NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:423
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5: Desa Orchidia

Hari menjelang siang. Sudah berjam-jam kedua peri itu berusaha membangunkan kinasih yang pingsan. Segala cara telah mereka lakukan. Menggoyang-goyangkan tubuh kinasih. Bahkan mereka juga menyiram wajah kinasih dengan air agar ia terbangun.

Setelah merasa usaha mereka sia-sia. Mereka berdua hanya duduk termenung diatas dahan pohon. Lalu Tiba-tiba tubuh kinasih bergerak perlahan. Kedua peri yang menyaksikannya langsung terbang dan duduk tepat di samping kanan-kirinya.

"tralala... ayo bangun." Bisik peri lala.

Perlahan kinasih mulai membuka kedua matanya.

"trilili... akhirnya kau siuman juga." Ucap peri lili dengan mata berbinar.

Kinasih memperbaiki posisi duduknya. "dimana aku?" Sembari mengusap kedua bola matanya.

"trilili... kau ada di hutan hujan, lihatlah, kau telah membuat raksasa itu terkapar." Jawab peri lili sambil menunjuk kearah tubuh raksasa yang tak sadarkan diri.

Kinasih mengernyitkan dahi.

"Aku yang mengalahkannya?"

Peri lili dan lala saling tatap. Kebingungan.

"kenapa kalian hanya diam saja?" tanya kinasih sekali lagi.

"tralala... memang kaulah yang mengalahkannya, wahai manusia. Tanganmu mengeluarkan petir berwarna biru yang sangat dahsyat." Peri lala mencoba menjelaskan.

Kinasih lalu memandangi kedua tangannya. Ia masih belum terbiasa dengan kekuatan magis yang dimilikinya.

"lalu, siapa kalian?"

"tralala... perkenalkan, aku yang berwarna hijau. aku peri lala."

"trilili... dan aku yang berwarna ungu. Aku peri lili."

Kedua peri itu menjulurkan tangan kecilnya. Lalu kinasih balas menyalami mereka. "namaku kinasih, kalian berdua bisa memanggilku, asih." Ucapnya sambil tersenyum.

"Aku masih tidak mengerti, mengapa setiap aku menggunakan kekuatan ini, aku selalu tak sadarkan diri. Seolah kekuatan ini yang menggerakkan tubuhku." Asih tertunduk.

Kedua peri itu hanya diam.

"tralala... sebaiknya kau beristirahatlah sejenak di rumah kami." Peri lala memberi saran.

"trilili... betul, mari ikut kami ke desa orchidia. Desa tempat kami tinggal." Timpal peri lili dengan wajah gembira.

Kinasih tersenyum dan mengangguk menyetujuinya. "baiklah, aku akan ikut ke kediaman kalian, wahai peri lala dan lili."

...

Desa orchidia. Sebuah desa terpencil yang dihuni oleh banyak peri dan terletak tak jauh dari hutan hujan. Dinamakan orchidia karena banyaknya bunga anggrek yang tumbuh di setiap sudut desa tersebut.

Desa orchidia dipimpin oleh ratu peri yang bijaksana, adil, dan tidak membeda-bedakan antar ras. Sungguh Makmur kehidupan peri disana, hidup berdampingan dengan alam­­­­­ membuat semua kebutuhan mereka terpenuhi. Air berlimpah, sumber makanan selalu tersedia, dan yang terpenting adalah keadaan hutan hujan yang jauh dari kehidupan ras lain membuat mereka hidup aman dan damai.

"tralala... kita telah sampai, asih." Ucap peri lala sambil mengepakkan sayap kecilnya.

Dari balik rimbun pepohonan, Kinasih melihat dengan jelas betapa megahnya desa orchidia. Dengan mata berbinar, dia memantapkan Langkah kakinya untuk segera masuk ke dalam wilayah para peri itu. Di setiap sudut desa, Senyuman dan sapaan hangat dari para peri diterima baik oleh asih.

"tentram sekali keadaan desa ini, ya."

"trilili... benar asih. Para peri selalu menerima baik siapapun yang berkunjung ke desa ini. Kecuali para raksasa-raksasa itu." Ucap peri lili dengan nada kesal.

"ngomong-ngomong kau kenal dengan raksasa yang aku kalahkan tadi?"

"trilili... aku tidak begitu mengenalnya dengan baik. Namun..."

"tralala... sudahlah peri lili, kita lanjutkan pembicaraan kita di rumah. Lihatlah asih, kita telah sampai di rumahku." Peri lala memotong pembicaraan. Lalu ia segera beterbangan mengitari rumahnya. Sebagai tanda jika dia mempersilahkan kinasih untuk bertamu.

Rumah yang tidak begitu besar. Pondasi kayu yang kokoh menjadi penopang utama berdirinya rumah itu. Serta bahan-bahan alami lainnya digunakan sebagai pendukung rumah tersebut.

"Peri lala, siapakah yang membangun rumah ini?." Tanya asih sembari melihat setiap sudut rumah tersebut.

Peri lala dan lili saling tatap. Lalu menggeleng. Seperti ada yang mereka sembunyikan.

"tralala... itu tidak penting, asih."

"trilili... benar, yang terpenting, manusia sebesar dirimu bisa masuk ke dalam rumah ini." Timpal peri lili sambil tertawa. Kinasih balas ikut tertawa.

..

BUMM..

BUMM..

Suara Langkah kaki raksasa menggetarkan tanah. Dia berjalan sempoyongan, lalu bersandar di sebuah batang pohon yang dibentuk sedemikian rupa menyerupai sebuah bangku.

Raksasa setinggi 3 meter itu adalah Oliver. Memiliki wajah yang menyeramkan dan Mempunyai ruas janggut yang lebat berwarna coklat. Menambah nuansa mengerikan dari dalam dirinya. Namun di satu sisi, ia masih memiliki sifat manja kepada ayah ibunya.

"IBU... AKU MAU AIR." Teriak oliver kepada ibunya.

BUMM..

BUMM..

Dari arah yang berbeda terdengar suara Langkah kaki ibu Oliver. Raksasa itu muncul membawa timba yang cukup besar. Lalu menyerahkannya kepada Oliver­­.

"Minumlah. Apa yang terjadi padamu, nak?."

Oliver segera menghabiskan satu timba berisi air tersebut dengan sekali tegukan.

"manusia sialan itu. Dihabisinya aku dengan kekuatan petirnya." Ucap oliver sambil mengusap bibirnya yang basah.

"HAH? SIAPA GERANGAN MANUSIA ITU? BERANI SEKALI MENGHAJAR ANAKKU!" ibu oliver terlihat sangat marah.

"Tidak tahu, sepertinya dia orang baru." Ucap oliver sambil mengangkat kedua bahunya.

Ibunya hanya diam. Lalu segera pergi meninggalkan oliver. Dia tak ingin emosinya semakin meledak dan membuat suasana semakin runyam.

Kehidupan mereka tak jauh dari berburu dan berkelahi. Mereka menganggap semua yang ada di dalam hutan hujan adalah milik mereka. Namun mereka lupa jika serakah bukan hal yang baik di dalam hidup mereka.

Tempat tinggal mereka hanyalah sebuah lahan kecil yang berada di pinggiran hutan hujan. Hanya ada mereka bertiga dan satu rumah kayu yang kokoh. Pastinya lebih besar dari ukuran mereka.

Oliver tinggal Bersama ayah dan ibunya. Ayahnya bertugas mengumpulkan bahan makanan, jarang terlihat di rumah. Ibunya hanya bertugas menjaga dan memasak di wilayah mereka. Oliver? Tidak jelas hidupnya. Hanya suka mengganggu makhluk lain di hutan hujan.

..

Di dalam rumah peri lili dan lala.

"aku masih penasaran dengan raksasa itu. Bolehkah aku tahu tentangnya?" Pinta kinasih kepada peri lili dan lala.

"tralala... baiklah biar aku yang menjelaskannya secara singkat. Oliver, Namanya. dia memang selalu mengganggu kita. Dan beruntungnya, kita belum pernah tertangkap olehnya. Jika kau bertemu dengannya lagi, aku harap biarkan saja dia melakukan apa yang dia suka." Jelas peri lala.

"mengapa begitu, bukannya dia jahat?" Kinasih mengernyitkan dahi.

"tralala... memang dia jahat. Tapi aku tidak bisa menjelaskan alasannya." Peri lala tertunduk.

"trilili... sebaiknya kau tanyakan sendiri pada sang ratu." Timpal peri lili.

"Sang ratu? Siapa dia?"

"tralala... dia adalah pemimpin di desa orchidia ini. Mari ikutlah Bersama ku dan lili, untuk menemui dia." Ajak peri lala kepada kinasih.

Kinasih terlihat sangat gembira. Matanya berbinar. Dan segera mengiyakan tawaran peri lala. Kinasih hanyalah anak usia 12 tahun yang masih polos. Belum begitu peka jika ada sesuatu yang orang lain sembunyikan.

Alhasil, berangkatlah mereka bertiga menuju ke kediaman sang ratu peri. Ratu Reyna.

.....bersambung.....

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!