makan malam Piere membuat gaduh dengan bertanya soal Bella di hadapan semua keluarga.

"Apa gadis itu tidak ikut bersama mu?" tanya Piere memancing keributan.

Marvel terdiam tetap tenang, Matteo yang mengamati situasi yang sedikit di buat cemas.

"Gadis apa?" tanya Marvel.

"Gadis yang sudah kau jadikan istri keduamu" jawab Piere sembari tersenyum licik.

Marvel meletakkan sendok nya, saat ini semua mata tertuju padanya, termasuk Vivian juga memandangnya menunggu penjelasan.

"Anak-anak ada apa ini?" tanya Gilian menatap Marvel dan Piere bergantian.

"Dia terlalu banyak luntang Lantung pa jadi otaknya mulai tidak waras" kata Marvel.

Marvel tidak mungkin menceritakan soal pernikahannya dengan Bella di hadapan keluarga besar terlebih ada ayah mertuanya disana. Marvel tidak peduli jika Vivian tahu soal Bella ia juga pasti tidak akan keberatan toh sebentar lagi Marvel dan Vivian akan berpisah.

"Kalau papa tidak percaya padaku kenapa tidak papa lihat saja ke markas, wanita itu di sembunyikan kak Marvel disana. jika papa tahu asal usul wanita itu papa tidak akan percaya" Piere tersenyum menang mengejek Marvel yang menatapnya dengan geram.

jika tidak ingat Piere adalah adiknya, Marvel pasti sudah meraih senpi yang terselip di pinggangnya dan mengarahkannya ke bola mata Piere.