Elouise Blossom... Seorang gadis cantik yang memiliki trauma akan sebuah hubungan karena berasal dari keluarga broken home. Dia memprotect dirinya dari semua laki laki yang mendekatinya termasuk Damien Alexei Romanov. Seorang pria tampan miliarder yang punya predikat penakluk wanita..
Penolakan Elouise membuatnya memutuskan untuk tak mengejarnya lagi...karena Damien tak suka dengan hubungan rumit..
Seperti biasa ya..khas novel otor ga terlalu panjang dan ga banyak konflik... Daaannn visual cowonya banyak tato..ga usah protes ya..klo mau ngehalu silahkan di skip aja foto visualnya..terserah kalian mau ngehalu siapa..wkwkwkwk..
Dan ini tentang kehidupan barat yang bebas ya..jadi disarankan ga usah baca dari awal kalo ga suka cerita seperti ini..
Bocil skip aja ya karena banyak adegan 21+😅
ini novel seneng seneng aja..ga usah dibawa serius ya gaeess..feel free to read n skip...klo ga suka n bosen ma novel otor silahkan skip...🥰😘😘😘
DAN SEPERTI BIASA KHAS NOVEL OTOR GA ADA PELAKOR ATAU PERSELINGKUHAN YAAA..
followig otor ya mak .. @zarin.violetta
(Sedang dalam proses revisi puebi dll)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#7
3 hari berturut turut El dan Damien berangkat kerja bersama. Tetapi mereka sama sama masih seperti orang asing.
El terlalu menutup dirinya sehingga membuat Damien enggan mengakrabkan dirinya pada El. Padahal Damien termasuk orang dengan sifat supel dan suka berteman meskipun sedikit menyebalkan.
Hari ini adalah hari minggu, itu artinya El akan berada di mess seharian.
Damien sudah keluar sejak pagi untuk bersenang senang bersama teman temannya di pantai.
"Dimana tuan Damien Bibi?", tanya El.
"Tuan Damien pergi keluar nona..biasanya dia bersenang senang dengan temannya jika libur kerja", jawab Beatrix.
El hanya mengangguk. El sedikit lega tidak ada Damien dirumah. Dia jadi lebih bebas keluar kamar dan tidak merasa canggung.
"Bibi..apakah situasi disekitar tempat ini aman?", tanya El.
"Apa anda mau berjalan jalan nona?", tanya Beatrix.
El mengangguk.
"Disini sangat aman..jangan khawatir..pergilah jalan jalan keluar..pemandangan disini sangat bagus..kau akan menyukainya", kata Beatrix.
El mengangguk lagi. Beatrix sudah terbiasa dengan sikap diam El.
"Oiya bibi..panggil aku El saja..dan jangan bicara formal padaku", kata El tersenyum samar.
"Kau sangat cantik jika tersenyum sayang..banyaklah tersenyum agar hidupmu lebih bahagia", kata Beatrix dengan kata kata bijaksananya.
El hanya menunduk dan kemudian keluar dari rumah. Dia berjalan menjauhi rumah dan melihat pemandangan dari bukit.
El hanya mengenakan kaos oblong besar berlengan panjang dan celana jeans pendek. Dia membuka wignya dan merasakan angin semilir melambaikan rambut coklatnya yang halus.
Bau hujan semalam masih bisa dirasakannya. Dan itu membuat dirinya damai dan tenang. Hal yang tak pernah dirasakannya selama ini.
El sama sekali tak tahu kabar Emily. Dia bahkan tidak menelepon pihak rumah sakit untuk menanyakan keadaan ibunya.
El mengambil bunga kecil yang tumbuh di antara rerumputan dan menaruhnya di telinga.
El baru kembali ke rumah menjelang malam karena dirinya terlalu jauh berjalan. Untung saja El tidak lupa dengan jalan pulangnya.
Beatrix sudah kembali ke paviliunnya yang berada di belakang rumah utama.
El memakai wignya dengan cepat. Dan berlari menuju rumah. Karena terburu buru, El tersandung batu besar dan membuat lututnya berdarah.
"Awwhh", El memegang lututnya yang sakit.
Wignya jatuh dan El meraba raba tanah untuk mencarinya karena keadaan sudah sangat gelap.
El akhirnya memutuskan untuk berdiri dan akan mencari wignya besok pagi.
El jalan terpincang pincang menuju rumah yang jaraknya masih 500 meter lagi.
Damien menuju meja makan dan tak melihat El disana. Kemudian dia berjalan ke arah kamar El dan mengetuknya.
Tak ada jawaban.
Damien membuka pintunya yang tak terkunci dan tak menemukan El disana.
"Dimana dia?", gumam Damien.
Damien mencarinya ke seluruh rumah dan kemudian menuju paviliun Beatrix.
"Bibi..dimana El?", tanya Damien.
"Nona El?apa dia belum pulang?".
"Dia kemana?", tanya Damien.
"Tadi siang dia berjalan jalan di sekitar hutan tuan", kata Beatrix yang ikut khawatir.
Brak..
Damien mendengar suara pintu ditutup dan bisa dipastikan itu adalah El.
"Mungkin itu dia bi..", kata Damien yang kemudian masuk ke dalam rumah.
Dia tak melihat El dan kemudian mengetuk pintu kamarnya.
"El..keluarlah..ayo makan malam", kata Damien.
"El...", panggil Damien lagi.
"Tuan makanlah sendiri..maaf", kata El dari dalam.
"Are you okey El?", tanya Damien.
"Ya..aku baik baik saja", jawab El sedikit berteriak.
El memegangi lututnya yang masih sakit. El tak berani keluar karena Damien pasti akan melihat lukanya ini.
El menunggu Damien sampai masuk kekamarnya baru dia akan keluar.
El membersihkan luka di lututnya dengan kompresan air hangat.