NovelToon NovelToon
Tajamnya Lidah Mertua

Tajamnya Lidah Mertua

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam
Popularitas:90.5k
Nilai: 5
Nama Author: citra priskilai

Liana menantu dikeluarga yang cukup berada tapi dia dipandang rendah oleh mertuanya sendiri. Mahendra suaminya hanya bisa tunduk pada ibunya, Liana dianggap saingan bukan anak menantu..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon citra priskilai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hujan deras yang membagongkan

Sore itu sampai pukul tujuh malam Mahendra belum pulang dari kerjaan nya. Ibu Hindun sudah mondar mandir dari ruang tamu ke dapur menunggu Mahendra. Wajahnya sangat cemas menunggu kedatangan putranya. Liana pun juga kuatir dengan situasi belum pulangnya Mahendra ke rumah. Tapi Liana berfikir positif tentang dalam pikirannya.

"Mungkin mas Mahendra berteduh di suatu tempat"

''Kalau masih dalam perjalanan pulang ke desa ini"

"Pasti nggak bakalan kehujanan karena naik truk"

Guman Liana pada dirinya sendiri.

Tampak Dion masih mengerjakan tugas dari sekolahnya, dan belum selesai. Liana masih melipat baju yang kering tadi siang, terlihat bapak mertua duduk santai sambil ngopi dan menghisap rokoknya.

Tapi tidak dengan ibu Hindun wajahnya cemas, sesekali dia berbicara

"Kok Mahendra belum pulang ya"

"Sudah jam segini"

"Diluar sana hujan lebat sekali"

"Kalau kenapa napa gimana"

ketus ibu Hindun pada suaminya sendiri.

Pak Suparman pun, mulai geram dengan ocehan ocehan ibu Hindun. Dan meninggalkan ibu Hindun sendirian di ruang tamu yang berbicara tanpa jelas.

Dion sudah selesai mengerjakan tugasnya dan mengajak Liana tidur. Memang sudah jam delapan malam waktunya Dion untuk tidur. Tapi Liana berdoa terus dalam hati untuk keselamatan Mahendra suaminya.

Setelah Dion tidur Liana hendak merapikan peralatan sekolah milik Dion, tak disangka sangka ibu Hindun berbicara dengan bapak Suparman mengenai Mahendra yang bekerja.

"Pak, emang tu si Liana tak tahu diri"

"Masak suami disuruh kerja melulu"

"Liat pak sudah jam berapa"

"Mahendra anak kita belum pulang"

"Lagi hujan deras kayak gini lagi"

"Punya istri kok bisanya nyuruh suami kerja terus"

"Toh meski gak kerja juga makan setiap hari"

"Dari hasil ladang sawah kita"

"termasuk Liana tu yang enak numpang di rumah kita dan makan gratis"

Cerocos ibu Hindun.

Bapak mertua pun hanya diam dan menghisap rokok nya lagi dengan tenang.

Tapi karena bapak Suparman tidak menjawab ibu Hindun, lagi dia berkata begitu kerasnya sampai menusuk hati terdalam Liana.

"Emang hasil toko dapat apa coba"

"Wong hasil toko kayak tai anjing aja"

"Kalau bukan hasil sawah ladang kita"

"Mana ada Liana dan anaknya itu bisa makan tiap hari"

"Kok nyuruh nyuruh Mahendra kerja"

"Liana itu yang ada di otaknya pokoknya hanya duit melulu"

Ibu Hindun tidak bisa berhenti berbicara, Liana yang mendengar dari dalam kamar mencoba tidak untuk menangis. Tapi hati dan jiwa Liana terlalu sakit sampai Liana menangis pun tidak bisa mengeluarkan suara isakan tangis.

Liana menangis dalam dalam, benak Liana berfikir terhadap ibu mertuanya ibu Hindun sebegitu rendahkah aku di hadapanmu. Sampai sampai pengorbananku selama ini tak ada gunanya bagimu. Ibu Hindun tidak pernah tahu bahwa yang menghidupi keluarganya selama ini adalah Liana.

Lian tidak bisa tidur, memang bangunan toko itu milik Mahendra dan keluarganya. Tanah yang digunakan untuk membangun pun Liana tahu betul itu juga milik keluarga Mahendra.

Tapi Liana bukanlah orang yang serakah, setiap ditanya orang sekitar desa. Liana selalu bilang

"Itu bukan toko saya, tapi itu toko mas Mahendra"

Bahkan rumah yang ditinggalinya dengan mahendra memang sudah bersertifikat atas nama Mahendra, tapi Lian tak pernah mau mengatakan bahwa itu adalah rumahnya.

"Itu bukan rumah saya, tapi itu rumah mas Mahendra"

Liana selalu berfikir seperti itu dan tidak akan pernah berani untuk mengakui apa yang dimiliki suaminya.

Liana mulai membuka akun deposito miliknya di smart phonenya. Dan dilihatnya depositonya selama enam tahun ini sudah mencapai lebih dari tiga ratus juta.

Lian tersenyum dan melihat ke arah Dion.

"Nak sebentar lagi kita akan pindah dari rumah ini setelah ibu mengumpulkan uang deposito kalau jumlahnya sudah mencapai lima ratus juta"

Liana pun mencium kening anaknya berulang kali dan memikirkan bisnis apa yang akan digelutinya setelah keluar dari rumah ini.

1
Syafira Putri
sampai lupa cerita ny..saking g pernah up lagi
Dina Wan
tanda bacanya harus di perhatikan ya, harus di bedakan antara pernyataan sama pertanyaan..
Dina Wan
ceritanya kok di puter2?
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Sri Wahyuni: terima kasih kk
total 1 replies
Rosana Dilkhakhi
bagus ceritanya
Sri Wahyuni: terima kasih kk
total 1 replies
Surat Gogox
ngerawat orang trok harus longgar sabarnya sedangkan yng sakit orangnya dulunya gak ada itu kasih sayang sekarang di abaikan aja tu Bu hindun
Tiana
baca judulnya aja udah ngenes
Sri Wahyuni: hehehe...
total 1 replies
SUKARDI HULU
jangan lupa mampir y kk
AZ & AR
telat amat Pak Suparman. dr dulu dong sadarnya.. ya syukur deh akhirnya sadar..
Gabriella Rhina
bagus aq suka bacanya tp ada beberapa kata2 yg diulang dan kadang tidak nyambung klo dibaca dalam kalimat..tp tetep semangat berkarya ya..next pasti lebih bagus lg karyamu..semangat 💪
Sri Wahyuni: makasih kk, masih tahap belajar harap dimaklumi
total 1 replies
Bethmory
hai thor ceritanya cukup bikin penasaran,kapan mau dilanjut 😁
Sri Wahyuni: harap bersabar ya...
total 1 replies
ephaa
Salam kenal Kak, aku udah mampir di karya Kakak nih. Bantu like dan dukung karyaku yaitu Beautiful Heart
Terimakasih
Sri Wahyuni: salam kenal juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!