NovelToon NovelToon
Teka-teki Forensik

Teka-teki Forensik

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Misteri
Popularitas:769
Nilai: 5
Nama Author: sintasina

Detektif Arthur dihantui oleh kecelakaan mengerikan yang merenggut ingatannya tentang masa lalunya, termasuk sosok seorang gadis yang selalu menghantuinya dalam mimpi. Kini, sebuah kasus baru membawanya pada Reyna, seorang analis forensik yang cerdas dan misterius. Semakin dalam Arthur menyelidiki kasus ini, semakin banyak ia menemukan kesamaan antara Reyna dan gadis dalam mimpinya. Apakah Reyna adalah kunci untuk mengungkap misteri masa lalunya? Atau, apakah masa lalu itu sendiri yang akan membawanya pada kebenaran yang kelam dan tak terduga? Dalam setiap petunjuk forensik, Arthur harus mengurai teka-teki rumit yang menghubungkan masa lalunya dengan kasus yang sedang dihadapinya, di mana kebenaran tersembunyi di balik teka-teki forensik yang mengancam kehidupan mereka keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sintasina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembunuh Berantai

Arthur awalnya merasa bingung. Ia mendengar alamat yang disebutkan Inspektur Jaxon, dan otaknya mulai berputar keras. Itu adalah alamat apartemennya saat ini! Rasa panik mulai menyambarnya. Ia berdiri tegak, tubuhnya gemetar sedikit.

"Apa…?" Arthur berkata ke telepon, suaranya bergetar dan berusaha untuk tetap tenang. Ia ingin memastikan informasi yang baru saja ia dengar. Suara Inspektur Jaxon di seberang telepon terdengar putus-putus, entah karena jaringan yang buruk atau karena Inspektur Jaxon sedang dalam keadaan terburu-buru.

"Pembunuh berantai… Jalan Willow Creek… dekat… dekat… kereta api… distrik selatan…" kata-kata Inspektur Jaxon terputus-putus, membuat Arthur semakin panik. Ia mengepalkan tangannya, merasakan adanya ancaman nyata yang mengintai di sekelilingnya. Ia harus bersiap untuk menghadapi situasi yang sangat berbahaya ini. Pikirannya berputar cepat, mencoba untuk menemukan solusi terbaik untuk menyelamatkan dirinya. Ia harus berhati-hati, dan bersiap untuk bertarung demi hidupnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Arthur langsung berjalan menuju pintu, telepon masih menempel di telinganya. Kepanikan telah menguasainya sepenuhnya. Baru saat itu ia teringat Reyna baru saja pergi. Ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak khawatir pada Reyna, hanya tidak ingin disalahkan jika terjadi sesuatu pada Reyna… atau mungkin itu hanya alasan. Ia sendiri pun tidak pasti.

Di luar apartemen, ia melihat sekeliling. Reyna sudah tidak ada. Sepertinya ia sudah berada di jalan. Arthur kembali masuk ke dalam apartemen untuk mengambil kunci mobilnya. Dengan tergesa-gesa, ia menuju mobilnya. Mesin mobil dinyalakan, dan mobil itu bergerak cepat, melayang di jalanan kota.

Saat mengemudi, ia bergumam sendiri, "Ugh… di mana wanita sialan itu…" Suaranya penuh dengan kebingungan dan juga sedikit kecemasan. Ia tidak tahu ke mana harus pergi. Ia hanya bisa mengemudi sambil berharap bahwa ia dapat menemukan Reyna dan menyelamatkan dirinya sendiri dari ancaman pembunuh berantai itu. Ia merasakan tekanan yang sangat besar. Ia harus berhati-hati dan bersiap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Ia tidak bisa menyerah. Ia harus bertahan hidup.

Saking tergesa-gesa, Arthur bahkan memukul-mukul setir mobilnya. Ia merasa kesal pada Reyna… atau mungkin ia hanya kesal karena tidak dapat menemukan Reyna di situasi yang genting ini? Ia sendiri tidak tahu. Emosi yang bercampur aduk memenuhi dirinya.

Karena pukulannya pada setir, ia tanpa sengaja memutar tombol radio di dalam mobil. Suara radio memenuhi kabin mobil.

"...dan hingga saat ini, identitas pembunuh berantai yang dikenal sebagai 'The Nightingale' masih belum terungkap. Kepolisian memperingatkan warga untuk tetap waspada dan berhati-hati, terutama di daerah Jalan Willow Creek dan sekitarnya. Pihak berwenang meminta siapapun yang memiliki informasi terkait kasus ini untuk segera menghubungi pihak kepolisian. Deskripsi terakhir dari pelaku menyebutkan seorang pria berkulit putih, tinggi sekitar 180cm, dengan tanda lahir di dekat mata kanannya... kami akan kembali dengan laporan selanjutnya..."

Di tengah perjalanan, Arthur melihat sebuah mobil yang agak familiar. Mobil kecil, mobil Reyna! Namun, mobil itu berhenti di tengah jalan. Arthur mengerutkan kening. Ia terus mengamati, dan melihat sosok kecil sedang berdiri di depan mobil Reyna, membuka kap mesin, seolah sedang memeriksa sesuatu.

Arthur langsung memutuskan untuk turun dari mobilnya dan berlari menuju Reyna. Reyna sedang sibuk memeriksa mobilnya yang tiba-tiba mogok, tampak frustrasi karena tidak mengerti apa yang terjadi.

Arthur menepuk punggung Reyna dengan agak keras, "Kenapa kau berhenti di sini, sialan?!" suaranya terdengar panik dan sedikit kasar.

Reyna terkejut oleh tepukan tiba-tiba itu. Ia tersentak, lalu menoleh. Melihat Arthur, ia langsung menatap tajam. "Berhentilah mengagetkanku!" katanya, suaranya menunjukkan kejengkelan. "Mobilku mogok, makanya aku berhenti di sini," lanjutnya, mencoba untuk menjelaskan situasi dengan tenang, meskipun ia juga sedikit ketakutan karena tiba-tiba Arthur muncul dengan penampilan panik seperti itu.

Arthur mengerutkan kening. Apa Reyna tidak mendengar berita di radio saat ini? pikirnya. Ia mendekati Reyna, mengangkat tangannya untuk memegang wajah Reyna, jari-jarinya sedikit menekan pipi Reyna. "Sialan, apa kau tahu kalau pembunuh berantai itu sedang berkeliaran di daerah ini?!" katanya, suaranya kasar dan panik, namun ia berusaha untuk menekan nada paniknya agar tidak terdengar terlalu lebay.

Reyna berusaha melepaskan tangan Arthur dari wajahnya. Ketika mendengar perkataan Arthur, matanya melebar. "Apa…? Kau serius??" tanyanya, suaranya bergetar karena ketakutan. Ia belum pernah merasakan ketakutan sebesar ini sebelumnya. Ia langsung merasakan adanya ancaman yang sangat nyata dan berbahaya. Ia merasa kulit kepalanya merinding. Ia tidak percaya bahwa Arthur akan mengatakan sesuatu seperti itu. Ia merasa bingung dan juga takut. Ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Tentu saja aku serius, sialan! Kau pikir aku sedang bercanda—" Kata-kata Arthur terhenti. Ia mendengar sesuatu. Suara berderit, seperti suara rantai yang diseret di jalanan. Arthur berusaha tetap tenang, namun tangannya sudah mengepal keras. Ia melihat sekeliling dengan waspada, mencoba untuk menentukan dari mana asal suara itu. Ia merasakan adanya ancaman yang sangat nyata.

Reyna juga mendengar suara itu. Tubuhnya bergetar, dan ia spontan memegang baju Arthur dengan erat. Matanya bergetar ke sana kemari, menunjukkan betapa takutnya ia. "...s-suara apa itu, Arthur?" tanyanya, suaranya gemetar. Ia berharap Arthur bisa melindungi ia dari apapun yang akan terjadi. Ia bergantung pada Arthur untuk keselamatannya. Ia menunggu dengan gelisah apa yang akan Arthur lakukan selanjutnya.

Tiba-tiba, di tengah kesunyian malam yang mencekam, terdengar suara tawa. Tawa yang nyaring, aneh, dan sangat mengganggu. Suaranya seperti menggema di udara malam, membuat bulu kuduk merinding.

Arthur melirik ke belakang. Matanya melebar. Tanpa aba-aba, ia menarik Reyna ke arah semak-semak yang ada di dekat mereka, menyuruh Reyna bersembunyi di sana. Ia ingin menuju mobilnya, namun jaraknya terlalu jauh untuk situasi yang sangat darurat ini.

Reyna, yang tidak tahu apa-apa, hanya terseret masuk ke dalam semak-semak. Tubuhnya dan tubuh Arthur bersentuhan penuh, karena semak-semak itu tidak terlalu besar. Reyna merasakan detak jantungnya berdebar keras. Ia merasakan adanya ancaman yang sangat nyata dan ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Siapa—" Reyna mulai berbicara, namun tangan Arthur dengan cepat menutup mulutnya.

"Diam, sialan," bisik Arthur, suaranya rendah dan tegas. Ia menatap ke arah sumber suara tawa itu dengan waspada. Ia harus melindungi Reyna. Ia harus bersiap untuk apapun yang akan terjadi.

Suara rantai yang diseret semakin nyaring, bercampur dengan tawa yang semakin dekat. Bayangan seorang pria muncul dari balik pohon, tampak jelas di bawah cahaya bulan. Ia tinggi besar, sekitar 180cm, dengan rambut hitam yang sedikit berantakan. Kulitnya pucat, dan ada bekas luka kecil di dekat matanya—tanda lahir yang dijelaskan di berita radio tadi. Ia mengenakan mantel panjang hitam, menutupi tubuhnya sebagian besar. Di tangan kanannya, ia menyeret rantai panjang yang berderit di aspal. Di tangan kirinya, ia membawa karung besar yang isi didalamnya tidak diketahui. Ia terus tertawa, tawa yang nyaring dan menyeramkan, sambil berjalan menuju mobil kecil milik Reyna. Pria itu berhenti di depan mobil Reyna, menatap mobil itu dengan tatapan yang mengerikan. Arthur dan Reyna bersembunyi di balik semak-semak, menahan napas dengan takut. Mereka tidak tahu apa yang akan pria itu lakukan. Suasana semakin mengerikan.

1
Legato Bluesummers
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Sâu trong em
Cerita yang menghanyutkan.
SugaredLamp 007
Gak bisa berhenti! Pagi siang malam cuma baca ini terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!