NovelToon NovelToon
Menyetarakan Diri Dengan Para Dewa

Menyetarakan Diri Dengan Para Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Epik Petualangan
Popularitas:617
Nilai: 5
Nama Author: Space Celestial

Menara yang Misterius yang sudah berdiri dan berfungsi sejak sangat lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Space Celestial, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Sofia Carson duduk di atas batu datar yang tertutup lumut, sebagian dari permukaan tebing kecil yang menghadap ke danau jernih di bagian timur pulau. Di hadapannya, air mengalir tenang, memantulkan langit biru pucat dan bayangan pepohonan raksasa di sekelilingnya. Udara segar dan sunyi menyelimutinya, memberikan rasa damai yang sulit dijelaskan.

Tapi di balik ketenangan itu, dunia sudah berubah.

Wajahnya tetap tenang, tapi matanya terus mengamati. Ia menyaksikan dari kejauhan orang-orang yang baru saja diteleportasi ke Lantai 1. Mereka kebanyakan manusia—masih mengenakan pakaian yang mereka pakai saat di Bumi. Beberapa memakai jas, seragam militer, pakaian olahraga, bahkan piyama.

Sofia mengamati mereka dari tempatnya bersembunyi, jauh dari keramaian, jauh dari suara-suara panik, tawa gugup, dan bisikan ketakutan.

Dia tahu lebih dari siapapun: kebingungan adalah celah paling berbahaya di Menara Ilahi. Di tengah ketidaktahuan, orang-orang bisa saling mencurigai, berebut kekuasaan, atau lebih buruk… menghancurkan satu sama lain demi bertahan hidup.

“Status… buka Status…”

“Aku? Seorang Warrior? Apa-apaan ini?”

“Dude… INT-ku cuma 3! Apa ini artinya aku tolol?!”

“Kalem, kalem, ini pasti bagian dari game… kayak VR atau semacamnya.”

Teriakan-teriakan kecil, gugup, dan tawa paksa mengisi udara. Mereka mencoba menormalkan sesuatu yang tidak bisa dinormalkan.

Namun, dari antara kerumunan, beberapa orang mulai terlihat berbeda. Tenang. Matanya tajam. Mereka tidak kaget atau panik.

Salah satunya adalah Shawn Kruger.

Pria itu berdiri di bawah naungan pohon, tak jauh dari garis pertemuan antara hutan dan padang. Punggungnya tegak, tangan menyilang di dada, dan matanya tajam menelusuri orang-orang satu per satu.

Dia mengenali pola.

Orang yang sama seperti sebelumnya. Beberapa wajah familiar dari kehidupan lalu, orang-orang yang dulu berhasil naik bersamanya, yang ikut berjuang di lantai-lantai awal sebelum satu per satu tumbang.

Tapi kini semuanya dimulai lagi. Dan Shawn tidak bisa tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama.

Dia tahu bahwa menyatukan tim terlalu cepat bisa berujung pada kehancuran. Kepercayaan adalah komoditas paling langka di Menara Ilahi.

'Aku harus menemukan Timku, mereka pasti berada di sini.' Shawn melihat di sekelilingnya untuk mencari wajah familiar di kehidupan sebelumnya yang merupakan timnya sendiri yang terdiri dari 10 orang termasuk dirinya sendiri, mereka mendaki menara sampai ke lantai tengah.

Shawn masih melihat lihat sekelilingnya samoai dia menemukan wajah familiar dari kehidupan sebelumnya. 'Ketemu kau.' Shawn bergegas lari ka arah orang tersebut.

Sementara itu, Sofia masih menyendiri dan ingin membeli perlengkapan atau skill dari Shop system, Sofia melihat hanya ada Common Tier dan tidak lebih dari itu.

Sistem Menara Ilahi dapat memeriksa status Item apa pun. Item, perlengkapan, Keterampilan, Ramuan, Buku Mantra, dan lainnya adalah Peringkat dalam Menara Ilahi. Peringkat tersebut adalah Common, Uncommon, Rare, Epic, Legendary, Mythic, Divine, and Absolute. Anda harus mendapatkan semuanya atau hanya satu.

Visualnya meliputi:

Common: Item dasar sehari-hari, perlengkapan produksi massal, mantra pemula.

Uncommon: Sedikit tersihir, menawarkan bonus atau resistensi sederhana.

Rare: Peralatan atau item yang ditingkatkan dengan utilitas khusus.

Epic: Personalisasi, seringkali terbuat dari material magis atau batu mana langka.

Legendary: Perlengkapan bernama dengan sejarah, seringkali digunakan oleh para pahlawan kuno atau ditempa di tempat-tempat mistis.

Mythic: Mampu membelokkan pertempuran itu sendiri, senjata yang dapat mengguncang kota atau mendistorsi sihir.

Divine: Peralatan atau item yang dipenuhi dengan energi ilahi literal, kekuatan yang mendekati dewa.

Absolute: Tingkatan tertinggi, hampir tak terjangkau. Dikhususkan untuk makhluk transenden yang melampaui takdir.

Sofia melihat layar biru melayang, menampilkan berbagai pilihan item yang bisa dibeli dengan 2000 Poin miliknya. Kategori demi kategori terbuka di hadapannya: Senjata, Perlengkapan Bertahan Hidup, Skill Dasar, Potion, Armor, dan Miscellaneous.

Semuanya adalah Common-Tier. Shop system biasanya diumumkan saat Ujian lantai 1 akan dimulai tetapi penghuni menara Ilahi sudah tahu ini sejak mereka diajarkan saat umur 5 tahun di taman kanak kanak kecuali orang-orang dari luar menara.

Dia tidak memilih sembarangan. Tangannya berhenti pada satu bagian: Skill Dasar.

[Common Weapon Tier]

Iron Short sword (Common) – 200 Poin

Throwing Knives (x5) (Common) – 150 Poin

Basic Cross bow (Common) – 300 Poin

Light Combat Staff (Common) – 180 Poin

[Skill (Common Tier)]

Basic Tracking – 100 Poin

Quick Step Lv.1 – 150 Poin

Basic Cooking – 50 Poin

First Aid Lv.1 – 120 Poin

Basic Fireball – 200 Poin

Sofia berhenti sejenak saat melihat Fireball. Tapi ia tak langsung memilih.

Sebagai seseorang yang telah mendaki lebih jauh dari kebanyakan orang di kehidupan sebelumnya, Sofia tahu bahwa memilih item bukanlah soal kekuatan terbesar, melainkan keseimbangan.

‘Terlalu banyak serangan, tapi tanpa kontrol, akan jadi pembantaian sepihak. Terlalu banyak pertahanan, dan kau akan kalah cepat.’

Dia menghela napas perlahan.

Akhirnya ia memilih:

[Membeli: Quick Step Lv.1 – 150 Poin]

[Membeli: Throwing Knives (x5) – 150 Poin]

[Membeli: First Aid Lv.1 – 120 Poin]

[Membeli: Basic Fireball – 200 Poin]

[Sisa Poin: 1380]

Empat gelombang cahaya menyelimuti tubuhnya secara halus. Tak menyakitkan. Hanya hangat. Familiar.

Seperti seseorang yang akhirnya kembali ke rumah.

Di sisi lain

Shawn Kruger mempercepat langkahnya.

Tapi bukan tergesa-gesa. Gerakannya tetap tenang, seperti pemburu yang tahu bahwa buruannya tidak akan lari. Di antara ratusan manusia yang baru tiba di Lantai 1, dia akhirnya menemukan satu dari sembilan orang yang dulunya adalah bagian dari timnya. Seorang wanita berambut hitam sebahu, tinggi semampai, dengan ekspresi yang selalu waspada, Karen Laine, dulunya seorang dokter militer dari Kanada.

Karen tidak menyadarinya. Dia masih menatap layar birunya dengan alis berkerut, mungkin mencoba memahami apa arti dari ‘STR’ dan ‘AGL’. Tapi Shawn tidak terburu-buru menghampiri. Dia tahu Karen dari kehidupan sebelumnya, dia bukan tipe yang mudah percaya. Apalagi sekarang… mereka semua datang dengan memori kosong. Tak satupun dari mereka yang akan mengingat dirinya.

‘Satu dari sembilan… masih delapan lagi.’ pikir Shawn.

Dia mengamati sekelilingnya. Dengan pelan, dia mundur dan menyelinap ke balik pohon lain, memperhatikan dari kejauhan. Dia tidak ingin berinteraksi terlalu cepat. Kepercayaan itu dibangun, bukan diminta.

Shawn kini di tepi padang terbuka. Cahaya matahari menerpa tubuhnya dari sela-sela dedaunan. Rambutnya sedikit berantakan karena angin, dan matanya masih waspada menelusuri kerumunan. Dia melihat dua lagi dari mantan timnya: Diego, pria asal Meksiko yang dulunya ahli taktik mereka, dan Lily, gadis Jepang yang pernah menjadi penyembuh tim.

‘Mereka semua di sini…’ gumam Shawn dalam hati. Tapi tidak sekalipun ia menghampiri. Ia hanya mencatat, mengamati, dan memastikan. Bukan saatnya mengungkap diri.

Di sisi lain pulau, layar biru itu mulai memperingatkan semua Reguler yang baru tiba. Mayoritas yang merupakan dari luar menara masih bingung. Sebagian sibuk mengobrol, membentuk kelompok, atau mencoba memahami dunia asing ini.

Namun, para penghuni asli Menara Ilahi—yang ikut Tutorial dan telah tiba lebih dulu—tidak terlibat. Mereka tenang. Duduk, berdiri, atau berjalan sendiri. Tidak ada yang gugup. Tidak ada yang kaget. Mereka hanya menunggu ujian dimulai… karena mereka tahu apa yang akan terjadi.

Beberapa di antara mereka bahkan sudah membuat tenda sederhana, memasang penghalang, atau menyiapkan peralatan mereka dengan rapi.

Sofia memandangi mereka sejenak. Hatinya tenang. Dia adalah satu dari mereka. Seorang Reguler yang tahu lebih dari apa yang terlihat.

Dan itulah sebabnya dia menyendiri.

[Waktu menuju Ujian: 01:53:13]

Sofia meneguk air mineral untuk terakhir kalinya, lalu berdiri.

Dia membersihkan debu dari pakaiannya, merapikan ikat rambutnya, dan menatap ke arah satu dari tiga gunung di pulau ini.

Di sanalah ujian akan dimulai.

Perlahan… langkahnya menyusuri rumput basah. Tak ada suara selain desir angin. Tapi matanya mantap. Tidak goyah.

Di balik semua ketenangan itu, Sofia tahu—

Menara Ilahi tidak pernah memberi ujian yang mudah.

Dan kali ini… dia akan mendaki tanpa ragu.

1
Ayari Khana
Terpana😍
Android 17
Sangat kreatif
【Full】Fairy Tail
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!