NovelToon NovelToon
Gara-Gara COD Cek Dulu

Gara-Gara COD Cek Dulu

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:888
Nilai: 5
Nama Author: Basarili Kadin

Berawal dari pembelian paket COD cek dulu, Imel seorang guru honorer bertemu dengan kurir yang bernama Alva.
Setiap kali pesan, kurir yang mengantar paketnya selalu Alva bukan yang lain, hari demi hari berlalu Imel selalu kebingungan dalam mengambil langkah ditambah tetangga mulai berisik di telinga Imel karena seringnya pesan paket dan sang kurir yang selalu disuruh masuk dulu ke kosan karena permintaan Imel. Namun, tetangga menyangka lain.

Lalu bagaimana perjalanan kisah Imel dan Alva?
Berlanjut sampai dekat dan menikah atau hanya sebatas pelanggan dan pengantar?

Hi hi, ikuti aja kisahnya biar ga penasaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Basarili Kadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dijemput Gian

Part 8

"Pagi, Bu," sapanya senyum-senyum.

Astaga, ini anak sudah rapi, ganteng, di sekolah mirip psikopat tetapi di sini mirip pangeran baik hati, untuk apa dia ke sini?

"Kamu kenapa ke sini, Gian?" gertakku.

"Sengaja, jemput." Mulai dingin lagi jawabnya.

"Saya tidak minta kamu jemput," ujarku.

"Saya yang ingin."

"Ayolah, Gian. Jangan membuat saya takut, please." Mohonku padanya.

"Apanya yang salah? Saya tidak akan memakan ibu. Saya cuma ingin jemput, agar bisa berangkat bareng."

Aku diam menatapnya, menelisik ke setiap inci bola matanya. Aku ingin membaca isi pikirannya, tetapi ternyata aku tidak bisa. Namun, aku merasa dia memang tidak berbahaya, tetapi tingkahnya membuatku takut saja.

"Saya masih makan, kamu membuat saya buru-buru berangkat," ujarku.

"Santai, akan saya tunggu bu guru," ucapnya seraya membungkuk seperti memberi penghormatan kepada seorang raja atau pun ratu.

Aku menggelengkan kepala beranjak masuk untuk meneruskan makanku kembali. Aku pikir dia tidak ikut melihatku makan, tetapi ternyata diam-diam memperhatikan.

"Ibu, kok makannya nugget sama sosis?" tanyanya menatapku serius.

"Hanya ada ini, tidak ada yang lain. Ini lebih simpel," jawabku.

"Telur kan bisa."

"Gak keburu."

"Makanan jadi itu gak baik, ya sudah setiap pagi saya antar sayur sop ke sini."

Aku diam menatapnya, masa iya bakalan seperti itu. Tenang, aku tidak percaya untuk hal ini. Karena dia adalah laki-laki, spesies yang suka banyak bicara tanpa ditepati. Tidak semua tetapi kebanyakannya.

"Kenapa lihatin saya gitu?" tanyanya.

Dalam hati aku heran, kenapa bisa anak ini sampai di sini dan dia benar-benar datang ke sini untuk menjemput, sebenernya ada keperluan apa dan dia ini siapa bagiku?

"Saya cape-cape ngepel, terus kamu injak terasnya dengan sepatu kamu," ujarku mengalihkan perhatian.

"Oh maaf, bisa saya pel lagi nanti."

"Tidak usah."

"Ya sudah, lanjut saja makannya saya tunggu di motor."

Dia pun berjalan dan duduk di motornya, dia terus melihat ke arahku meski menatap melalui jendela kaca, tetapi dia terus memperhatikanku. Ngeri-ngeri sedap rasanya diperhatikan oleh bocil seperti ini.

***

Selesai makan, aku pun berdandan, mengecek tas takut ada yang tertinggal dan membereskan apa yang berserakan di lantai.

Aku sudah siap dan Gian masih menungguku di luar.

Aku dibuat kikuk olehnya, sepatu sudah kupakai dan pintu pun sudah ku kunci tetapi dia masih saja menatapku.

"Ayo naik," ajaknya seraya menghidupkan motor.

Serius, aku dijemput muridku sendiri yang bahkan aku di sini adalah guru baru, satu minggu pun belum.

Aku membalasnya dengan anggukkan, sedikit canggung ketika duduk di belakangnya, tetapi ada rasa heran dan penasaran juga.

Selama perjalanan, kita masih saja diam-diaman tanpa percakapan, hanya deru motor dan bisikan angin yang terdengar di telinga.

"Kamu sebenarnya siapa?" tanyaku mengawali percakapan.

Namun, tiba-tiba Gian memberhentikan motornya.

"Lah lah lah, kenapa berhenti?" tanyaku heran.

"Bu, masuk kelas berapa menit lagi?" Dia berbalik tanya.

"Sekitar 20 menitan lagi dan hanya beberapa meter lagi kita kan sampai, lalu kenapa berhenti?"

Dia menghela napas panjang kemudian dia turun dari motor membiarkan aku tetap duduk di motornya, tetapi aku pun malu jika duduk sendiri, aku bergerak untuk turun.

"Ibu, jangan turun. Tetaplah duduk," titahnya.

Aku pun mendengarkan perintah, lalu ia duduk di tepi dan menghadap ke arahku, posisi dia di bawahku.

"Waktu kita masih lama untuk masuk dan sekolah pun sudah dekat, tetapi ibu nanya siapa saya."

"Heem."

"Ibu mau tahu sekarang tentang saya?" tanyanya.

"Iya."

"Baiklah, tetapi hanya garis besarnya saja, selebihnya kita perlu waktu bicara berdua untuk ibu tahu detail siapa saya," ujarnya. Aku diam menyimak.

"Pertanyaan apa yang akan ibu ajukan pertama kali untuk saya?" Lanjutnya.

Tanpa basa-basi aku pun menjawabnya.

"Siapa kamu dan kenapa kamu melihat saya seperti aneh dan kenapa juga berani jemput saya tanpa diminta?" tanyaku berharap penjelasan.

"Maaf sebelumnya jika itu membuat ibu risih, alasannya karena ketika saya melihat ibu pertama kali kemarin, saya seperti melihat almarhum ibu saya ...."

Deg!

Tiba-tiba jantungku berpacu dengan cepat, sampai-sampai membuat terasa sakit. Bagaimana tidak, aku disamakan dengan orang yang sudah tidak ada.

"Stop, stop! Jangan dulu dilanjut!" titahku menyuruhnya berhenti karena aku merasa syok. Aku melihat nanar kerinduan dari balik matanya, tetapi aku juga kaget jika harus disamakan dengan orang yang sudah meninggal.

"Beri saya waktu dua menit untuk mendengarkan lagi," lanjutku.

"Ibu tidak apa-apa?" tanyanya khawatir.

"Tidak," ujarku sembari meletakan tangan di dada untuk menetralkan ritmenya dan aku kembali fokus juga tenang.

Aku melihat Gian nampak khawatir menatapku, tetapi dia tidak bertindak apa pun, dia hanya melihat seakan dia canggung untuk mendekat.

Setelah dirasa normal, aku pun menyuruh Gian untuk bercerita kembali, tetapi dia nampak enggan untuk melanjut melihat kondisiku yang tiba-tiba pucat pasi.

"Bu, sepertinya lain waktu saja saya jelaskan."

"Tidak, saya ingin dengar sekarang agar tidak penasaran."

"Heem."

"Ya sudah, lanjut!"

"Saya merasa melihat sosok ibu di diri ibu, meskipun saya tahu wajah ibu bahkan badan ibu pun tidak sama dengan almarhumah, tetapi ketika dunia memberikan hawa panas kepada saya, saya merasa sejuk tatkala saya melihat ibu yang ternyata guru baru di sini. Itulah alasan kenapa saya ingin selalu bersama ibu."

Waw, apakah dia rindu kepada mendiang ibunya sampai-sampai melihatku seperti ini.

"Tapi sikap saya mungkin tidak sama seperti ibu kamu," ujarku.

"Tapi aku merasa ibu punya hati yang tulus dan lemah lembut, mungkin di luar ibu kasar tetapi di dalam ibu lemah. Saya sudah bilang, saya bisa merasakan dan melihat apa yang tidak orang lain rasakan dan lihat."

Aku diam dan terus menyimak.

"Maaf jika saya lancang untuk berbicara hal ini ...."

Ucapannya membuatku kembali deg-degan, tetapi ia belum melanjutkan bicaranya.

"Jika saja takdir berpihak dan Tuhan pun mengizinkan, Saya menginginkan ibu untuk menjadi istri saya."

What, istri? Ya kali aku ditembak bocil ah, rutukku dalam hati.

"Jangan salah paham dulu, Bu. Itu hanya keinginan saya, ibu berhak bahagia dengan pilihan ibu, tetapi izinkan saya yang selalu mengawasi ibu," lanjutnya membuat diriku sedikit lega.

"Emh, begitu."

"Iya, maaf sebelumnya. Namun, saya berharap ibu tidak keberatan jika setiap hari saya jemput."

Waw, serasa diratukan.

"He he, tapi kamu belum menjawab siapa kamu."

"Aku manusia biasa, sama halnya seperti yang lain, tetapi umurku tidak sama dengan mereka yang sekelasku."

Apa? Gebrakan apa lagi ini dari Gian? Dia benar-benar membuat pagiku seperti dalam kotak puzzle.

Aku benar-benar dibuat kaget olehnya sampai mataku membulat menatapnya.

"Lalu, berapa umur kamu?"

1
Bonsai Boy
Jangan menunda-nunda lagi, ayo update next chapter sebelum aku mati penasaran! 😭
Hiro Takachiho
Gak sabar nih baca kelanjutannya, jangan lama-lama ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!