NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Tarian Pedang Empat Musim

Kabut tebal yang menyelimuti hutan semakin pekat, suara langkah kaki Cang Yan nyaris tak terdengar. Sementara di kejauhan, desisan dingin Ratu Laba-Laba Putih menggema penuh ancaman.

Namun, Cang Yan tetap tenang. Mata keperakannya menatap tajam, menembus kabut yang seolah ingin menghalangi pandangannya. "Hah! Hewan bodoh. Apa kau kira domain kabut ini bisa membutakan mataku? Selama aku masih memegang pedang, ku tidak akan kalah dari siapa pun, termasuk dirimu hewan bodoh." katanya dengan nada penuh percaya diri.

Tiba-tiba, Ratu Laba-Laba Putih melancarkan serangan pertama. Dari dalam kabut, puluhan benang sutra seputih salju melesat cepat seperti anak panah. Setiap benang itu mengandung racun mematikan, cukup kuat untuk melumpuhkan seorang kultivator tahap akhir Roh Pemula.

Cang Yan yang telah mengaktifkan kekuatan Esensi Jiwa Langitnya, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan dan presisi yang luar biasa.

Dalam satu gerakan anggun namun mematikan, ia melepaskan Tarian Pedang Empat Musim, sebuah teknik pedang elegan yang pernah dipelajarinya dari seorang teman di Sekte Dewa Abadi.

Teknik ini sejatinya dirancang untuk wanita, sebuah teknik pedang dengan gerakan yang indah namun penuh jebakan mematikan. Namun, melalui pemahaman yang mendalam tentang pedang, Cang Yan berhasil memodifikasi teknik itu menjadi sesuatu yang sesuai dengan gaya bertarungnya yang tajam, agresif, dan tak terduga.

Tiba tiba, bayangan sosok teman wanita itu melintas di pikirannya, seseorang yang pernah berlatih bersama di Sekte Dewa Abadi. Ingatan itu menusuk hatinya, membangkitkan campuran rasa pahit dan amarah yang sulit dijelaskan. Ia mengepalkan tangannya pada gagang pedangnya lebih erat, amarah dalam dadanya memuncak seperti api yang tidak dapat dipadamkan.

*****

"Musim Semi: Bunga Mekar." Pedang Huang Ming Jian berputar menciptakan gelombang energi yang memotong benang-benang sutra itu sebelum bisa menyentuh Cang Yan. Potongan-potongan sutra berjatuhan, tetapi serangan itu tidak berhenti. Dari segala arah, benang-benang baru bermunculan seperti hujan yang tak ada habisnya.

Cang Yan terus bergerak, tubuhnya seperti bayangan yang sulit diprediksi. Setiap gerakan pedangnya menghasilkan riak energi yang memotong kabut, tetapi domain kabut itu terus kembali menutupi pandangannya.

Sementara itu, Xue Er yang bersembunyi di balik bebatuan hanya bisa mendengar suara benturan dan dengungan energi. Ia merasa hatinya seperti ditusuk ribuan jarum. "Senior.." gumamnya dengan kekhawatiran.

"Musim Panas: Matahari Membakar." Cang Yan melanjutkan serangannya. Saat ini pedangnya berkilauan dengan energi panas, menciptakan gelombang kejut yang memaksa kabut di sekitarnya untuk sementara waktu memudar. Panas itu membakar beberapa benang sutra yang mencoba mendekat, tetapi Ratu Laba-Laba Putih meraung dengan keras.

Tiba-tiba, kabut menjadi lebih padat, dan dari dalamnya muncul bayangan besar. Itu adalah tubuh asli Ratu Laba-Laba Putih. Matanya yang bersinar merah menatap Cang Yan dengan tajam, sementara delapan kakinya yang panjang bergerak dengan kecepatan mengerikan.

Cang Yan tidak gentar. Ia tahu pertarungan ini tidak akan mudah.

"Musim Gugur: Daun Berguguran." Ia kemudian melancarkan teknik berikutnya. Puluhan bayangan pedang muncul di sekelilingnya, dan setiap bayangan nya menyerang dengan pola yang tidak terduga, seperti daun yang jatuh ditiup angin.

Serangan itu sementara berhasil memukul mundur Ratu Laba-Laba Putih, tetapi tidak membuatnya terluka parah. Makhluk itu berteriak dengan marah dan racun dari tubuhnya seketika menyebar. Cang Yan merasakan tubuhnya sedikit lemas, tetapi ia memaksa dirinya untuk tetap berdiri.

"Musim Dingin: Salju Abadi" Dengan teriakan keras, Cang Yan melancarkan tahap terakhir dari Tarian Pedang Empat Musim. Energi dingin menyelimuti pedangnya, dan dengan satu tebasan kuat ia menciptakan gelombang energi beku yang meluncur ke arah Ratu Laba-Laba Putih.

Serangan itu menghantam tubuh besar makhluk itu, membekukan sebagian kaki dan tubuhnya. Namun, sebelum Cang Yan bisa bernapas lega, Ratu Laba-Laba Putih menghancurkan es dengan kekuatan terkuatnya, melompat ke arah Cang Yan dengan kecepatan luar biasa.

Cang Yan hanya memiliki waktu sepersekian detik untuk mengangkat pedangnya dan menahan cakar tajam yang hampir mengenai dadanya. Benturan itu menciptakan gelombang kejut yang membuat tanah di sekitar mereka bergetar hebat.

Dari kejauhan, Xue Er melihat bayangan Cang Yan di dalam kabut yang terus berjuang. Hatinya dipenuhi ketakutan dan rasa bersalah. "Semua ini salahku, ini salahku... Jika aku tidak menyeretnya ke masalah ini, Senior itu tidak akan menghadapi bahaya seperti ini," pikirnya.

Pertarungan terus berlangsung dengan intensitas yang meningkat. Cang Yan mulai merasakan energinya terkuras, tetapi ia tidak menunjukkan tanda tanda menyerah. Sebagai seorang dewa pedang di masa lalu, pertarungan seperti ini adalah hal kecil baginya.

Cang Yan kemudian menarik napasnya dalam-dalam, menutup matanya sejenak lalu membuka kembali dengan tatapan yang lebih tajam dari sebelumnya. Cahaya keperakan di tubuhnya bersinar semakin terang, meliputi pedangnya dan menyatu dengan auranya.

Ratu Laba-Laba Putih tampak waspada.

Dengan teriakan keras, Cang Yan melompat ke udara mengayunkan pedangnya dengan seluruh kekuatan yang tersisa. Benturan energi besar pun terjadi, menciptakan ledakan yang menghancurkan sebagian area pertempuran.

Namun, ketika debu dan kabut perlahan memudar, sosok keduanya masih berdiri tegak. Cang Yan terengah-engah, keringat mengalir di pelipisnya, tetapi sorot matanya tetap penuh keteguhan.

Di sisi lain, Ratu Laba-Laba Putih meski terlihat terluka, masih memancarkan aura ancaman yang mencekam.

“Huang Long, buat makhluk itu sibuk,” ucap Cang Yan dengan nada rendah namun penuh perintah.

Huang Long mendengar perkataan itu dengan terkejut, “Tuan, apa yang akan Anda lakukan?” tanyanya penasaran.

“Kultivasi ku saat ini masih belum cukup stabil untuk sepenuhnya menguasai teknik terbaikku. Esensi Jiwa Langit ini… masih belum sepenuhnya menyatu dengannya.”

Huang Long mengerutkan keningnya. “Lalu, apa rencana Tuan?”

Cang Yan kemudian menatap ke arah Ratu Laba-Laba Putih, “Makhluk itu... sudah hampir berevolusi menjadi Binatang Buas Tingkat 5. Kekuatannya hampir setara dengan seorang kultivator Transformasi Jiwa tahap menengah. Aku terpaksa harus menggunakan kekuatan itu…”

Mata Huang Long melotot di dalam pedang Huang Ming Jian. “Tuan, apakah Anda akan menggunakan Domain Pedang?” tanyanya dengan suaranya bergetar.

Cang Yan mengangguk perlahan. “Ya.”

“Tapi Tuan, kultivasi Anda saat ini baru di tahap awal Roh Pemula. Mengaktifkan Domain Pedang terlalu berisiko.”

“Aku tahu itu,” balas Cang Yan dengan tegas.

 “Aku tidak akan menggunakan kekuatannya secara penuh. Aku hanya akan mencobanya…”

Huang Long menghela napasnya, akhirnya menyerah pada tekad tuannya. “Baiklah kalau begitu,”

Tanpa aba-aba, pedang Huang Ming Jian yang berada di tangan Cang Yan tiba-tiba melesat dengan kecepatan luar biasa, seperti memiliki kehendaknya sendiri.

Bilah pedang itu menembus kabut melesat lurus ke arah Ratu Laba-Laba Putih, membuat makhluk itu tersentak. Kecepatan pedang itu begitu mengejutkan.

Sementara itu, Cang Yan mulai membentuk segel tangan yang rumit, aliran energi spiritual berpusar di sekelilingnya. Kabut di sekitarnya bergetar hebat ketika ia perlahan mengaktifkan Domain Pedang.

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!