NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Surga Abadi

Perjalanan Menuju Surga Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Morning Sunn

Di dunia di mana kekuatan spiritual menentukan segalanya, Yu Chen, seorang pelayan muda dengan akar spiritual abu-abu, berjuang di dasar hierarki Sekte Awan Hening. Di balik kelemahannya tersembunyi rahasia kuno yang akan mengubah takdirnya. Dari langkah kecil menuju jalan kultivasi, ia memulai perjalanan yang perlahan menantang langit itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morning Sunn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 6: Kompetisi Sumber Daya: Menggali Batu Roh

Langit pagi di utara Sekte Awan Hening tertutup kabut abu-abu. Suara derap langkah murid luar dan pelayan bergema di jalan bebatuan. Di depan rombongan, Gao Wen berdiri memberi arahan singkat.

“Tambang Batu Roh di lembah ini hanya menghasilkan batu tingkat rendah. Tapi bagi kalian, ini latihan penting. Ingat, Batu Roh adalah sumber Qi. Siapa yang bekerja keras, akan mendapat lebih.”

Ia menatap para murid luar dengan mata tajam, lalu bergeser ke barisan pelayan di belakang. “Dan bagi para pelayan, ini kesempatan untuk menunjukkan nilai kalian.”

Yu Chen berdiri di ujung barisan, membawa palu dan keranjang rotan. Udara di lembah terasa berat dan lembab, bercampur bau logam. Dinding batu di sekeliling berkilau samar oleh retakan energi spiritual.

“Jadi ini Batu Roh,” gumamnya pelan.

Chen Luo di sampingnya tertawa kecil. “Kelihatannya tidak seindah kedengarannya, kan?”

Dari sisi lain, seseorang berjalan mendekat dengan langkah malas tapi penuh sikap. Tubuhnya tinggi besar, rambut disisir rapi, dan jubahnya lebih bagus daripada milik murid luar lain.

Cao Feng.

Yu Chen mengenal wajah itu. Murid luar yang dulu menatapnya sinis di halaman latihan.

Cao Feng menatap rombongan dengan ekspresi malas, lalu berkata lantang, “Aku ditugaskan memimpin kelompok ini. Perintah sederhana saja: gali sesuai batas. Jangan serakah. Batu Roh di area tengah hanya untuk murid luar.”

Tatapannya berhenti di Yu Chen, lalu tersenyum tipis. “Pelayan, kau paham? Jangan ambil bagian yang bukan milikmu.”

Yu Chen hanya mengangguk. Ia tak berniat mencari masalah. Tapi dalam hatinya, ada sedikit rasa panas yang sulit dijelaskan.

---

Tambang itu seperti perut bumi yang hidup. Suara logam beradu terdengar tanpa henti. Peluh bercampur debu. Setiap kali palu menghantam dinding batu, percikan cahaya biru kecil muncul, menandakan adanya Batu Roh.

Yu Chen bekerja diam-diam. Ia memegang palu dengan kedua tangan, menyesuaikan napasnya dengan ritme ayunan. Setiap hembusan, Qi dari Teknik Naga Mengubah Tulang mengalir dari Dantian ke bahu dan lengan.

Palu menghantam batu dengan kekuatan ganda dari biasanya. Retakan melebar cepat, dan serpihan Batu Roh keluar dari sela-sela dinding.

Satu, dua, tiga pukulan—hasilnya jauh lebih banyak daripada para pelayan lain. Bahkan beberapa murid luar menatap tak percaya.

Chen Luo bersiul pelan. “Hei, Yu Chen, kau makan apa tiap pagi? Tenagamu kayak banteng roh.”

Yu Chen hanya tersenyum tipis. Ia tidak ingin menarik perhatian, tapi kerja kerasnya sulit disembunyikan.

Sementara itu, Cao Feng memperhatikan dari jauh. Ia sedang duduk santai di atas batu besar, tangan bersilang, menatap pemandangan dengan wajah jenuh. Namun ketika matanya menangkap keranjang penuh Batu Roh di dekat Yu Chen, ekspresinya berubah dingin.

“Pelayan kecil itu menggali lebih cepat dariku? Lucu sekali.”

Ia turun dari batu dan berjalan ke arah Yu Chen. Suara langkahnya berat dan menekan.

“Kau dapat berapa?” tanyanya dingin.

Yu Chen menunduk sopan. “Tidak banyak, hanya hasil dari pagi tadi.”

Cao Feng menatap keranjang yang hampir penuh. “Tidak banyak? Kau bercanda? Itu tiga kali lipat dari murid luar biasa.”

Beberapa murid lain mulai mengelilingi mereka, mencium bau konflik.

“Sudah kubilang jangan serakah. Batu Roh di area ini milik murid luar. Pelayan sepertimu harus tahu tempat.”

Yu Chen menatapnya tenang. “Aku tidak mengambil milik siapa pun. Aku hanya menggali di tempat kosong.”

Cao Feng tersenyum dingin, lalu menendang keranjang itu. Batu Roh beterbangan, berguling di tanah. Beberapa murid tertawa pelan.

Yu Chen mengepalkan tangan. Ia masih berusaha menahan diri, tapi nada suara Cao Feng berikutnya menembus kesabarannya.

“Kau kuat, ya? Mungkin tubuhmu cocok untuk kerja kasar. Tapi di Sekte Awan Hening, tubuh tanpa akar hanyalah alat.”

Ucapan itu seperti cambuk. Yu Chen menatapnya tajam, napasnya bergetar. “Kau tidak tahu apa-apa tentangku.”

“Benarkah?” Cao Feng mendekat satu langkah. “Buktikan.”

Tanpa aba-aba, ia mengangkat palunya dan menghantam ke arah dada Yu Chen, tidak dengan kekuatan penuh, tapi cukup untuk membuat orang biasa jatuh.

Namun saat palu itu hampir menyentuhnya, Yu Chen memutar tubuh. Gerakannya halus tapi cepat. Ia menahan gagang palu dengan tangan kiri, sementara tangan kanannya menghantam udara ke depan.

Suara berat terdengar. Angin dari pukulan itu menabrak dada Cao Feng dan membuatnya mundur dua langkah.

Semua yang melihat terpaku.

Tubuh Yu Chen bergetar, tapi matanya tetap fokus. Otot di lengannya tampak menegang, memantulkan cahaya samar keemasan.

“Kalau kau ingin Batu Roh, gali sendiri,” katanya pelan.

Cao Feng menatapnya dengan mata melebar, wajahnya merah karena marah dan malu. “Kau... berani melawanku?”

Ia melangkah maju lagi, tapi sebelum sempat menyerang, suara berat terdengar dari atas tangga batu.

“Cukup!”

Gao Wen berdiri di sana, jubahnya bergetar tertiup angin lembah. Pandangannya menembus kerumunan dan berhenti di Yu Chen.

“Aku sudah bilang, kerja keras boleh. Tapi Sekte tidak butuh murid yang suka cari masalah.”

Cao Feng segera menunduk, pura-pura bersikap patuh. “Penjaga Gao, saya hanya mencoba menegakkan aturan—”

“Tutup mulutmu.” Suara Gao Wen memotong cepat. “Kau pemimpin kelompok, tapi kau duduk diam sementara orang lain bekerja. Siapa yang seharusnya dihukum di sini?”

Cao Feng terdiam, wajahnya memucat.

Gao Wen lalu menoleh ke Yu Chen. “Dan kau. Kekuatanmu di luar kebiasaan untuk pelayan dengan akar abu-abu. Jangan biarkan kemampuanmu membuatmu sombong.”

Yu Chen menunduk. “Saya mengerti.”

Beberapa saat hening, sebelum Gao Wen berbalik. “Kerja dilanjutkan. Hasil akan dihitung sore nanti.”

Ketika rombongan bubar, Cao Feng masih menatap tajam ke arah Yu Chen, matanya penuh dendam yang disembunyikan di balik senyum kaku.

---

Sore menjelang. Para pelayan dan murid luar berkumpul untuk menyerahkan hasil kerja. Ketika tim pencatat memeriksa, keranjang milik Yu Chen berisi Batu Roh paling banyak di antara semua peserta.

Tetua pengawas mengumumkan hasilnya dengan nada datar. “Yu Chen, pelayan baru. Hasil tertinggi hari ini. Hadiah: satu Batu Roh tambahan.”

Sorak kecil terdengar di belakang, tapi sebagian besar hanya bisikan iri. Cao Feng memalingkan wajahnya.

Yu Chen menerima Batu Roh itu dengan tenang. Tapi di dalam dirinya, Qi dari kristal di dada mulai bergetar lembut, seolah memberi respons pada energi batu tersebut.

Ketika ia menutup telapak tangan, seberkas cahaya ungu samar menyala di sela jarinya. Suara naga halus bergema di pikirannya lagi.

“Dunia mulai memperhatikanmu.”

Ia menarik napas panjang, menatap langit senja di atas lembah tambang. Matahari turun perlahan di balik gunung, dan cahaya keemasannya memantul di wajahnya yang berdebu.

Hari itu, untuk pertama kalinya, Yu Chen benar-benar merasa hidup sebagai kultivator.

Tapi di balik rasa bangga itu, ia tahu satu hal pasti: setiap langkah naik akan menarik perhatian lebih banyak mata.

Dan tidak semua mata itu bersahabat.

1
sitanggang
diawal namanya siapa berubah jd siapa 🤣🤣
sitanggang
buruknya terlalu banyak tingkatan dan namanya gak jelas
Nanik S
Jadikanlah cerita ini lebih hidup
Nanik S
NEXT
Nanik S
Darah boleh sama tapi perjalanan hidup dan waktu pasti berbeda
Nanik S
Cuuuuuuus#t
Nanik S
Akhirnya Mu Feng dan Bsi Luang pergi juga
Nanik S
Laaaanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya bagus tapi kurang hidup
Nanik S
Lanjutkan terus
Nanik S
Dunia Beku... berarti hamparan Es
Nanik S
Siapakah yang menatap Yu Chen diatas langit
Nanik S
Siap mengambil Kunci ke Tiga
Nanik S
Bai Luang.... ternyata msh mengejar Yu Chen
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
kalau bayangan Yu Chen bisa bertarung.. hebat sekali seperti Klon
Twilight: terimakasih ya kak sudah membaca novel saya😄🙏
total 1 replies
Nanik S
Mu Feng apakah masih mengejar lagi
Nanik S
Sungguh bagus ceritanya
adi ambara
dalam tak sedar..dirinya sombong yg tak kelihatan walau dirinya sendiri...org yg sombong tak bisa berfikiran jernih..
Nanik S
Naik Tingkat... Yu Chen.. musuhmu selalu mengejsrmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!