NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Brutus, pertahanan tanpa celah

{Pangeran Sekya, bagaimana rasanya melihat Eliana bersama Dion? Apakah dia sudah tidak semurni dulu? Atau kau hanya akan menerima sisa dari Pangeran Dion? Bagaimana menurutmu, Pangeran?}

Suara sistem itu terdengar dingin, menusuk langsung ke benak Pangeran Sekya, mengabaikan gejolak emosi yang mungkin dirasakan sang pangeran.

Pangeran Sekya hanya membalas dengan santai, seolah kata-kata sistem itu hanyalah angin lalu yang tak berarti.

"Selama Eliana masih hidup, itu sudah cukup bagiku," ucapnya dalam hati, suaranya tenang dan penuh keyakinan.

"Kau harus tahu, Sistem, manusia itu memiliki emosi dan perasaan. Dia bukanlah barang yang bisa ada kata 'bekas pakai' atau 'tidak murni'. Aku sama sekali tidak peduli dengan hal semacam itu. Yang terpenting bagiku adalah keselamatannya, karena itulah aku menyuruhnya untuk mengorbankan apa pun, asalkan dia tetap hidup dan kembali kepadaku."

Setelah percakapan batinnya dengan sistem usai, Pangeran Sekya menghela napas panjang, menguatkan tekadnya. Ia tahu, tidak ada waktu untuk berlarut dalam kesedihan atau keraguan. Dengan busur panah otomatis yang kini ada di tangannya, ia memiliki kekuatan baru, sebuah harapan untuk mengubah segalanya.

Tanpa membuang waktu sedikit pun, Pangeran Sekya segera mengganti pakaiannya dengan jubah lusuh berwarna gelap, lengkap dengan tudung yang menutupi sebagian wajahnya. Ia menyembunyikan busur panah barunya di balik jubah, memastikan tidak ada yang melihatnya.

Langkahnya mantap dan penuh tujuan, ia kembali menyusuri jalan-jalan kota yang ramai, berbaur dengan kerumunan warga biasa, menuju "Guild Bayaran" yang kumuh, tempat ia akan kembali menjadi Saron, prajurit bayaran yang tak tertandingi.

Begitu tiba di guild, Saron langsung menghampiri meja kepala guild yang sedang sibuk dengan tumpukan dokumen. Kepala guild mendongak, menatap Saron dengan senyum tipis, mengakui reputasi baru yang telah dibangun prajurit bayaran itu.

"Kepala Guild," kata Saron, suaranya serak dan berat, "aku ingin bertanya. Siapa saja orang-orang yang paling kuat dan bisa diandalkan di guild ini? Aku berencana untuk membentuk sebuah organisasi kecil, dan aku butuh orang-orang terbaik untuk itu."

Kepala guild itu menyeringai, menopang dagunya dengan tangan kekar.

"Orang-orang kuat, ya?" tanyanya. "Ada beberapa nama yang patut kau perhitungkan. Pertama, ada Lyra, seorang wanita cantik yang dikenal sebagai pembunuh bayaran paling mematikan. Setiap misi pembunuhan yang ia ambil selalu berakhir sukses, tanpa cela sedikit pun."

"Lalu, ada juga Brutus, seorang pria kekar dengan tameng yang sangat kuat. Tamengnya itu konon takkan pernah hancur, bahkan oleh serangan terkuat sekalipun."

"Untuk Brutus," lanjut kepala guild, suaranya kini lebih serius, "kau bisa menemuinya di turnamen bawah tanah. Dia selalu bertarung di sana setiap malam. Pergilah ke tempat yang akan kuberitahu nanti. Ingat, Brutus tidak akan tunduk pada kata-kata, dia hanya akan tunduk pada kekuatan yang nyata. Jika kau ingin dia bergabung dengan organisasimu, kau harus mengalahkannya dalam pertarungan."

Malam harinya, Pangeran Sekya, yang kini menyamar sebagai Saron, melangkahkan kakinya menuju tempat yang telah diberitahukan oleh kepala guild. Ia menyusuri lorong-lorong sempit dan gelap, melewati kerumunan orang yang tampak mencurigakan, hingga akhirnya tiba di sebuah pintu besi besar yang tersembunyi di balik bangunan kumuh. Suara sorakan riuh dan dentingan baja yang saling beradu terdengar jelas dari dalam, pertanda bahwa turnamen bawah tanah sudah dimulai.

Saron melangkah masuk ke arena yang dipenuhi penonton yang berteriak histeris, asap rokok mengepul tebal, dan aroma keringat yang menyengat. Di tengah arena, Brutus berdiri kokoh, tamengnya yang tak terhancurkan memantulkan cahaya obor. Ia bertarung dengan brutal, setiap pukulannya menghantam lawan dengan kekuatan luar biasa, menjatuhkan mereka satu per satu tanpa ampun. Sorakan penonton semakin membahana setiap kali Brutus melumpuhkan lawannya, menegaskan posisinya sebagai juara tak terbantahkan. Saron mengamati setiap gerakan Brutus, menganalisis kekuatan dan kelemahannya, lalu dengan senyum tipis yang penuh tekad, ia melangkah menuju meja pendaftaran, siap untuk menantang Brutus di malam selanjutnya.

Setelah mendaftar untuk turnamen, Saron segera berbalik dan meninggalkan arena yang bising itu. Ia kembali menyusuri jalanan kota yang gelap dan sepi, melangkah cepat menuju gua persembunyiannya di hutan. Di sana, ia bisa beristirahat dan mempersiapkan diri sepenuhnya untuk pertarungan penting esok malam. Dalam benaknya, ia sudah menyusun strategi untuk menghadapi Brutus, sang juara tak terkalahkan, yakin bahwa kekuatannya akan cukup untuk menaklukkan pria kekar itu dan membuatnya tunduk.

Di dalam guild, kepala guild menghampiri Brutus yang baru saja menyelesaikan pertarungan terakhirnya, wajahnya masih memancarkan kebanggaan atas kemenangan telak yang diraih.

"Brutus," kata kepala guild, suaranya tenang, "ada seseorang yang mencarimu."

Brutus mendengus, membersihkan darah dari tamengnya. "Orang lain lagi? Mereka semua sama saja, hanya ingin menguji kekuatan. Aku tidak peduli siapa dia."

"Mungkin kau harus peduli kali ini," balas kepala guild, senyum tipis terukir di bibirnya. "Dia mungkin memiliki masa depan yang cerah, Brutus, jika kau mau mengikutinya."

Brutus tertawa keras, tawa yang menggema di seluruh ruangan.

"Kepala Guild, kau seharusnya tahu, kan?" tanyanya, menatap kepala guild dengan tatapan menantang. "Aku hanya akan mengikuti orang yang kuat. Sejauh ini, hanya kau yang pernah mengalahkanku dengan sangat telak."

Kepala guild itu tersenyum, sebuah senyuman penuh misteri. "Kau akan mengerti setelah bertemu dengannya, Brutus."

Malam berikutnya, arena turnamen bawah tanah kembali dipenuhi sorakan riuh penonton yang haus hiburan. Di tengah arena, Saron berdiri berhadapan dengan seorang petarung bertubuh besar yang memegang pedang raksasa. Pertarungan dimulai dengan cepat, pedang besar itu berkelebat di udara, menciptakan angin kencang yang menusuk.

Namun, Saron bergerak dengan kecepatan yang luar biasa, menghindari setiap tebasan dengan mudah. Ia melancarkan serangan presisi yang tak terduga, menembus pertahanan lawan dan melumpuhkannya dalam sekejap mata.

Sorakan penonton membahana, terkejut melihat kemenangan telak yang diraih Saron, menegaskan bahwa ada kekuatan baru yang muncul di arena bawah tanah itu. Brutus, yang menyaksikan dari sudut arena, terkejut bukan kepalang. Matanya membelalak lebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan.

Saron, sang pendatang baru, mengalahkan lawan tangguh itu hanya dengan tangan kosong, tanpa senjata apa pun. Sebuah senyum tipis, penuh rasa ingin tahu, mulai terukir di bibir Brutus, menyadari bahwa Saron bukanlah petarung biasa.

Hari-hari berikutnya, Saron dan Brutus terus melaju di turnamen, mengalahkan setiap lawan dengan mudah. Saron menunjukkan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi, sementara Brutus membuktikan kekuatannya yang brutal dan tamengnya yang tak terhancurkan.

Setiap pertarungan mereka adalah tontonan yang memukau, membuat penonton berteriak histeris dan bertaruh besar. Akhirnya, setelah serangkaian pertarungan sengit yang menguras tenaga, keduanya berhasil mencapai babak final. Malam ini, di tengah sorotan lampu obor dan teriakan penonton yang memekakkan telinga, babak penentuan akan dimulai, menentukan siapa yang akan menjadi juara tak terbantahkan di turnamen bawah tanah ini.

Sorakan penonton semakin memekakkan telinga saat Saron dan Brutus melangkah ke tengah arena. Aura ketegangan menyelimuti setiap sudut ruangan, seolah semua orang menahan napas, menantikan pertarungan yang akan mengubah sejarah turnamen ini. Brutus berdiri kokoh, tameng besarnya terangkat tinggi, siap menghadapi apa pun. Saron, dengan tatapan tajam dan penuh tekad, perlahan menarik pedang dari balik jubahnya. Bilah pedang itu berkilauan di bawah cahaya obor, memantulkan bayangan yang menari-nari, sebuah pemandangan yang membuat para penonton terkesiap, menyadari bahwa Saron akan bertarung dengan serius kali ini.

Pertarungan dimulai. Brutus menyerbu dengan raungan keras, tamengnya di depan, mencoba menghancurkan Saron dengan kekuatan mentah. Saron bergerak bagai kilat, menghindari setiap serangan Brutus dengan mudah. Pedangnya berkelebat cepat, melancarkan tebasan presisi yang mengincar celah-celah kecil di balik tameng kokoh Brutus. Setiap kali pedang Saron mengenai tameng, dentingan keras menggema, membuat penonton menahan napas.

"Kau cepat, Saron!" teriak Brutus, napasnya memburu, "Tapi tamengku takkan pernah hancur!"

Saron hanya tersenyum tipis, terus menekan Brutus, memaksanya bergerak mundur. "Tamengmu memang kuat, Brutus," balas Saron, suaranya tenang namun penuh dominasi, "tapi seberapa lama kau bisa menahan seranganku? Kekuatan tanpa kelincahan hanyalah beban."

Brutus menggeram, mencoba melancarkan serangan balasan, namun Saron selalu selangkah lebih maju, menguasai ritme pertarungan, membuat Brutus terdesak dan kelelahan. Ini adalah pertarungan berat sebelah, di mana Saron mendominasi setiap detik, menunjukkan bahwa kekuatannya jauh melampaui reputasi Brutus yang tak terkalahkan.

Tiba-tiba, Saron melancarkan tebasan terakhir, sebuah serangan pamungkas yang diiringi kilatan cahaya pedang. Tebasan itu menghantam tameng Brutus dengan kekuatan yang luar biasa. Suara retakan keras memecah keheningan arena, dan tameng yang selama ini menjadi kebanggaan Brutus, kini hancur berkeping-keping.

Brutus terhuyung mundur, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Saron tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia mengarahkan pedangnya ke leher Brutus, mengakhiri pertarungan dengan kemenangan telak, membuat Brutus membeku di tempatnya, mengakui kekalahan yang tak terhindarkan.

1
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!