Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tingkatan Ranah Kultivasi
"Siapa yang mempunyai kekuatan seperti itu, kakek?"
Di kediaman penguasa kota Api, seorang gadis muda bertanya kepada kakeknya, Penguasa kota Api.
Gadis muda itu adalah Chu Yun— 17 tahun, seorang gadis muda yang lembut, mempunyai paras cantik, lesung pipi, kedua bulu matanya lentik, bola matanya hitam legam seperti air musim gugur. Bahkan tubuhnya yang ramping mempunyai lekuk tubuh yang indah yang tersembunyi di balik gaunnya yang ketat, kedua puncak kembarnya menjulang tinggi, memperlihatkan belahan dadanya dengan kulit putih halus seperti giok.
"Ha! Ha! Ha!" seorang kakek tua tertawa sembari memegangi jenggot putihnya yang panjang, "Sepertinya seorang ahli hebat tengah berkultivasi di dekat kota Api kita ini." kata Kakek tua itu yang bernama Chu Tian Ge, penguasa kota Api.
Di lahan yang luas, di depan rumah, di perkebunan, bahkan semua orang yang berada tidak jauh dari kota api. Semuanya mengangkat kepalanya menatap lonjakan energi yang naik ke langit. Suatu fenomena yang sangat menggemparkan kota Api.
"Kakek, kenapa orang itu berkultivasi di sekitar kota ini?" Chu Yun bertanya dengan begitu polos.
Chu Tian Ge pun mengetuk dahi Chu Yun dengan jari tengahnya. "Dasar kamu ini, siapa bilang orang luar tidak dapat masuk bahkan berkultivasi di kota kita, tidak ada aturan seperti itu!" katanya dengan segaris senyum di bibirnya.
Namun, seorang laki-laki berusia 40 tahunan datang menemui Chu Tian Ge. Dia adalah Chu Wang, ayah Chu Yun dan juga anak dari penguasa kota Chu Tian Ge.
"Ayah, aku telah mengkonfirmasi lonjakan energi itu," ucapnya sembari membungkuk memberi hormat, "Lonjakan itu berasal dari bukit di belakang kediaman keluarga Xiao yang hancur."
Sontak membuat Chu Tian Ge terkejut, kedua matanya terbuka lebar, "Hm, sebenarnya dosa apa yang telah di perbuat oleh keluarga Xiao. Bahkan membuat keluarga Xiao mengalami pembantaian yang begitu kejam, lalu saat ini datang lagi seorang ahli kuat." gumam Chu Tian Ge, resah.
"Mohon maaf ayah! Dedikasi keluarga Xiao terhadap kota Api sangatlah besar, seharusnya kita tidak terus menerus berdiam diri, ijinkan aku untuk melihat siapa orang yang berada di bukit kediaman keluarga Xiao." tegas Chu Wang.
Chu Tian Ge terdiam sesaat. "Baiklah, tapi kau harus hati-hati! Keluarga Xiao di hancurkan dengan begitu mudah, menandakan bahwa orang itu sangat kuat!" kata Chu Tian Ge memperingati Chu Wang.
"Baik ayah, aku mengerti." jawab Chu Wang sembari membungkukkan tubuhnya.
**
Di dalam Gua, Xiao Chen nampak begitu terpukul. Walaupun saat ini ia merasakan bahwa dirinya mempunyai kekuatan yang sangat kuat, namun ia tak pernah menyangka bahwa Ratu Phoenix Feng Xiao rela mengorbankan secercah jiwa terakhirnya untuk memperbaiki akar spiritual Xiao Chen yang rusak. Bahkan ia juga mewariskan garis darah tertinggi Klan Phoenix Api kepada Xiao Chen.
"Terimakasih, yang mulia! Ti— tidak ... ibu!" ucap Xiao Chen sembari bersujud tiga kali sebagai tanda terimakasih dan tanda hormatnya.
Namun tiba-tiba Xiao Chen untuk pertama kalinya memasuki alam kesadarannya sendiri. Satu ruang kesadaran yang di penuhi oleh batu hitam yang di banjiri oleh lahar api, bahkan terdapat satu altar batu hitam di tengah-tengah lautan lahar api yang begitu panas.
Gelembung-gelembung hawa panas mendidih, ketika Xiao Chen melihatnya, ia tidak dapat untuk tidak menelan ludah, "Glupppp!" suara Xiao Chen menelan ludahnya sendiri di antara kerongkongannya yang kering.
"Di mana ini?" kata Xiao Chen, bingung. Pandangannya memutar, melihat ke sekeliling.
"Anakku!" suara yang familiar terdengar kembali oleh Xiao Chen.
Membuat Xiao Chen tertegun, "I— ibu!" kata Xiao Chen, terkejut.
Pandangan Xiao Chen kembali berputar, melihat setiap sisi tempat itu. Hingga pandangannya tertuju pada altar batu hitam di tengah lautan lahar api.
Kedua matanya terbuka lebar, pupil matanya bergetar ketika ia melihat sosok Ratu Phoenix Feng Xiao yang berdiri dengan anggun di atas altar batu hitam.
"Ibu..." teriak Xiao Chen memanggil Ratu Phoenix. Suaranya begitu kencang, namun raut wajah kegetiran tergambar jelas pada raut wajahnya.
Dalam jarak, sang ratu tersenyum lugas. Lalu ia berkata, "Kemarilah!" katanya dengan suara yang lembut.
Namun, Xiao Chen yang ingin segera menghampiri sang ratu Phoenix yang berada di atas altar batu hitam, Xiao Chen nampak ragu ketika sepasang matanya melihat gelembung-gelembung yang meletus di permukaan lautan lahar api itu.
"Gunakan sayap spiritual mu!" sang ratu berbicara lembut, namun dingin. "Mewarisi garis darah tertinggi, seharusnya kamu tidak akan kurang dari tingkatan ranah Tiga Daun!" sambung sang ratu.
"Ranah Tiga Daun?" Xiao Chen terkejut ketika mendengar perkataan sang ratu Phoenix.
Selama ini, Xiao Chen hanyalah seorang laki-laki kecil yang selalu di juluki sebagai sampah keluarga Xiao, tuan muda yang tak berguna. Perkataan sang ratu jelas membuat Xiao Chen sangat begitu terkejut, penuh tanda tanya dalam kepalanya.
Xiao Chen pun merasakan kekuatan di dalam dirinya, dan seketika ia pun merasakan kekuatan besar yang ia miliki. Bahkan sepasang sayap Phoenix muncul di pinggul Xiao Chen.
"Wah, hebat ... ini, sayap ini indah sekali!" ucap Xiao Chen, takjub. Kedua matanya membola bulat, perasaannya sangat begitu kegirangan.
"Cepatlah! Waktuku sudah tidak banyak!" ujar Ratu Phoenix Feng Xiao, nadanya cukup berat.
Mendengar itu, membuat Xiao Chen pun bergegas dan menghampiri sang ratu di atas altar batu hitam. Namun, tanpa sedikitpun keraguan, Xiao Chen seketika mendarat dan langsung memeluk wanita itu dengan penuh kehangatan.
Buk!
Suara benturan tubuh Xiao Chen dengan tubuh sang ratu cukup keras.
"Ma— maafkan aku, Bu!" kata Xiao Chen, berat.
Sang ratu pun mengelus halus rambut Xiao Chen dengan tangannya yang lembut.
"Dasar, kamu ini..." ucap sang ratu dengan nadanya yang lembut, namun berat.
"Bu, jangan membuatku khawatir lagi!" tegas Xiao Chen, serius.
"Ahh, Chen'er, ibu tidak lagi mempunyai waktu banyak, dengarkan!" kata sang Ratu sangat serius.
Saat itu, sang ratu menjelaskan tentang kekuatan yang di miliki oleh Xiao Chen, dan bagaimana untuk mengendalikan nya.
Sang ratu yang mengetahui bahwa Xiao Chen sama sekali tidak mempunyai pemahaman dan juga pengalaman di dunia kultivasi, ia pun memberi tahu Xiao Chen tentang tingkatan ranah kultivasi yang terdiri dari 19 tingkatan ranah.
Pemahaman energi spiritual.
Penempatan Tubuh awal.
Ranah tubuh kaca.
Ranah tubuh emas.
Ahli spiritual.
Guru Besar.
Ranah Tiga Daun.
Raja Tempur.
Kaisar Tempur.
Jiwa Baru.
Abadi.
Raja Abadi.
Setengah Dewa.
Dewa Bela Diri.
Dewa Sejati.
Raja Dewa.
Kaisar Dewa.
Kaisar Suci.
Penguasa Dunia.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣