Dibalik wanita yang lugu, ada laki-laki yang tegas dan selalu melindunginya, namun apakah Arkan akan terus bersembunyi dibalik kata persahabatan?
Ikuti kisah mereka di dalam novel yang bertajuk, Kania Si Gadis Lugu.
Happy Reading 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 kepribadian?
"Arkan tolong kamu sama Kania cari peralatan mandi, mulai dari sabun sampai parfum ya, Tante mau beli mainan dulu buat Aksa dari kemarin sibuk minta mainan terus, nanti kita ketemu si kasir ya," ucap Mira.
"Iya tante,"ucap Arkan.
"Ibu, Kania mau beli pembalut masa ditemenin Arkan si," ucap Kania.
"Arkan bukan om-om me5oom, jadi ibu percaya Arkan gak akan jahat sama kamu nak,"ucap Mira.
"Iya deh bu,"ucap Kania.
Mereka berpencar dan Kania sejak tadi mempererat gandengannya di lengan kiri Arkan, karna ia juga takut kelepasan, Kania memiliki kecendrungan ingin berlarian seperti anak kecil ketika berada di tempat ramai, jika di sekolah Kania selalu bermain kejar-kejaran bersama Arkan, dan Arkan tidak masalah karena hanya dengan begitu Kania bisa memulihkan dirinya, namun ini mall bukan tempat yang tepat untuk gadis berusia 16 tahun berlarian kesana-kemari.
"Jangan takut, kamu bisa menyetabilkan pikiran mu dan keinginan mu untuk berlari, "ucap Arkan.
"Emm iya Arkan, terima kasih sudah mau ada untuk ku,"ucap Kania.
"Selalu, sampai kita tua aku akan selalu ada buat kamu,"ucap Arkan.
"Arkan kalau aku sayang sama kamu boleh gak?"pertanyaan itu membuat jantung Arkan berdebar hebat.
"Arkan, kamu sakit jantung juga ya sama kaya aku pas kamu cium aku?"Kania benar-benar tidak menyadari gejolak asmara yang tengah sama-sama mereka rasakan.
"Iya kayanya aku harus periksa juga," ucap Arkan yang mengerti bahwa Kania benar-benar tidak menyadari sesuatu dalam diri Arkan bahwa Arkan mencintainya.
Namun tiba-tiba suara khas yang pernah mewarnai hidup Arkan di bangku SMP datang menyapanya dan itu sontak membuat mata Arkan membulat sempurna karena terkejut karena sudah dua tahun Inggit pergi tanpa meninggalkan jejak.
"Hay Arkan, lama banget ya gak ketemu, sekali ketemu kamu udah punya peliharaan baru nih," ucap Inggit seenaknya.
"Lancang! Aku ini manusia bukan hewan!"ucap Kania.
"Kamu, Inggit, "ucap Arkan.
Kania tidak mengerti mengapa Arkan kenal dengan wanita asing ini, bahkan Arkan seakan terhipnotis dengan kehadiran Inggit.
"Arkan kenal sama wanita jahat ini?" ucap Kania.
"Dia Inggit sahabat aku yang entah pergi kemana selama dua tahun ini,"ucap Arkan.
Kania merasa dadanya sesak, tanpa pikir panjang Kania langsung meraih keranjang belanja dari tangan Arkan dan jalan mendahului Arkan dan Inggit.
"Ga usah kejar aku, urus saja wanita jahat itu,"ucap Kania.
"Inggit bye, kapan-kapan kita ngobrol ya, Kania hei tunggu,"ucap Arkan.
Kania berjalan sangat cepat, ingin sekali ia lari-larian seperti disekolah tetapi ia janji tidak akan melakukan hal itu di mall.
Namun langkah Arkan berhasil menyusul Kania, ia langsung menggandeng tangan Kania tetapi Kania menepis gandengan Arkan.
"Kania? Kamu marah?"ucap Arkan.
"Kamu diam aja, dada ku sesak liat kamu sama wanita jahat itu, kalau kamu lebih senang sahabat lama kamu pulang lebih baik jangan sahabatan lagi sama aku, kamu sama dia aja,"ucap Kania yang kini tengah sibuk memilih pembalut.
'Astaga, akh baru ingat Kania day one,' monolog Arkan didalam hatinya.
"Kania pembalutnya beli yang ada sayapnya biar ga tembus atau gerak-gerak pas kamu pakai,"ucap Arkan mengalihkan pembicaraan.
"Iya,"ucap Kania singkat.
"Kania habis ini kita beli ice cream yuk, udah lama kan kita gak beli ice cream combo," ucap Arkan.
"Gak mau, udah ga pengen ice cream,"ucap Kania.
"Kania, tunggu dong, aku minta maaf ya, aku sama Inggit cuma sahabat biasa bukan sahabat kandung kaya aku ke kamu gini Kania,"ucap Arkan.
"Ya aku juga ga sekepo itu Arkan, mau kamu sama dia sahabatan kandung juga, atau kalian lebih dekat, atau kalian pernah main ke Dufan bareng aku juga gak mau tahu banget, jadi gak usah jelasin apapun sama aku, "ucap Kania datar.
"Kania, kamu beneran marah ya?"ucap Arkan.
"Engga, Arkan boleh ko sahabatan sama siapapun gak harus sama aku aja,"ucap Kania.
"Udah ya please jangan marah terus,"ucap Arkan.
"Aku gak marah,"ucap Kania.
"Sini aku yang bawain keranjangnya,"ucap Arkan berusaha meraih keranjang belanjaan Kania, namun dengan cepat Kania menghentikan tangan Arkan.
"Jangan perlakukan aku kaya anak kecil," ucap Kania.
'Kania kamu sembuh? Atau ini hanya karena kamu cemburu?' monolog Arkan didalam hatinya.
Arkan terdiam, ia merasa jati diri Kania yang asli mulai timbul, dokter sudah menjelaskan terkait hal ini kepada Arkan, dan ini wajar terjadi karena bagaimanapun Kania harus segera sadar bahwa ia bukan anak kecil lagi.
Arkan tidak berani berucap, dan ia sadar ia yang salah, sesampainya di kasir Mira sudah menunggu mereka, namun ada yang lain dari sorot mata Arkan dan gandengan Arkan terlepas dari tangan Kania ditempat seramai ini, itu membuat Mira menyadari satu hal.
'Anak ku, kamu kembali ya nak, tolong jangan pergi terlalu lama,'monolog Mira didalam hatinya.
"Sudah semua kan nak? Sesuai pesanan ibu kan?"ucap Mira.
"Iya bu,"ucap Kania tanpa senyum dan tatapannya dingin sukan seperti Kania kecil yang selalu hangat tatapannya.
'Jadu ini jati diri mu yang asli anak ku?'monolog Mira didalam hatinya.
"Ya sudah, Kalian tunggu di mobil ya ibu bayar dulu," ucap Mira.
Kania berjalan dan menggandeng Aksa, ia benar-benar menghindar dari Arkan.
"Kenapa dengan dua anak itu?" ucap Mira.
Antrian kasir segera berjalan dan Mura tengah membayar semua barang yang dibeli oleh Kania, dan dia sangat terkejut karena semuanya benar, tidak ada yang salah, apa yang di minta oleh Mira semua dibeli oleh Kania.
"Semuanya jadi empat ratus dua puluh ribu ya bu,"ucap kasir.
"Terima kasih mbak,"ucap Mira.
Tiba-tiba Kania sudah terlelap dan Arkan bersyukur karena jika Kania terlelap ia akan kembali kepada Kania kecil yang terbungkus di tubuh orang dewasa.
"Arkan ada apa sebenarnya?" ucap Mira setelah selesai membayar dan kembali ke mobil.
"Tadi Inggit sahabat lama Arkan tiba-tiba saja ada didepan Arkan tante, kami sempat berbincang namun Kania marah, dan dia berubah sempat menjadi Kania dewasa pada umumnya, tetapi kini Kania terlelap pasti ia akan kembali seperti Kania yang kita kenal, anak kecil yang terkurung di tubuh orang dewasa,"ucap Arkan.
"Cemburu ya, rupanya Kania cemburu,"ucap Mira.
"Ibu cemburu itu apa?"ucap Aksa.
"Emm cemburu ya, cemburu itu iri nak, kesal kalau Kei tiba-tiba main dengan Jesen seperti itu pasti Aksa sedih kan Kei main sama Jesen tanpa ajak Aksa main bersama?"ucap Mira.
"Kesel lah ibu, kan Kei mainnya Aksa, masa main sama Jesen tapi ga ajak Aksa, ya kesel lah Aksa digituin ibu, tapi Kei kalau main pasti ajak Aksa juga jadi Aksa sama Kei makann bareng bu,"ucap Aksa.
"Anak pintar, ya sudah ayo pulang, kasihan mbak Kania udah tidur, kecapean mbaknya,"ucap Mira.
"Iya ibu, Aksa juga ngantuk,"ucap Aksa.
"Ya sudah ayo kita pulang,"ucap Mira.