NovelToon NovelToon
TERJERAT BERONDONG LIAR

TERJERAT BERONDONG LIAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Saling selingkuh
Popularitas:27.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Lima belas tahun menikah, Ghea memergoki suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya. Lebih menyakitkan lagi, di belakangnya sang suami menyebutnya sebagai wanita mandul dan tak becus melayani suami. Hatinya hancur tak bersisa.

Dalam badai emosi, Ghea pergi ke klub malam dan bertemu Leon—pria muda, tampan, dan penuh pesona. Dalam keputusasaan, ia membuat kesepakatan gila: satu miliar rupiah jika Leon bisa menghamilinya. Tapi saat mereka sampai di hotel, Ghea tersadar—ia hampir melakukan hal yang sama bejatnya dengan suaminya.

Ia ingin membatalkan semuanya. Namun Leon menolak. Baginya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Sejak saat itu, Leon terus mengejar Ghea, menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit dan penuh gejolak.

Antara dendam, godaan, dan rasa bersalah, Ghea terjebak. Dan yang paling menakutkan bukanlah skandal yang mengintainya, melainkan perasaannya sendiri pada sang berondong liar.

Mampukah Ghea lepas dari berondong liar yang tak hanya mengusik tubuhnya, tapi juga hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Pengkhianat Logika

Leon.

Lagi-lagi, pria itu duduk santai di atas ranjangnya, bersandar santai di kepala ranjang dengan satu kaki menekuk dan ponsel di tangan. Tak berbaju. Hanya celana boxer yang melekat pas di tubuhnya.

Tubuhnya yang ramping berotot, dada bidang, dan kulitnya yang kecokelatan nyaris berkilau di bawah cahaya temaram lampu kamar. Setiap garis tubuh pria itu seperti diukir dari obsesi yang tak bisa Ghea redam.

Leon mengangkat wajah, menatapnya dengan senyum miring.

“Good night, Honey,” sapanya, suaranya berat, malas-malasan, tapi penuh daya rusak.

Seolah ia tahu, ia tak perlu berdiri untuk membuat Ghea goyah. Ia hanya perlu… ada.

Ghea merapatkan handuk di tubuhnya.

“Leon, kamu…”

Suara Ghea goyah, bukan karena marah. Tapi karena tahu… dirinya lemah jika menyangkut pria ini.

“Aku? Menunggu bidadari yang baru pulang dari neraka bernama bisnis.”

Matanya menatap Ghea, perlahan menelusuri dari atas ke bawah tanpa malu-malu.

“Kelihatan lelah, tapi tetap menggoda.”

“Keluar,” ucap Ghea cepat, terlalu gugup untuk menyusun kalimat lebih panjang.

Leon meletakkan ponsel, lalu bangkit dari tempat tidur dengan gerakan pelan namun pasti. Ia berjalan mendekat, langkahnya santai seperti pemilik kamar itu. Ia berhenti tepat di depan Ghea, membuat wanita itu harus menengadah.

“Terlalu malam untuk pulang dan terlalu cantik untuk dibiarkan sendiri…” bisiknya, mengangkat tangan, mengusap ujung rambut Ghea yang basah, lalu menyelipkannya ke belakang telinga wanita itu.

“…dan terlalu menggoda untuk aku diam saja, Honey.”

Ghea menahan napas.

Aroma tubuhnya. Sorot matanya. Suaranya.

Sialan. Pria ini tahu persis caranya menghancurkan pertahanan seseorang.

“Leon, aku capek…”

“Tepat. Makanya biarkan aku yang menenangkanmu malam ini.”

Ia mengusap pipi Ghea dengan punggung jarinya. Lembut. Penuh kendali. Tapi Ghea bisa merasakan energi di balik itu—seperti api yang sedang menunggu bahan bakar untuk meledak.

“Kau tak boleh masuk seenaknya ke kamarku,” desis Ghea, berusaha tegas.

Leon tersenyum tipis. “Sayangnya, kau sudah membuka pintu terlalu lebar… sejak lama.”

Dan sebelum Ghea bisa membalas, Leon mencium dahinya pelan—singkat, lembut, tapi penuh peringatan.

“Aku akan menunggu di tempat tidurmu,” gumamnya, lalu kembali duduk di ranjang, mengambil ponselnya seolah tak terjadi apa-apa.

“Tapi jika kau tak datang dalam lima menit…”

Ia menatap Ghea, matanya menyala liar.

“…aku yang akan menjemputmu, dengan atau tanpa handuk itu.”

Ghea berdiri membeku.

Handuk masih membungkus tubuhnya dan tetesan air masih menuruni lehernya. Lututnya kaku, bukan karena suhu udara yang turun… tapi karena pria itu. Pria yang kini duduk santai di tempat tidur, menatapnya seakan ia memang pantas ada di sana. Di kamarnya. Dalam hidupnya.

Ghea menatap Leon. Lelaki itu tampak tenang. Terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja mengucapkan ancaman paling menggoda yang pernah ia dengar.

Tapi Ghea tahu, itu bukan ancaman kosong.

Leon adalah badai. Jika dia datang, tak ada yang bisa ia sembunyikan. Tak tubuhnya, tak hatinya, tak rahasianya.

Ghea menelan ludah. Sial. Pria itu tahu persis cara mematahkan pertahanan.

Matanya masih tertuju pada Leon. Pada dada bidang itu. Pada kulit yang seolah menyimpan panas tak berkesudahan. Pada tatapan matanya yang……meski hanya sepekat malam, tetap mampu membakar hingga ke dasar jiwa.

Ia membalik badan cepat-cepat, melangkah ke lemari dengan napas memburu.

“Tenang, Ghea. Dia cuma godaan lewat,” gumamnya sendiri, membuka lemari dengan tangan gemetar.

Tapi suaranya…

Langkahnya…

Hening.

Hening yang aneh.

Saat ia menoleh ke arah tempat tidur, Leon sudah tidak di sana.

Ghea membalikkan badan. Dan—

Brak.

Pintu lemari tiba-tiba tertutup, tubuh Leon sudah berdiri tepat di belakangnya, menutup ruang antara tubuh mereka, seperti bayangan gelap yang hangat dan mengancam.

“Aku tunggu lima menit. Tapi kamu diam saja seperti patung, Honey,” gumamnya pelan.

Napasnya menyentuh tengkuk Ghea. Hangat. Dalam.

“Aku… belum selesai berpikir,” bisik Ghea, nyaris tanpa suara.

Leon mendekatkan mulutnya ke telinga Ghea.

“Kau bisa berpikir sambil kugendong ke tempat tidur.”

Ghea membeku.

Tapi tubuhnya—pengkhianat itu—bergetar. Bukan karena takut, tapi karena… terlalu ingin tahu. Terlalu ingin merasakan lagi sensasi terbakar yang hanya muncul saat pria ini menyentuhnya.

“Kau tak boleh seenaknya…”

Leon tersenyum, lalu mencium pundak Ghea yang masih basah air.

“Aku tidak seenaknya, Honey. Aku… dipanggil oleh rindumu.”

Deg.

Kepala Ghea menunduk, menatap dadanya sendiri. Ia tahu ia harus menjauh. Ia tahu harus mendorong Leon. Ia tahu ini salah. Tapi…

…ia juga tahu bahwa ia tidak kuat.

Bahkan berdiri saja, rasanya hampir limbung.

Leon perlahan meraih tangannya. Menggenggamnya lembut.

“Biar aku yang berpikir malam ini. Kau cukup diam di sisiku, Honey.”

Dan ia pun menarik Ghea pelan. Membimbing wanita itu kembali ke arah ranjang, ke dunia yang penuh hasrat yang belum selesai. Bukan paksaan. Tapi bujukan paling menggoda dari pria yang tahu cara membuat wanita kehilangan logika.

Tanpa perlawanan, tubuh Ghea terbaring di atas ranjang. Jantungnya berdetak seperti palu godam, menghantam dinding dadanya yang terasa sempit. Seluruh tubuhnya membeku dalam kebisuan yang mencekam, sementara napasnya tercekat ketika Leon menunduk, mengurungnya.

Tubuhnya hanya dibalut handuk, dan tubuh pria itu… hanya tertutup boxer tipis yang nyaris tak mampu menyembunyikan intensitas yang terpahat dari setiap garis tubuhnya.

Mata mereka bertemu. Dan di balik tatapan itu, Ghea melihat segalanya—hasrat, luka, ketakutan, dan keinginan yang membakar batas kewarasan.

“Aku kesulitan menahan diri,” desis Leon pelan, suaranya berat dan penuh gejolak. Ia menunduk sedikit, napasnya membelai wajah Ghea. “Dan kau… butuh kehangatan.”

Tangannya menyentuh sisi tubuh Ghea. Hangat. Menyelusup, menuntut, tapi masih memberi ruang.

“Bagaimana kalau malam ini,” bisiknya dekat, “kita habiskan waktu… bersama?”

Ghea menggigit bibir. Tubuhnya bergetar. Terlalu dekat. Terlalu menggoda. Terlalu… benar di tengah semua yang salah.

Tangan Leon naik perlahan, menyentuh ujung handuk yang membalut tubuh Ghea. Sentuhan itu lembut, tapi seperti percikan api yang menyambar bensin.

Dan saat Leon hendak menariknya—

“Tidak!” Ghea menepis tangan pria itu cepat, suaranya serak dan panik. “Jangan, Leon. Ini salah. Ini dosa.”

Seketika dunia berhenti bergerak.

Leon mematung. Napasnya memburu. Matanya menatap Ghea—dalam, lekat, seakan berusaha membaca isi hatinya.

Kemudian ia menarik diri sedikit. Masih dekat. Masih menyimpan panas. Tapi tak memaksa.

“Kalau itu yang kau mau…” gumamnya, meski sorot matanya tak mereda. “Aku akan berhenti.”

Ia menyentuhkan keningnya ke kening Ghea. Dahi mereka menyatu. Napas mereka menyatu. Tapi tidak tubuh mereka.

Bukan malam ini.

Bukan sekarang.

“Aku bisa menunggu,” bisiknya. “Tapi jangan pernah ragukan bahwa aku… menginginkanmu sepenuhnya.”

Dan dengan satu kecupan lembut di keningnya, Leon menarik diri, membiarkan jarak tercipta di antara mereka. Tapi udara tetap panas. Ketegangan tetap menyelimuti ruangan. Dan hati Ghea masih gemetar, diliputi rasa yang tak mampu ia definisikan.

Tubuhnya masih terbaring di atas ranjang, hanya diselimuti handuk yang terasa semakin tipis di bawah sorotan mata Leon. Udara terasa panas meski pendingin ruangan menyala. Tubuhnya gemetar—antara gugup dan... harapan yang bahkan tak mau ia akui.

Leon tidak berkata apa-apa.

Ia hanya menatap. Dalam. Diam. Seolah sedang memerangi sesuatu di dalam dirinya sendiri.

Lalu pria itu bergerak. Mendekat.

Satu tangan mengulur perlahan ke pinggang Ghea. Lembut tapi tegas. Mengajak, bukan memaksa. Dan sebelum Ghea sempat memprotes, ia sudah berada dalam pelukannya.

Hangat. Padat. Tak terelakkan.

Leon menarik tubuhnya mendekat, membiarkannya bersandar di dada telanjangnya yang hangat dan kokoh. Jantung Ghea berdetak tak beraturan, dan semakin terasa jelas ketika dada Leon menekan tubuhnya dari belakang.

Ia bisa merasakannya—tubuh pria itu tegang, kaku, dan panas seperti bara yang tertahan.

Ghea menahan napas.

Ia tahu.

Ia tahu betul Leon sedang berjuang keras untuk tidak kehilangan kendali. Jemari pria itu mencengkeram pinggangnya terlalu lama sebelum akhirnya melonggar perlahan. Napasnya berat, membentur tengkuk Ghea. Ritmenya tidak teratur.

Dan itu membuat tubuh Ghea makin sulit dikendalikan.

Ia mencoba menjauh, tapi lengan Leon menguat—memeluknya lebih erat, seolah berkata jangan pergi. Seolah... ia akan hancur jika Ghea menghilang satu detik pun.

"Leon..."

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Siti Jumiati
rumit karena setelah David ditendang, Leon minta Ghea jadi istrinya.

sementara Ghea masih ragu karena belum tahu siapa sebenarnya Leon,tapi Ghea juga GK bisa jauh dari Leon, karena sudah jatuh cinta.
Fadillah Ahmad
Aku Yakin N8h, Tessa Mengirim Pesan Pasti Atas Tekanan dari Leon. Kalau Tidak,kenapa Leon Tampak santai Ketika Ghea Menyuruhnya pwrgi,di saat David Ada Di Rumah Ghea... Hemm Mencurigakan...
Anitha Ramto
Hampir saja ketahuan sama si Buaya buntung chatan sama Leon...,Leon tidak kuat menahan rindu Ghea dan kamu juga sebaliknya tapi Ghea tetap pada pendiriannya harus kuat dan Leon harus membuktikannya.padahal sama sama merindu
Fadillah Ahmad
Kenapa Lagi Sih Si David itu,harua memilih Tessa,dasar Bodoh. Huh. 😃😃😃
abimasta
masalahnya vika,ghea jatuh cinta pada leon,jadi tambah rumit nanti klo di manfaatkan
Dek Sri
sabar Leon suatu hari nanti pasti Ghea membuka hatinya untukmu
Puji Hastuti
Leon i lope U
Anonim
David si pecundang, perampok harta warisan orang tua istrinya benar-benar tak tahu diri, tak tahu diuntung.
Ghea kasihan sekali kau sebagai istri yang setia sampai detik ini akal warasmu masih berjalan.
Leon segeralah eksekusi tuh David jadikan dia kere sekere-kerenya.
Atau paling tidak bantu Ghea supaya segera kasih tahu Ghea hasil temuan kecurangan si pengkhianat yang masih bergelar suami Ghea.
Semakin cepat semakin Ghea yang menceraikan suaminya bukan suaminya yang menceraikan istri beda vibes-nya bagi Ghea pastinya.
syisya
Leon tahu ada transaksi hhhhh
aku gak bisa bayangkan jika nanti mereka bisa menikah & malam pertama pasti dasyat karna leon sangat berhasrat jika berdekatan dengan ghea😂
abimasta
yakinkan hatimu ghea
Siti Jumiati
Ghea yakinlah bahwa Leon benar2 tulus,gk modus kayak si david.

sebelum semua hartamu jatuh pada David udah tendang ada dia bersama selingkuhannya.

Leon suami idaman banget...
lanjut kak sehat selalu 🤲
Siti Jumiati
syaratnya kalau Leon sudah membuktikan semuanya,Leon berkata mau kah Kamu menjadi istriku Ghea...
phity
yakinlah pd leon gea...dan hempaskan si david buktikan pdnya kmu bukan wanita bodoh seperti anggapannya slma ini
Felycia R. Fernandez
hi KK Nana...
maaf baru bisa hadir 🙏
Dek Sri
lanjut
nuraeinieni
baru nyadar ya ghea,suami mokondo mu pencuri ulung,,hempaskan dia dan ambil alih perusahaanmu
Lia_Sriwijaya
waawwww nilai yg fantastis... leonnnn gitu Lo...
nuraeinieni
kalau begitu ke inginan ghea,berikan ghea ruang utk sendiri leon,jangan dulu hadir depan ghea,kau akan tau leon betapa ghea merindukankan.
Fadillah Ahmad
Nah Ini Nih Yang Aku Suka kak Nana,Cerita yang Kayak gini Juga Wanitanya di Perlakukan Seperti Cinderella... 😃😃😃 Karena Memang itulah Minat Pasar Di NovelToon kak... 😀😀😀 jadi Ya Harus Begitu Kak Nana...
Anitha Ramto
apa Ghea bisa kuat jika tidak bertemu dengan Leon..,Ghea hatimu dan fikiranmu sekarang sudah penuh dengan Leon,,, Leon akan membuktikannya Ghea karena kamu satu satunya wanita yang di inginkan Leon(RAVENDRA)
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!