NovelToon NovelToon
Anak Haram Sang Penguasa

Anak Haram Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Penyelamat / Kebangkitan pecundang / CEO / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:62.7k
Nilai: 5
Nama Author: rcancer

Namanya Kevin. Di usianya yang baru menginjak angka 20 tahun, dia harus mendapati kenyataan buruk dari keluarganya sendiri. Kevin dibuang, hanya karena kesalahan yang sebenarnya tidak dia lakukan.

Di tengah kepergiannya, melepas rasa sakit hati dan kecewa, takdir mempertemukan Kevin dengan seorang pria yang merubahnya menjadi lelaki hebat dan berkuasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tentang Hernandez

Kevin tertegun mendengar ucapan pria yang dia tolong. "Maaf, Tuan, anda..."

"Tidak ada penolakan," tegas Hernandez. "Mulai sekarang, kamu jadi saudaranya Nadira. Kamu juga jangan panggil aku Tuan."

"Tapi..."

"Aku tahu kamu butuh waktu," lagi-lagi ucapan Kevin terpotong oleh Hernandez. "Besok, nama Hernandez akan saya sematkan di belakang nama kamu."

Kevin terbungkam. Seketika dia bingung dan tidak tahu harus berkata apa. Dia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk menolak ataupun sekedar menanyakan alasannya.

"Apa kamu trauma memiliki keluarga?" tanya Harves. Sepertinya dia menyadari kegelisahan yang Kevin rasakan.

"Benar, mungkin Kevin memang trauma, Tuan Harves," celetuk Patrick. "Kita tidak tahu, apa yang telah dilakukan keluarga Dirgantara terhadap Kevin. Tapi dari nama lengkapnya saja, kita bisa tahu kalau Dirgantara tidak bersikap adil kepadanya."

Semua mata tercenung mendengar ucapan pria yang menjadi dokter pribadi di rumah itu.

"Benar juga," Hendrik menimpali. "Ketiga anak Dirgantara menyandang gelar yang sama dibelakangnya, tapi Kevin tidak. Berarti kamu, sering diperlakukan tidak adil oleh Dirgantara?"

Kevin tak menjawab. Namun dari ekspresi yang tergambar pada wajah anak itu, mereka tahu kalau terkaan Hendrik itu benar.

"Ya udah, jangan terlalu dipikirkan," ujar Hernandez. "Mulai sekarang, kamu memiliki keluarga baru. Kamu buktikan saja sendiri, perlakuan keluarga Hernandez, sama atau tidak dengan perlakuan Dirgantara terhadapmu."

Lagi-lagi Kevin hanya terpaku tanpa bisa berkata kata. Dia hanya mampu mengangguk samar, lalu melanjutkan makannya dengan kepala tertunduk.

Setelah selesai makan, Kevin diajak Nadira untuk berbincang di halaman rumah.

"Pantes, Argo sampai segitunya sama kamu," ujar Nadira. "Padahal dia anak tiri, kok bisa-bisanya, dia lebih disayang daripada anak kandungnya sendiri. Dasar orang tua yang aneh."

Kevin tersenyum kecut. "Sudahlah, jangan bahas mereka lagi," ucap anak muda itu. "Sekarang, gantian, kamu menceritakan tentang keluarga kamu."

"Keluargaku?" Nadira menatap penuh tanya. "Emang benar, kamu tidak tahu ayahku tuh siapa?" Kevin menggeleng. "Astaga! Hahaha... ternyata masih ada orang yang tidak mengenal ayahku? Hahha..."

"Emang dia siapa?" Kevin sedikit kesal karena suara tawa Nadira terkesan mengejeknya.

"Nih, baca," Nadira menyerahkan ponsel, begitu menemukan informasi yang berkaitan dengan ayahnya.

"Astaga!" seru Kevin. "Jadi dia Tuan Maximo?"

"Maximo Hernandez," Nadira mempertegas. "Kamu serius tidak mengenalinya? Harusnya kan kamu bisa mengenali dari wajahnya?

"Aku lupa," kilah. "Aku benar-benar tidak memperhatikannya. Lagian gaya rambutnya juga beda. Aku sangat mengidolakannya loh."

"Kamu mengidolakan Papi?" Kening Nadira sontak berkerut.

Kevin mengangguk tanpa ragu.

"Kalau kamu mengidolakannya, kenapa kamu tidak mengenali wajahnya?" Nadira sontak keheranan.

Kevin cengengesan. "Aku tidak memperhatikan wajahnya secara teliti. Tapi aku senang sih, bisa bertemu dengan beliau secara langsung."

Nadira tersenyum. "Bahkan kamu juga dianggap anak sama Papi. Kamu masih mau menolaknya?"

"Bukan menolaknya," bantah Kevin. "Aku merasa aneh saja gitu. Lagian, aku juga agak takut. Nanti banyak yang tidak terima."

"Siapa yang tidak terima dengan keputusan Papi?" balas Nadira. "Tidak akan ada yang berani. Mungkin, Papi mengangkat kamu sebagai anak, karena pengalamannya juga."

"Pengalaman? Maksud kamu?"

Nadira tersenyum tipis. Dia lantas melempar tatapan ke arah lain. "Papi juga pernah merasakan menjadi anak yang terbuang. Ketika umur 7 tahun, Papi dititipkan di panti asuhan sejak Ibunya menikah lagi. Papi sama sekali tidak pernah di jenguk. Papi menjadi sukses seperti ini, juga karena kebaikan seseorang."

"Kebaikan seseorang?"

Nadira mengangguk dan menatap lawan bicaranya. "Nama Hernandez itu pemberian orang yang ditolong Papi. Dulu, saat berusia 17 tahun, Papi ketemu dengan Kakek Hernandez dalam tragedi yang cukup mengerikan. Papi meyelamatkan Kakek Hernandez dari bahaya."

"Oh," balas Kevin. "Apa Kakek Hernandez orang yang sangat kaya?"

Nadira menggeleng. "Kakek Hernandez hanya pekerja bengkel biasa. Dia hidup sebatang kara karena istrinya meninggal. Kakek sangat senang dengan keberadaan Papi di rumahnya."

"Loh, terus? Yang menyebabkan Papi kamu sukses seperti sekarang siapa?" Tanya Kevin, semakin tertarik dengan kisah yang diceritakan Nadira.

"Semua ini karena kerja keras Papi," jawab Nadira. "Kebetulan Papi menyukai dunia otomotis. Papi belajar dari Kakek Hernandez. Papi juga gemar mempelajari semua yang berhubungan dengan transportasi. Siapa sangka, kesukaannya itu, mengantar Papi menjadi orang paling kaya di negara ini. Bahkan Papi satu satunya pengusaha yang memiliki kapal pesiar sendiri."

"Wahh, hebat ya? Puji Kevin. "Selain kapal pesiar, Tuan Hernandez juga satu-satunya pemilik toko berlian di negara ini kan?"

Nadira tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan Kevin.

"Terus, kenapa sampai ada orang yang ingin mencelakai orang tua kamu? Apa itu karena persaingan bisnis?"

"Selain persaingan bisnis, harta juga menjadi penyebab utama hidup keluargaku tidak nyaman dan aman. Selain itu, Papi merasa kalau semua yang terjadi akhir-akhir ini, ada hubungannya dengan saudara tiri Papi."

"Saudara tiri?"

Nadira mengangguk. "Sejak Papi menjadi orang yang sukses, wanita yang telah menelantarkan Papi, tiba-tiba datang bersama keluarga barunya. Mereka menuntut bagian dari harta yang dimiliki Papi."

"Astaga!" Seru Kevin. "Jangan-jangan, ini yang sempat masuk berita kan? Yang mengatakan kalau Tuan Hernandez, anak yang tidak berbakti?"

Nadira pun tanpa ragu langsung mengiyakan. "Kalau Papi tidak memberi klarifikasi, mungkin Papi selamanya akan dipandang buruk Bodohnya mereka aja, sampai bawa-bawa media. Giliran dibongkar faktanya, mereka playing fictim."

"Hahaha... lucu ya?" ujar Kevin. "Terus, dengan kejadian yang menimpa orang tua kamu, apa Tuan Hernandez sudah menemukan pelakunya."

"Belum," balas Nadira. "Belum ada bukti yang sangat akurat. Orang yang menyerang Mami, ditemukan tak bernyawa di tempat persembunyiannya."

"Astaga! Berarti, penjahat utamanya, masih berkeliaran bebas?"

Nadira kembali menganggguk. "Mungkin, dalang yang sebenarnya juga masih berkeliaran di sekitar kita."

"Wahh, benar-benar bahaya."

Nadira tersenyum. Setelah menjawab semua rasa penasaran Kevin, kini giliran Nadira yang bertanya mengenai kehidupan Kevin.

####

Sedangkan di ruang lain, setelah menjenguk keadaan istrinya, Hernandez, duduk bersama orang-orang kepercayaannya..

"Tuan yakin, akan menjadikan Kevin sebagai anak angkat?" tanya Hendrick kala pembicaraan mereka menyinggung soal anak muda yang saat ini berada di rumah itu.

"Kenapa? Apa kamu meragukan keputusanku?" tanya Hernandez setelah menyesap kopi kesukaannya.

"Bukan begitu," balas Hendrick. "Aku hanya kaget aja. Nanti kalau Nyonya Margita tahu bagaimana?"

"Kenapa aku harus memikirkan perasaan orang itu?" Balas Hernandez.

"Udah deh, Hen, kamu diam," titah Patrick. "Seneng banget mancing emosi orang. Kamu mau dimiskinkan?"

"Hehehe..." Hendrick sontak cengengesan dan dia segera meminta maaf.

"Yang pasti, apa yang dilakukan Tuan Besar, pasti ada hubungannya dengan bisnis serta masalah pribadi," ucap Harvez.

"Masalah pribadi? Masalah apa?" tanya Hendrick.

Harves tersenyum. "Apa kamu lupa, perbuatan Dirgantara terhadap perusahaan Tuan Hernandez dulu?"

Patrick dan Hendrik sontak mengerutkan keningnya. Hingga tak lama kemudian, mata Hendrick tiba-tiba. "Aku tahu!" seru pria itu.

1
Yus Nita
yach tutntut terussikevin nyy Dirgantata. agar cpt terbongkar ny kelakuan busuk annak ygkaubangga kan dan istri jalang mu itu 😀😀😀
Yus Nita
ok bisa plg dengan bebas tuh anak2 mami...
memang betil lah Negeri KONOHA ini, hukum milik mereka ygberduit, meskipun nyata salah ny.
tapi kamu salah pilih lawan Fergoso...
Yus Nita
mampos lo pada. kayamshse yjung kukupadabelagu. ingat tdi atas langitmshada langit.
Yus Nita
dasar jalang y tetap aja jalang. si Dirgantars aja yg bodih, hingga buts mata hati ny.
Yus Nita
dasar jalang murahan...
Yus Nita
maka ny kln dan jangan belagu, dan sok plg kaya padahal klu disentil mario atau Fernandes sedikit lamgsung gulung tinar tych perusahaan. 😀😀😀
Yus Nita
apa Fedro peka y, klu mereka di ikuti
Yus Nita
usut tuntas Nadira, kasus yg viral kemaren. biar tau diapa dalang sesungguh ny
Yus Nita
gak rugi lah kevin gal di anggap snak oleh Dirgantars. toh Ayah Biologis ny lbh kaya fan berpengaruh lagi.
Yus Nita
dasar orang tua Biadab, minim ahlaknechsi Dirgantara
Agung Tri
oke
Sumitro van Persie
Benerkan anak Mario
Sumitro van Persie
Jangan jangan Mario ttp benih...😆😆😆
Sumitro van Persie
Ok....lanjut
Maria Mariati
halooo Thor apa kabar sehatt yakk, kapan nihhh ceritanya mau di lanjutin
Maria Mariati: semangatttt kita semua menunggu mu 💪💪💪
total 2 replies
Umy Anny
Luar biasa
Maria Mariati
apa kabar thorrr sehattt yakk,udah mau update belum nihh,kita kangen loooo
Medi Setiawan
kapan up lagi ini ko lama banget
Maria Mariati
sehatt thorr gimana ceritanya mau di lanjutin kapan ,udah kangen nihhh
Maria Mariati: Okkk thorrr aku tunggu yakk, semangat 💪💪💪
total 2 replies
Suyudana Arta
nah kan, bisa jadi anak om mario
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!