NovelToon NovelToon
DULU AKU DITINGGALKAN, KINI DISAYANG SULTAN

DULU AKU DITINGGALKAN, KINI DISAYANG SULTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Karir / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Ketika cinta berubah menjadi luka, dan keluarga sendiri menjadi pengkhianat. Dela kehilangan segalanya di hari yang seharusnya menjadi miliknya cinta, kepercayaan, bahkan harga diri.
Namun dalam keputusasaan, Tuhan mempertemukannya dengan sosok misterius yang kelak menjadi penyelamat sekaligus takdir barunya. Tapi apakah Dela siap membuka hati lagi, ketika dunia justru menuduhnya melakukan dosa yang tak pernah ia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 07 Kasih Ibu yang Tak Pernah Adil

Langit sore itu tampak mendung, awan menggantung kelabu seolah mencerminkan perasaan Dela yang sama suramnya. Suara motor butut miliknya terdengar berderit pelan saat ia memarkirkan di depan rumah. Tangannya yang dingin dan berdebu menggenggam erat plastik berisi obat untuk ayahnya. Nafasnya berat, matanya sayu, tapi ada senyum kecil yang dipaksakan di wajahnya senyum yang ia simpan untuk Ayah.

Dela baru saja pulang dari rumah sakit tempat ia bekerja sebagai cleaning service paruh waktu. Tubuhnya terasa remuk karena seharian berdiri, tapi yang ia pikirkan hanyalah bagaimana caranya membeli obat Ayah dan menyiapkan makan malam sebelum semua orang di rumah mulai berteriak.

Namun belum sempat Dela menurunkan masker dari wajahnya, suara adiknya Tika sudah menggema dari dalam rumah.

“Mbak Dela! Lama banget sih orang disuruh beli obat doang, kok kayaknya keliling dunia dulu!”

Dela menarik napas panjang, mencoba menelan kesal yang sudah naik ke tenggorokan. Ia menatap Tika yang berdiri di ambang pintu, mengenakan pakaian rapi dengan rambut terurai indah, wangi parfum mahal menguar dari tubuhnya. Di belakang Tika terdengar suara langkah kaki ibunya Rena, yang juga baru keluar dari kamar dengan wajah dingin seperti biasanya.

“Udahlah Tika jangan nyolot gitu. Orang kayak Dela mah jalannya lambat kan motornya aja udah kayak mau copot,” sahut Rena sinis, matanya menatap motor tua Dela yang parkir di depan pagar.

Dela menggenggam plastik obat lebih erat, berusaha menahan diri agar tidak menatap ibunya terlalu lama. Ia tahu, dari dulu pandangan ibunya padanya selalu sama penuh kecewa dan dingin.

“Maaf Bu macet tadi aku langsung ke apotek habis kerja biar cepat,” jawab Dela pelan.

Rena hanya mendengus pendek.

“Alasan sudah tau Ayahmu butuh obat cepat masih juga santai. Coba kalau Tika yang disuruh pasti udah dari tadi sampai.”

Tika menyeringai kecil lalu meraih tas kecilnya yang mahal.

“Ya udahlah Bu kita pergi aja yuk. Dari tadi aku udah janjian sama Mbak Eka. Lagian Dela kan udah balik biar aja dia yang jaga Ayah.”

Rena mengangguk, lalu mengambil tasnya.

“Ya sudah kamu rawat ayahmu Del. Kami mau keluar dulu.”

“Iya Bu…” Jawab Dela singkat.

Mereka berdua melangkah keluar tanpa sedikit pun menoleh. Suara sandal Rena beradu dengan lantai, disusul bunyi tawa kecil Tika yang terdengar menusuk telinga Dela. Ia hanya bisa berdiri diam di ambang pintu, melihat mereka pergi dengan perasaan yang campur aduk.

Setelah motor mereka melaju menjauh, barulah Dela masuk ke kamar Ayah. Di sana pria paruh baya itu terbaring lemah, wajahnya pucat, namun tersenyum begitu melihat putrinya datang.

“Kamu sudah pulang Nak?”

“Iya Yah. Ini obatnya Dela belikan yang diresepkan dokter kemarin.”

Dela menaruh plastik di atas meja kecil di samping ranjang, lalu menyiapkan segelas air putih. Ia membantu ayahnya duduk perlahan, lalu menyerahkan obat dengan tangan gemetar.

“Kamu pasti capek ya?” Tanya ayahnya lembut.

“Gak Yah Dela senang bisa bantu.”

Padahal keringat masih menetes di pelipisnya, punggungnya terasa nyeri karena seharian bekerja. Tapi ia tak mau Ayah tau betapa berat hidup yang ia jalani.

Ayahnya tersenyum, menatap putrinya dengan mata sendu.

“Kamu anak yang baik Del. Maaf ya Ayah belum bisa banyak bantu.”

“Jangan bilang gitu Yah. Dela yang harusnya minta maaf belum bisa bikin Ayah sembuh dan hidup tenang.”

Suasana hening sejenak. Hanya terdengar bunyi kipas angin tua yang berdecit pelan. Di luar, suara azan magrib mulai berkumandang, memecah kesunyian sore itu.

Setelah membantu Ayahnya minum obat Dela beranjak ke dapur. Perutnya sudah lapar, tapi ia tahu ibunya dan Tika tidak meninggalkan makanan. Hanya ada nasi sisa pagi dan sedikit sambal di wadah plastik.

Ia duduk di kursi kayu reyot sambil menatap nasi itu lama.

Dalam hati, ia bertanya apa salahnya ia sampai diperlakukan seperti ini? Padahal ia selalu berusaha patuh, tak pernah membantah. Tiba-tiba air matanya jatuh ke atas piring.

“Dela kuat, Dela gak boleh nangis lagi,” gumamnya pelan, berusaha tersenyum meski hatinya perih.

Saat malam mulai turun, terdengar suara motor di halaman. Arsen suaminya baru pulang. Ia membuka pintu dan langsung tersenyum hangat begitu melihat Dela.

“Sayang kamu belum tidur? Aku bawa roti nih.”

Wajah Dela langsung berubah cerah. Ia menyambut roti itu seperti hadiah mahal.

“Terima kasih Mas. Aku tadi belum makan.”

Arsen menatapnya lembut.

“Kenapa gak makan dari tadi?”

Dela menggeleng.

“Gak apa-apa cuma belum sempat.”

Arsen duduk di sampingnya, menatapnya penuh iba ia tau bagaimana keluarga istrinya memperlakukan Dela. Ia sudah sering melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Rena dan Tika memperlakukan Dela seolah bukan bagian dari mereka. Tapi Dela selalu bilang “Aku gak mau lawan Mas. Mereka tetap keluargaku.”

“Kamu capek ya?” Tanya Arsen pelan.

“Lumayan tapi gak apa-apa. Tadi aku juga sempat beli obat buat Ayah.”

“Kamu memang luar biasa Del,” jawab Arsen sambil mengusap kepala istrinya.

Dela tersenyum kecil.

“Aku cuma gak mau Ayah kesakitan Mas. Walau Ibu gak pernah peduli sama aku, aku tetap anaknya kan?”

Arsen menarik napas panjang.

“Kadang orang yang paling kita sayang justru yang paling bikin luka.”

Kata-kata itu membuat dada Dela sesak. Ia menunduk, menatap jemarinya yang mulai kasar karena kerja keras.

“Aku cuma pengin Ibu lihat aku bukan beban. Aku kerja, aku bantu Ayah, aku gak pernah minta apa-apa. Tapi kenapa tetap salah di matanya?”

Arsen menggenggam tangan istrinya erat.

“Sabar ya. Mungkin suatu hari nanti Ibu kamu sadar, kalau anak yang paling dia abaikan justru yang paling tulus sayang sama keluarganya.”

Dela tersenyum tipis, tapi matanya basah.

“Semoga Mas. Aku cuma pengin mereka bahagia itu aja.”

Malam semakin larut. Setelah Arsen mandi dan makan, mereka berdua masuk ke kamar. Dela masih sempat menengok Ayah yang sudah tertidur. Ia menutup pintu perlahan, lalu berbaring di sisi Arsen yang sudah lebih dulu memejamkan mata.

Namun, tidur tak mudah datang. Dela memandangi langit-langit kamar sambil berpikir tentang hari-hari yang ia jalani. Tentang masa kecilnya yang penuh tangis, tentang bagaimana Ibu selalu lebih sayang pada Tika karena katanya Dela hanya membawa sial sejak lahir.

Air mata itu kembali mengalir diam-diam. Tapi kali ini, Dela membiarkannya jatuh begitu saja. Ia tau hidupnya tidak mudah. Tapi ia juga tau, suatu hari nanti, Tuhan pasti memberi alasan atas semua luka yang ia tanggung. Dan ketika hari itu datang ia akan berdiri tegak, bukan sebagai anak yang ditinggalkan, tapi sebagai wanita yang berhasil melawan takdir dengan kesabaran dan cinta.

Sebelum matanya terpejam, Dela berbisik lirih pada dirinya sendiri. “Mungkin aku bukan yang disayang sekarang, tapi aku yakin aku gak akan selamanya disia-siakan.”

1
Nani Haryatiyati
bolehkan aku bahagia Tika 🤣🤣🤣🤣🤣
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ya gimana kemaren riki memperlakukan dela, begitu juga kamu diperlakukan 😂😂
Mimi Riza
keren
Mimi Riza
di tunggu update nya ya kak 😍
Nani Haryatiyati
nahhh gitu dong del
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Nani Haryatiyati
nahhhh gitu dong dela,tunjukkan pesonamu
Nani Haryatiyati
keluar dela,kluar. ngontrak
Mimi Riza
aku nungguin update nya kak
Nani Haryatiyati
bagus cerita nya 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!