NovelToon NovelToon
Akan Kurebut Suamimu

Akan Kurebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Pelakor
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Madumanis

Mora mendapatkan tawaran menarik untuk menggoda pria beristri. Jika berhasil bayaran sejumlah 100 juta akan ia dapatkan.

Tapi ternyata tawaran itu sangat tidak mudah untuk Mora laksanakan. Pria yang harus ia goda memiliki sikap yang dingin dan juga sangat setia dengan sang istri.

Lalu apakah Mora akan berhasil merebut pria dari istrinya? atau bahkan justru hubungan mereka semakin dekat karna pria tertarik pada Mora?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKS 7

Sama sekali Adam tidak menyangkal. Ia akui jika Mora sangat cantik dan mempesona. Wajahnya seperti anak remaja sama sekali tidak sesuai dengan umurnya yang menginjak 22 tahun.

Adam berusaha menyadarkan pikirannya yang mulai jauh kearah hal yang tidak-tidak. Memilih kembali membaca berkas mengenai Mora yang akan bekerja sebagai sekretaris pribadinya.

Akan tetapi Mora masih saja dalam posisi yang sama. Duduk mendekat padanya ya meskipun terhalang meja kerja.

Jika tidak ada meja mungkin saja Mora sudah berhasil mendekatinya. Adam berusaha mengabaikan, Mora tetap saja tersenyum simpul padanya.

Perlahan Mora mulai mundur. Ia menatap Adam sangat serius, sambil menggigit bibir bagian bawahnya. Sengaja menampilkan ekspresi menggoda.

Adam sadar itu. Sesekali ia melihat kearah Mora, tertegun sebentar karena ditatap penuh arti oleh wanita cantik nan menggoda seperti Mora.

“Wajahnya itu… sudahlah imut, menggoda lagi,” gumam Adam didalam hati.

Entah kenapa Adam merasa pastinya tidak akan aman kalau membiarkan Mora bekerja sebagai sekretaris pribadinya.

“Sepertinya aku tidak memiliki alasan untuk menyetujui kau magang disini,” ucap Adam sembari melempar dokumen mengenai data diri Mora.

Sebenarnya ungkapan Adam barusan berhasil membuatnya menciut. Tapi susah payah Mora tetap berusaha tenang seolah hal itu bukanlah tujuan utamanya.

Kebetulan kali ini Mora mengenakan dress selutut. Sengaja ia naikkan sedikit untuk menggoda Adam, dan pria itu menatapnya tajam.

“Kenapa? Apa alasan Tuan tidak mau membiarkan aku magang disini, bisa dijelaskan lebih terperinci lagi,” pintanya.

Paha mulus itu terpampang nyata dihadapan Adam. Dan pria itu susah payah mengalihkan pandangannya kearah lain, enggan menatap Mora sedikitpun.

“Kau terlalu vulgar untuk posisi ini. Mengerti?”

“Lalu kenapa? Apakah Tuan takut akan tergoda?” tanya Mora balik.

Pertanyaan tersebut berhasil membuat Adam terdiam. “Aku tergoda? Tergoda oleh penampilan jelekmu?”

Adam tertawa kencang dan juga meremehkan. “Sama sekali aku tidak akan tertarik padamu, Nona Kimora,” jawabnya.

Sama sekali tidak membuat rasa percaya diri Mora menurun. Justru malah semakin tersenyum penuh bangga, kedua kakinya menyilang lalu mendaratkan tangannya diatas meja.

Kedua tangannya sebagai penopang wajahnya. Mora menatap Adam sangat serius, tapi ekspresi wajahnya masih genit sama halnya seperti kemarin malam.

Adam saja sampai seakan terkunci. “Kalau begitu… Seharusnya Tuan tidak ada alasan lain untuk menolakku bukan?” tanya Mora dengan senyum sinisnya.

Adam menghela napas pelan. “Biarkan saja aku disekitarmu dengan cara tetap magang sepertimu, dan satu hal yang perlu Tuan sadari….”

“Penampilan vulgarku ini sama sekali tidak untukmu, Tuan.”

Kata terakhir sedikit membuat Adam tersinggung. Ia berdecak sebal, karena terjebak dalam situasi yang tidak seharusnya.

Meraih dokumen yang sempat dicampakkan tadi. Adam mulai menandatangani sembari sesekali melirik Mora yang tersenyum penuh arti padanya.

“Aku setuju kau menjadi sekretaris pribadiku,” ucapnya.

Adam mengambil sesuatu dari laci meja kerjanya. “Baca semua aturan yang aku tulis. Kau harus memahami semuanya dengan baik, jika ada kesalahan maka….”

“Maka apa?”

“Maka aku akan membuatmu di DO dari kampus,” sambungnya.

Belum Mora merespon Adam sudah berlalu pergi. Sempat tersenyum puas kearah Mora lalu mulai melangkah pergi, meninggalkan Mora seorang diri di ruangannya.

Sementara itu Mora terus saja mengerjapkan kedua matanya. Adam barusan saja mengancamnya, dan Mora baru sadar itu.

“Ihhhh, itu orang ngeselin!” Mora sebal sekali.

Dengan gerakan cepat kedua tangannya sibuk menurunkan dress selututnya yang sempat ia naikkan untuk menunjukkan kedua paha mulusnya tadi.

“Percuma. Dia tidak akan tergoda hanya karena melihat paha aja, dia bukan kucing,” gumam Mora sembari cemberut.

Ia mengambil dokumennya yang mana ada tandatangan Adam disana. Ia menghela napas panjang sekali, Mora merasa jika jalan akan semakin terasa menyeramkan.

“Tapi setidaknya aku mulai dekat dengannya. Dan dari yang aku lihat tadi… dia mulai tergoda dan tertarik padaku.”

Mora merasa jika mulai ada kemajuan. Meskipun sedikit sekali tapi Adam yang cuek bagaikan gunung es mulai mau menatapnya sedikit saja.

“Kemajuan yang sempurna. Mulai besok aku harus lebih centil dari hari ini. Cuma tiga bulan waktu yang aku miliki.”

~

Adam masuk kedalam mobil setelah Asher membukakan pintunya tadi. Wajah Adam seperti biasa tanpa ekspresi datar sekali.

Bagaimanapun Adam masih kesal karena terjebak oleh omongan tidak jelas Mora.

“Dimana kau menemukan wanita gila itu?” tanyanya disaat Asher sudah memasuki bangku pengemudi.

Kepala Asher sedikit miring karena pertanyaan sang Tuan. “Apa maksud Tuan… wanita aneh itu Nona Mora?” tanyanya balik untuk memastikan.

“Lalu siapa lagi? Bukankah di dunia ini yang aneh dan gila hanya dia?” Adam mulai semakin kesal.

Asher tertawa kecil. “Hanya Nona Mora yang berani menghadapi sikapmu, Tuan. Menurutku tidak salah memberi kesempatan padanya,” jelas Asher.

Adam berdecak sebal. “Kau selalu saja gagal mencari sekretaris untukku, Asher. Dan kali ini… kau lebih gagal dari yang sebelumnya.”

Terus saja mengomel. Sepanjang perjalanan menuju Mansion Utama Adam terus saja mengoceh pada Asher mengenai sekretaris pribadinya.

Terpaksa Adam menerima karena dijebak oleh kata-kata wanita gila menurutnya itu.

“Wanita yang paling bahaya adalah wanita yang pandai bicara,” gumamnya didalam hati.

Tidak berapa lama mobil sedan hitam tersebut berhenti diarea pekarangan Mansion Utama. Mata Adam yang bagaikan elang masih memperhatikan keseluruhan Mansion dari jendela mobil.

Seperti hari-hari sebelumnya Mansion masih terlihat sepi, hanya ada beberapa pelayan yang terlihat sedang mengerjakan tugasnya.

“Nona Muda pergi ke luar negeri membahas masalah Perusahaan, Tuan. Beliau tadi yang mengatakan jika tidak sempat memberi kabar padamu.”

Adam menghela napas berat sekali. “Tidak sempat dan tidak niat… itu semua beda tipis saja, Asher.”

“Dan diantara keduanya aku lebih yakin jika Ayyana sengaja enggan memberi kabar itu padaku,” ucap Adam dengan nada pelan.

Wajahnya seakan memikirkan sesuatu hal yang teramat jauh. Entah apa, tidak akan mudah Adam merangkainya menjadi kata-kata.

“Kalau begitu… katakan pada Ayyana. Tidak perlu pulang cepat, dia boleh pulang kapanpun yang dia suka. Aku tidak akan melarangnya melakukan apapun yang dia sukai.”

Adam membuka pintu mobil dengan ekspresi wajah dinginnya. Tentu saja hati Adam sedikit kecewa, lagi dan lagi Ayyana selalu saja mengabaikannya.

Langkah Adam memasuki Mansion terasa berat sekali. Tidak niat untuk masuk kedalam bangunan yang terasa sepi itu.

Tapi sepanjang langkahnya mata Adam terus saja tertuju pada tangannya. Melingkar cincin pernikahan disana, yang mana rasanya semakin lama terasa menyiksa.

1
Popo Hanipo
wkkkk part terlucu katanya kamu tidak takut hantu asheer
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!