NovelToon NovelToon
Terjebak Menikah Karena Wasiat

Terjebak Menikah Karena Wasiat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenaJenaira

Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehilangan yang Terkasih (2)

Setiap yang bernyawa pasti akan mati

adalah kebenaran universal yang ditegaskan dalam banyak ajaran agama dan filosofi, termasuk dalam Al-Qur'an (surat Ali 'Imran ayat 185 dan surat Al-Ankabut ayat 57).

Frasa ini menyatakan bahwa kematian adalah takdir yang pasti bagi semua makhluk hidup. Tidak ada yang bisa lari dari kematian, sebab ia akan menemui setiap orang di mana pun mereka berada. 

               ------------------

Mbah Sri yang kehilangan suaminya hanya bisa termenung melihat jenazah suaminya sudah terbungkus kain kafan. Setiap ada warga yang mengajak Mbah Sri berbicara, beliau tidak menanggapinya. Mbah Sri duduk disamping jasad Mbah Kusumo. Sesekali beliau tertawa kecil seakan mengingat kenangan indah bersama sang suami.

Khalisa yang melihat itu hanya bisa menenangkan neneknya dengan sesekali memeluknya dan menggosok punggung Mbah Sri. Dirinya harus kuat untuk Mbah Sri.

"Mbah, Mbah ten mriki mawon njih.", ucap Khalisa.

(Arti : Mbah, Mbah disini saja ya.)

Mbah Sri hanya diam membisu. Tak sepatah katapun keluar dari mulut Mbah Sri. Bahkan sekedar mengangguk atau menggeleng pun tidak.

Setelah mendapat info bahwa liang lahat sudah siap, beberapa warga sepakat untuk bersiap menguburkan Mbah Kusumo. Jenazah Mbah Kusumo pun dibawa oleh beberapa warga menuju pemakaman warga sekitar. Mbah Sri yang memang tidak di perbolehkan ikut hanya berdiam diri di kamarnya bersama beberapa warga yang tidak mengikuti proses pemakaman.

Saat jenazah Mbah Kusumo dimasukkan kedalam liang lahat, terlihat salah satu tetangga Khalisa berlari menuju pemakaman dengan berteriak panik.

"Khalisa! Khalisa! Tolong tolong!! Mbah Sri!!, teriak Bu Neneng, salah satu tetangga Khalisa yang berlari menuju tempat pemakaman Mbah Kusumo.

"Ono opo Bu?", tanya salah satu warga yang ikut memakamkan Mbah Kusumo.

(Arti : Ada apa Bu?)

"Mbah Sri Sedo! Mbah Sri Sedo!!" , ucap Bu Neneng yang memberi tahu bahwa Mbah Sri meninggal dunia.

Sontak, Khalisa yang mendengar penuturan Bu Neneng pun pingsan ditempat. Para ibu ibu yang berada disekitar Khalisa pun panik.

Banyak warga yang merasa kasian kepada Khalisa yang kini tinggal sebatang kara.

Beberapa orang membawa Khalisa kembali ke rumahnya. Mereka sepakat untuk memakamkan Mbah Kusumo tanpa Khalisa.

Setelah sampai dirumahnya, Khalisa tiba tiba tersadar dan melihat Mbah Sri sudah terbujur kaku diatas ranjang bekas Mbah Kusumo.

"Mbah Sri! Bangun Mbah!!! Khalisa kale sinten?!", teriak Khalisa yang histeris.

"Sabar nduk! Sabar!",ucap Bu Neneng memeluk Khalisa.

Tangisan yang ia tahan, kini pecah. Air mata yang keluar bukan sekedar air mata kesedihan. Namun ia sadar, air matanya tak akan mampu membangkitkan Mbah Sri maupun Mbah Kusumo.

~~

Para warga pun sepakat untuk memakamkan Mbah Sri berdampingan dengan Mbah Kusumo. Khalisa pun hanya mengikuti usul warga. Saat itu ia benar benar tidak seperti dirinya sendiri. kehilangan seseorang dalam waktu yang sangat dekat.

Setelah proses pemakaman Mbah Kusumo dan Mbah Sri selesai, satu per satu warga meninggalkan kediaman mendiang Mbah Kusumo. Banyak sekali warga yang meninggalkan sedikit bantuan untuk persiapan tahlil 7 hari kedepan.

-

Sepeninggal Mbah Sri dan Mbah Kusumo, Khalisa memilih berdiam diri dirumahnya. Hari ini adalah hari kedua simbah meninggalkannya sendiri. Tiba tiba terdengar bunyi yang bersumber dari kamar Mbah Kusumo. Khalisa mencari sumber bunyi itu dan menemukan sebuah ponsel dibawah bantal Mbah Kusumo. Ia melihat ada sebuah panggilan tidak terjawab dari nomor yang tidak dikenal. Ia pun mencoba untuk menghubungi balik nomor itu. Tak lama terdengar suara laki laki yang sepertinya tidak asing baginya.

"Hallo Mbah!! Bagaimana Mbah?!",tanya laki laki itu.

"Maaf! Ini siapa ya? Mbah saya sudah meninggal dua hari lalu. Apa Mbah saya ada hutang ? Maaf untuk saat ini saya masih belum bisa membayarnya. Maaf apa bisa saya membayarnya Minggu depan? Saya tidak punya uang hari ini. Uang saya untuk persiapan tujuh harinya Mbah Kusumo dan Mbah Sri", ucap Khalisa yang sontak membuat laki laki itu kaget.

"Apa? Meninggal?!", teriak laki laki itu dalam telfon.

"Maaf , kamu belum menjawab pertanyaan saya. Apa kakek nenek saya ada hutang kepada anda?",tanya Khalisa lagi.

"Tidak ada ! Oh ya, apa kau tak mengenaliku?", tanya balik laki laki itu.

"Maaf saya tidak tau anda siapa.",jawab Khalisa.

"Saya Edward.",sahut Edward.

"Apa? Mau apa kamu? Kenapa kamu menelfon?", cecar Khalisa.

"Aku hanya menanyakan keputusanmu.", jawab Edward.

"Aku tidak sudi menikah dengan laki laki sombong sepertimu!" , bentak Khalisa.

"Gadis bodoh!",hina Edward yang membuat Khalisa mematikan telfon itu sepihak.

Khalisa pun menonaktifkan ponsel tersebut dan menyembunyikannya didalam lemari baju sang kakek.

"Sialan gadis itu!", gerutu Edward.

"Apa perlu kita pakai cara paksa tuan?",tanya sekertaris Fian.

."Tidak perlu! Aku yakin cepat atau lambat dia akan menyetujui pinanganku!",ucap Edward yang yakin.

"Bersiap besok kita pergi ke desa itu lagi!", titah Edward lagi.

"Baik tuan!",jawab Sekertaris Fian tegas.

Di dalam malam yang sepi, Khalisa termenung meratapi kesendiriannya. Ingatannya berputar kembali saat saat bersama kakek dan neneknya. Sedari kecil, Khalisa memang sudah diasuh oleh kakek dan neneknya. Ayahnya pergi meninggalkannya untuk selamanya. Sedangkan ibunya merantau menjadi TKW di negeri sebrang. Tapi tidak pernah ada kabar lagi dari sang ibu hingga saat ini.

Mbah Kusumo dan Mbah Sri bertahan hidup dari berkebun. Mereka menjual hasil kebunnya kepada warga dan di tukarkan dengan uang atau bahan pangan.

Untuk biaya pendidikan Khalisa, mereka tak perlu repot repot membayar biayanya, sebab Khalisa memiliki kecerdasan yang tinggi sehingga dia seringkali mendapat beasiswa dari beberapa perusahaan ternama.

Saat ini Khalisa sendiri , dan harus bertahan hidup dengan meneruskan usaha kakek neneknya. Ia ingin sekali merantau ke kota, namun ia tidak yakin dengan ijazahnya yang hanya sampai SMA.

1
sjulerjn29
ya iyalah ed pasti marah dia kan lg berduka gimana sih
sjulerjn29
khalisa sing sabar ya... kasian banget sih kamu 😭
Kutipan Halu
alhamdulillah akirnya sah. udah bisa di apain yaa ward🤭🤭
ig: kekeutami2829
perlu khal, habis ijab kabul di cium dulu keningnya 😄
ig: kekeutami2829
ngadi lo ed
ig: kekeutami2829
wah pertanda ini mah
ig: kekeutami2829
tor monitor ketua
anggota mau lapor ketua
si edwar lagi salting ketua
khalisa mau di bawa ke mertua🤣🤣
Xlyzy
Ed kata kata mu dengan tidak sadar atau tidak kamu sudah merendahkan Lisa SE akan akan khalisa itu wanita yang bisa di gunakan sesuka hati
Xlyzy
cowok emang gitu Lis pret
Bulanbintang
Halah, bilang aja itu tulus dari hati terdalam. Pake kedok sandiwara segala./Smug/
Bulanbintang
Gelut aja gelut🤣🤣
Bulanbintang
Sikapmu juga diubah dong,
Shin Himawari
seenggak nya Edward memihak khalisa yaaa yok bisa yook bucinnya ✨️🤭
Shin Himawari
ciye ciye gapapa bentar lagu halal istri cantiknya🤭
Afriyeni Official
Oalah, wasiatnya bikin pala cenat cenut 😅
Afriyeni Official
🤧 kasih nafas dulu Napa pak, mendesak banget kayaknya
Afriyeni Official
si pengacara nggak sabaran mau bahas warisan😅
Avalee
Apa ga trauma si cewek wkkk, kesan pertama yg diinget cuma : COWOK MUNTAH 🗿🤣🤣🤣🤣
Avalee
Tapi jadinya skrg kenyataan kek, hheee 🤭
Nuri_cha
pasti hatinya Edward langsung joget dangdut dipanggil, MAASSS
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!