Seorang pemuda yang di tolak cintanya dengan kejam oleh seorang gadis cantik. Tiba tiba di datangi seorang gadis cantik dan merubah jalan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Di Mensi.
Bagian 8.
Amora mengangkat kubus yang ada di tangannya dan torsi cahaya bergerak.
Zzzztttt...
Zzzztttt....
Zzzztttt....
Di ikuti suara berdering dan tiba tiba tempat itu berubah.
Wang Lee tercengang, ia melihat kesekeliling gadis dan ruangan itu ternya asli sangat luas. Boleh di katakan bukan lagi sebuah ruangan, karena pemandangan yang terbentang di depan matanya.
Ada pepohonan dengan daunnya yang berwarna warni, sungai sungai dengan airnya yang sangat jernih.
Juga terdapat gunung gunung besar kecil di kejauhan, bebatuan yang bertebaran berwarna hijau, ungu, hitam dan banyak ragam warna dengan tekstur sebening kristal.
Namun Wang Lee tidak melihat adanya matahari, ia hanya melihat langit berwarna oranye dan beberapa makhluk berterbangan.
Wang Lee sangat takjub, ini seperti sebuah negeri fantasi. Bunga bunga bertebaran di banyak tempat, ada lapangan rumput yang sangat luas. Namun hamparan berwarna ungu lembut.
Dan yang paling menarik baginya adalah sebuah bangunan berbentuk menara dengan tiang seperti tiang listrik beton. Itu menyangga sebuah bangunan berbentuk bundar.
Dinding bundaran tersusun dari banyak jendela prisma dengan kaca kaca bening.
Lalu di tengah bundaran tersebut ada balkon yang di Pagari dengan teralis.
"Apa itu...?" Tanya Wang Lee.
"Istanaku!" Jawab Amora.
"Wang Lee merasa heran karena ia tidak melihat tangga sama sekali, lantas bagaimana caranya untuk naik ke istana tersebut?" Pikirnya dalam hati.
Tiba tiba dua buah plat logam muncul dalam dari lantai, plat itu berbentuk lingkaran dengan ukuran tidak terlalu besar. Plat tersebut melayang kearah mereka.
Amora melangkah dan naik keatas plat itu dan berkata kepada Wang Lee.
"Naiklah..!" Ujar Amora melihat kearah Wang Lee.
Wang Lee mengangguk, lalu dengan susah payang mengangkat sebelah kakinya, dengan usaha yang sangat keras akhirnya ia bisa naik keatas pelat tersebut.
Tiba tiba tubuhnya dan tubuh Amora terangkat keatas, mereka melayang naik keatas istana mirip menara tersebut.
Wang Lee melihat kebawah kakinya dan mengamati plat yang di injaknya. Tidak lama kemudian tubuh mereka masuk kesebuah pintu yang sangat besar.
Setelah mereka masuk, Wang Lee melihat sebuah ruangan yang sangat besar, mengamati lebih jauh.
Wang Lee melihat sebuah tempat tidur berbentuk bulat dan kasur empuk di atasnya, lalu ia melihat banyak perabot perabot yang sangat indah.
"Dengan siapa kamu tinggal disini?" Tanya Wang Lee ingin tahu.
"Sendiri..!" Jawab Amora.
"Maksudku, apakah ada orang lain di tempat ini?" Tanya Wang Lee lagi. Gadis ini agak irit bicara.
"Aku sendiri di tempat ini, ada yang lainnya tapi bukan manusia"
Amora menjelaskan, ia melangkah duduk di sebuah sofa dan duduk. Jalannya sangat elegan.
"Bukan manusia!" Wang Lee merinding.
"Binatang iblis dan hewan liar di dalam hutan tempat ini" Jawab Amora.
Mendengar kata hewan iblis, membuat bulu kuduk Wang Lee merinding. Ia membayangkan makhluk besar besar yang menyeramkan.
"Berapa lama saya tidak sadar diri" Amora bertanya mengalihkan topik.
Wang Lee mengingatkan dan berkata.
"Sekitar dua atau tiga hari, kamu tidak sadarkan" Jawabnya.
Amora memalingkan wajahnya melihat kearah rimbun pepohonan di kejauhan sana, sepertinya ia memikirkan banyak hal.
Wang Lee menangkap ada kesedihan di balik wajah murung itu.
"Saya terluka, butuh waktu lama untuk menyembuhkannya" Ujar Amora.
"Aku tidak melihat luka apapun di tubuhmu" Jawab Wang Lee. Ia tidak mengerti, karena tidak melihat luka apapun di tubuh Amora.
"Luka Spiritual, aku kehabisan energi Qi" Kata Amora.
"Kamu petarung?" Tanya Wang Lee sambil menatap lekat, Wang Lee hanya bertanya acak.
Namun Amora diam, dia hanya menatap wajah Wang Lee dengan bola mata birunya yang selembut salju.
"Ah...Gadis ini penuh misteri" Batin Wang Lee mendesah pelan.
Ia mencoba melangkah pelan, tetap kakinya masih terasa berat. tapi kali ini ia mulai bisa melangkah, walau pelan sekali.
"Apakah ini tidak bisa di perbaiki agar aku bisa berjalan bebas" Wang Lee bertanya dengan nada mengeluh.
"Tidak, kamu harus membiasakan dirimu, nanti setelah keluar dari istana ini. Kamu akan merasakan manfaatnya!" Ujar ora.
"Huh..Manfaat, ini tidak lebih dari penyiksaan" Gerutu Wang Lee dalam hatinya.
Amora berdiri dan melangkah kearah balkon pembatas, ia menatap kearah kejauhan.
Wang Lee berusaha dengan keras berjalan dan akhirnya sampai juga di samping Amora.
Tiba tiba ia teringat sesuatu, wajahnya menjadi pucat "Bagaimana aku kembali ke kamarku?"
Amora menoleh, kemudian melemparkan sebuah benda berbentuk kubus kecil.
"Tapp...." Wang Lee menangkapnya.
"sisi berwarna merah, kamu akan langsung di teleportasi ke tempatmu!" Kata Amora menjelaskan.
Dengan lega Wang Lee memandangi kubus itu, memang ada warna merah dan di setiap sisi ada warna yang berbeda. Lalu ada simbol simbol yang tidak Wang Lee ketahui.
"Sisi yang lain ini untuk apa?" Tanya Wang Lee pingin tahu.
"Untuk piringan mu naik kayak tadi, dan untuk beberapa hal hal lainnya"
"Ahh...Ini seperti sebuah remote kontrol" Gumam Wang Lee.
Mendekati Wang Lee, Amora menjelaskan kegunaannya. Setiap penjelasannya membuat Wang Lee sangat takjub.
"Bolehkah aku berkeliling?"
"Silakan saja...Aku juga ingin tidur, kondisi jiwaku belum jauh dari pulih, kamu boleh melakukan apa saja di sini!" Jawab Amora mengizinkan.
Wang Lee menatapnya, ia memang merlihat wajah cantik yang terlihat lelah dan pucat. Ia mungkin seharusnya membiarkan Amora istirahat terlebih dahulu.
Menekan tombol berwarna merah, tubuhnya langsung meluncur turun di bawah plat tersebut menuju kelantai istana.
Memandang keatas dan menghela nafas. Wang Lee menjadi agak senang. Paling Wang Lee punya teman sekarang, teman dari dunia lain.
Wang Lee telah bisa melangkah demi langkah, meskipun sangat lambat. Tapi, kemajuannya semakin bertambah cukup baik.
Iya berkeliling melihat hal hal yang sangat menarik, setelah beberapa lama. Wang Lee kembali kembali ke istana. Ia melihat Amora sedang tertidur di selingi energi cahaya aneh.
Merasa cukup lama di dalam ruang dimensi, Wang Lee memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Melayang di dalam portal teleportasi dan beberapa saat kemudian tubuhnya telah berada di dalam kamarnya. Pintu lorong teleportasi mengecil dan menghilang.
Wang Lee terkejut, ia merasa tubuhnya sangat ringan. Dengan gerakan gerakan acak ia mengayunkan tangannya dan kakinya.
"Wooow....Perasaan ini!" Seru Wang Lee.
Kemudian ia melompat dan dalam satu lompatan memiliki jarak yang cukup jauh. Lalu ia mencoba memukul menendang, apa yang berbeda?
Kecepatan gerakannya? Wang Lee mencoba melompat keatas, ternyata sangat tinggi.
Tiba tiba ia mencoba memikirkan sesuatu, tubuhnya berjumpa Lita di udara dan mendarat di lantai seperti petarung.
Satu lututnya menyentuh lantai dengan satu kaki di tekuk dan kedua tangannya terentang. Ia bergaya seperti seorang petarung pedang.
"Hahaha...Ini terasa luar biasa!" Pekik Wang Lee senang.
Bagian 9. Bersambung.
lah siapa tuh cewek dalam bayangan wong lee itu ya