NovelToon NovelToon
Kirana Gadis Indigo

Kirana Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kirana, seorang siswi SMA dengan kemampuan indigo, hidup seperti remaja pada umumnya—suka cokelat panas, benci PR Matematika, dan punya dua sahabat konyol yang selalu ikut terlibat dalam urusannya: Nila si skeptis dan Diriya si penakut akut. Namun hidup Kirana tidak pernah benar-benar normal sejak kecil, karena ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arwah yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat sebuah arwah guru musik muncul di ruang seni, meminta bantuan agar suaranya didengar, Kirana terlibat dalam misi pertamanya: membantu roh yang terjebak. Namun kejadian itu hanyalah awal dari segalanya.

Setiap malam, Kirana menerima isyarat gaib. Tangga utara, lorong belakang, hingga ruang bawah tanah menyimpan misteri dan kisah tragis para arwah yang belum tenang. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya yang kadang justru menambah kekacauan, Kirana harus menyelesaikan satu demi satu teka-teki, bertemu roh baik dan jahat, bahkan melawan makhluk penjaga batas dunia yang menyeramkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

Malam harinya, mereka semua diam-diam berkumpul di ruang UKS. Kirana membawa buku catatan tua dari perpustakaan yang berhasil diselamatkan. Nila membawa lilin. Radith menyiapkan kamera polaroid.

“Kita mau ngapain?” tanya Jalu gugup.

“Memanggil yang ingin bicara,” jawab Kirana datar.

“Yang... yang mana?” Jalu makin panik.

“Yang selama ini terus bilang 'balikin'.” Kirana menyalakan lilin.

Mereka membentuk lingkaran, meletakkan foto hitam-putih di tengah.

“Kalau ada arwah yang ingin menyampaikan sesuatu, tolong tunjukkan lewat cahaya lilin,” ujar Kirana dengan suara dalam.

Sesaat ruangan hening. Tiba-tiba lilin mulai bergetar, apinya goyah, lalu mendadak padam.

Ruangan gelap gulita.

BRUK!

Seseorang jatuh. Disusul jeritan Nila.

“APA ITU?! ADA YANG MEGANG TANGANKU!!”

Cahaya dari kamera Radith memotret sesaat. Sekilas tampak bayangan hitam berdiri di belakang Kezia.

Semua berteriak, tapi tak bisa keluar karena pintu UKS terkunci sendiri.

“INI KAMU YANG DATANG?” teriak Kirana.

Tiba-tiba dari jendela muncul tangan berlumuran darah menggores kaca membentuk tulisan:

"MIRA... KORBAN... BUKAN PELAKU."

Semua terdiam. Diriya bergumam pelan, “Siapa Mira?”

Kirana menjawab dengan napas tercekat, “Itu nama salah satu siswi yang wajahnya dicoret di foto…”

Malam itu, mereka akhirnya berhasil keluar setelah pintu terbuka sendiri. Radith mengecek kamera dan hasil foto polaroid.

Tampak bayangan hitam dengan wajah setengah melepuh... berdiri di antara Kezia dan Diriya.

Jalu mencoba bercanda sambil gemetar, “Yaelah… cakepan tuyul di rumah nenek gue dari ini.”

“Jalu!” tegur Kezia, menahan tawa sambil tetap takut.

Meski ketakutan, sejenak mereka tertawa kecil di tengah horor itu. Meringankan beban dan ketegangan. Tapi semua kembali serius saat Radith membuka satu-satunya halaman lain dari buku tua itu yang selamat.

Ada coretan:

"Tiga teman tak bersalah. Tapi satu di antara mereka... menyimpan rahasia yang seharusnya dikubur."

Semua saling pandang.

“Tiga teman? Kita?” tanya Kezia.

“Tapi kita ada empat,” ujar Diriya.

Radith menatap Kirana dengan pucat begitu juga dengan Jalu

Kirana menatap semua temanya, “Aku rasa rahasia itu mungkin masih tersimpan… dan kita harus menemukannya sebelum arwah Mira mengamuk lebih parah.”

Di kejauhan, lonceng tua di menara sekolah berbunyi sendiri.

Padahal sudah jam sebelas malam.

Mereka semua langsung berlari keluar dari sana

Keesokan harinya

Hari Senin datang dengan mendung tipis menggantung di langit. Langkah-langkah murid SMA Pradipta, terdengar bergema di koridor yang basah sisa hujan semalam.

 Tapi Kirana merasa hari itu lebih sunyi dari biasanya, seperti ada suara yang hilang... atau mungkin terlalu banyak suara yang tak terdengar.

“Kirana,” panggil Kezia pelan, “Jalu dan Radit aneh deh hari ini. Dari tadi mereka diem aja. Bahkan nggak ketawa pas si Bima jatuh nyungsep di taman.”

Diriya mengangguk, menyusul sambil menatap ke arah dua anak laki-laki yang duduk di pojok kelas. Jalu menatap keluar jendela dengan mata kosong, sedangkan Radit sesekali mencoret-coret sesuatu di buku catatannya.

Nila menarik napas, “ sejak kita berhasil keluar dari UKS semalam mereka sudah aneh"

Kirana diam. Ia juga merasakan perubahan itu. Apalagi sejak mimpi-mimpi anehnya semakin jelas. Sosok tiga gadis berseragam SMA terus datang—Liana, Anindya, dan Mira. Kadang menangis. Kadang marah. Dan malam tadi... mereka bertiga menunjuk ke arah dua sosok laki-laki yang wajahnya mirip—Jalu dan Radit.

Saat istirahat, Kirana memutuskan untuk mengajak Jalu bicara empat mata.

“Kamu pernah kenal seseorang bernama Mira?” tanyanya tiba-tiba.

Jalu yang sedang meneguk air minum langsung terdiam. Tangannya gemetar sedikit.

“Kamu bicara a...Pa ?” tanya Jalu gugup

“Dia datang padaku,” ujar Kirana tenang. “Juga Liana dan Anindya.”

Radit yang mendekat langsung meraih lengan Jalu. “Kirana, jangan tanya lebih jauh... Ini bukan urusan kalian.”

“Tapi kalian sudah jadi bagian dari kelompok ini. Kalian lihat hantu itu juga, kan?” sahut Diriya sambil mendekat.

Radit menghela napas panjang. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya sebuah foto lusuh. Terlihat tiga gadis berdiri di depan toko antik, wajah mereka penuh senyum. Di belakang mereka, samar, tampak dua anak laki-laki. Satu mengenakan jaket hitam—wajahnya seperti Jalu. Satu lagi memegang kamera—seperti Radit.

“Itu kalian...” gumam Kezia.

“Bukan,” ujar Jalu akhirnya. “Merka ayah ayah kami, tapi mereka bukan pelaku... tapi mereka tahu siapa dalangnya. Dan sekarang... mereka semua datang menuntut kebenaran.”

"Sayangnya ayah kami sudah meninggal, tapi sebelum meninggal mereka memberi tau sesuatu pada kami dan kebetulan ayah kami adalah sahabat dan kami di beri tau" jelas Radith putus asa

Mereka semua terdiam karena shock

Malam harinya, Kirana bermimpi lagi. Kali ini ketiganya, Mira, Liana, dan Anindya. Berdiri mengelilingi pohon beringin tua di belakang sekolah. Mereka tidak menangis.

“Ayah Jalu... tahu siapa yang menyebabkan kami terjebak,” bisik Mira. “Dia bukan pelaku, tapi dia menyaksikan semuanya.”

“Katakan pada semua orang,” desis Liana. “Toko itu bukan sekadar tempat menyimpan barang... Tapi menyimpan jiwa kami.”

Pagi harinya, Kirana dan sahabat-sahabatnya mendatangi kembali toko antik itu. Jalu dan Radit ikut, walau terlihat gelisah dan pucat

“Kalau kita mau mengakhiri semua ini,” ujar Kirana,

“kita harus tahu... siapa yang memulai.” lanjut Kirana

Angin pagi itu berembus dingin dari jendela toko antik yang perlahan mereka buka. Matahari nyaris tak sanggup menembus debu yang menggantung di udara. Semua diam sesaat, seolah tempat itu baru saja menghembuskan napas panjang setelah lama tertidur.

Dan di saat itulah, di antara debu dan rak-rak tua, mereka menemukan buku harian berwarna biru dengan nama: Pak Wibowo guru lama mereka yang sudah pensiun... dan pernah menjadi kepala toko antik itu sebelum menjadi guru sejarah di sekolah.

Bersambung

1
Husein
kereeennnn 👍👍
Tiara Bella
wow author kesana kemari bawa cerita seru....semangat ya
MARQUES
cerita sangat bagus kalau bs lanjutkan terus pertualangan Kirana tanpa ada cinta cintaan thor biar cerita ny makin menarik trus untuk di baca sekian saran saya thor 🙏😄
Cindy
lanjut kak
mustika ikha
penasaran thor kelanjutannya, /Determined//Determined//Determined//Determined/
Tiara Bella
takut bacanya tp penasaran hehehhee.....
Tiara Bella
berasa lg nnton sinetron sh....
Wulan Sari
ayo lanjut lagi anak indigo mengatasi apa lagi semangat 💪 Thor 👍
Wulan Sari
critanya menarik membuat kadang terbayang sendiri gimana kalau kenyataan🙂
semangat Thor berkarya itu tidak mudah salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️🙂🙏
Tiara Bella
jantung Aman pemirsah.....wkwkwkkww
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
RA
ceritanya seru, lanjutttt dan semangat
RA
semangat
Sribundanya Gifran
lanjut
mustika ikha
berasa ikut ke dalam cerita dengan cerita yg menakutkan diikuti suara musik horor atau gamelan yg mistis, thor ceritanya menakutkan tapi membuat penasaran, jd lanjutkan/Joyful/
Wulan Sari
semangat Kirana kamu pasti bisa menyesuaikan semua keseimbangan dunia ayoooo, ....
lanjutkan Thor semangat 💪 salam sehat selalu 👍❤️🙂🙏
Wulan Sari
seru lanjutkan Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!