NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mobil Roll Royce

Hari ini, Laura ingin pergi ke supermarket untuk membeli beberapa stok makanan untuk di masak. Karena di rumah mendiang orang tua Sansa, tidak ada stok makanan satu pun, sehingga dia harus menelpon Bibi Hellena tadi malam karena kelaparan.

Jadi, hari ini dia memutuskan untuk menitipkan Dante pada Bibi Hellena dan pergi ke pusat kota untuk membeli keperluan dapur.

Laura di beri pinjam mobil milik Bibi Hellena, meskipun mobil itu sudah tua dan butut. Namun ini sangat membantunya untuk pergi ke pusat kota yang lumayan jauh. Mungkin butuh sekitar 20 menit untuk sampai disana.

Beruntung Laura bisa mengemudi mobil walaupun sedikit gelagapan. Namun akhirnya dia pun bisa. Tugas selanjutnya semakin sulit. Dia harus memarkirkan mobil itu di parkiran supermarket yang cukup ramai.

Laura nampak ragu, namun dia tetap mencoba sebaik mungkin. Sampai akhirnya..

Brukk!!! Tin!! Tinnn!! Tinnn!!

Laura menabrak sebuah mobil yang terparkir di belakangnya dan suara alarmnya mengaung keras. Membuatnya panik dan segera keluar dari dalam mobilnya. Mengecek kondisi mobil yang di tabrak.

"Ohh ya Tuhan! Mati aku!" Gumam Laura memegang kepalanya dengan kedua tangan.

Mobil Roll Royce berwarna hitam glossy itu baret di bagian depannya. Cukup panjang dan lebar. Sontak Laura terduduk di depan mobil itu. Dia merasa lemas karena tau harganya mobil ini miliaran. Dia tak akan mampu mengganti rugi. Uang yang di berikan Sansa padanya juga tak akan cukup.

Laura menerka-nerka apa yang akan terjadi setelah ini. Dia berpikir, lagi pula mengapa ada mobil Roll Royce terparkir di halaman supermarket seperti ini? Bukankah seharusnya pemilik mobil ini orang kaya? Dia tidak perlu pergi berbelanja sendiri kan?

Karena dia sendiri pun begitu selama ini. Ben punya dua mobil tipe seperti ini. Dia tak pernah pergi ke tempat murahan dan memarkirkan mobilnya sembarangan.

"Heh, kau!" Panggil seseorang mengejutkan Laura.

Sontak Laura berdiri dari duduknya. Menghadap pria yang sedang memanggilnya, dia tau, pasti pria ini sang pemilik mobil.

Pria itu langsung menghampiri Laura. Melihat bagian samping mobil yang baret karena di serempet mobil butut Laura. Dia mendengus kesal. Pria itu menggunakan setelan jas hitam yang mahal.

"Maafkan saya, tuan!" Ucap Laura takut-takut.

"Maaf saja tidak cukup! Kau harus ganti rugi!" Ucap pria itu marah.

"Iya, saya tau. Tapi ijinkan saya untuk mencicilnya, tuan. Saya tidak punya uang sebanyak itu untuk.."

"Kalo tidak punya uang harusnya kau jangan sembarangan menabrak mobil orang lain! Bos ku bisa membunuh mu!" Ucapnya.

Mendengar itu Laura mengerti sesuatu. Bukan pria ini yang memiliki mobil. Dia bilang, bos nya akan marah? Laura tak bisa membayangkan bagaimana sosok pemilik mobil ini. Jika anak buahnya saja memakai pakaian yang mahal apalagi bos nya? Apakah dia lebih kaya daripada keluarga Pattinson? Suaminya?

Lalu tak lama, datang dua orang pria yang berpakaian setelan jas hitam super mahal. Sepatu kulit yang mengkilap. Jam tangan mewah serta.. Aura yang di milikinya mampu mengintimidasi Laura sebelum dia mengatakan sepatah kata pun.

"Ada apa?" Tanya salah satu pria itu yang nampak lebih muda.

"Maaf, tuan. Wanita ini menabrak mobil kita." Jelas si pria pertama, yang sepertinya dia itu supir.

Laura menundukkan kepala. Sedikit demi sedikit mencuri pandang pada pria ketiga yang berada di belakang. Dia bisa memastikan, pria itu pasti bosnya.

Mendengar itu pria kedua mengecek mobil. Dia mendecak kesal. Menatap tajam ke arah Laura. Sedangkan pria ketiga, yang berada di belakang mereka berdua dengan santai masuk ke dalam mobil tanpa menghiraukan apa yang terjadi.

Laura semakin di bakar ketakutan. Telapak tangan kanannya mulai bergetar dan nyeri. Dia mencoba menahannya rasa nyerinya sekuat tenaga.

"Kau bisa bertanggung jawab?" Tanya si pria kedua dengan santai.

Laura menggeleng pelan. Dia mengakui hal itu. Karena jika dia berbohong dengan mengatakan mampu bertanggung jawab, pasti pria ini sudah meminta uang ganti ruginya sekarang juga.

Lalu, pria kedua itu menghampiri bosnya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Berbicara disana. Bos mereka menatap Laura dengan tajam, menatapnya lekat-lekat. Lalu memberi perintah pada si pria kedua.

Pria kedua itu pun kembali sambil berkacak pinggang. "Bos kami memberi keringanan. Kau bisa mencicil kerugiannya dengan bekerja di hotel kami, tapi kau hanya akan di gaji 25% dari gaji utuh."

"Tapi, tuan.. Saya.."

"Ini bukan penawaran, ini perintah! Jika kau menolak, kami akan membawa mu ke kantor polisi!" Ucapnya menusuk dada Laura.

Sontak Laura membulatkan kedua matanya tak percaya. Bagaimana bisa ada orang seperti ini? Tanpa persetujuannya, mereka membuat kesepakatan yang sangat merugikan Laura. Di gaji 25% dari gaji utuh? Dia sendiri tidak tau berapa gaji utuh yang mereka maksud. Tapi dia mau tidak mau harus menyetujuinya. Karena tak mau di tangkap polisi dan meninggalkan anaknya sendirian di kota ini.

Akhirnya Laura setuju. Dia mendapatkan sebuah kartu nama dan mereka meninggalkan Laura begitu saja di parkiran. Sedangkan pria yang Laura yakini sebagai bos itu, menatapnya tajam dari kamar mobil. Membuat Laura menundukkan kepala dalam-dalam.

Dalam hatinya, dia berdoa agar tidak di pertemuan dengan mereka bertiga lagi. Apalagi sampai menabrak mobil mereka lagi? Bisa-bisa Laura akan menjadi budak mereka selamanya.

Laura juga sedikit merasa aneh pada mereka. Bagaimana bisa mereka membiarkan Laura begitu saja? Apa mereka tidak takut Laura akan kabur? Atau tidak akan pernah datang ke hotel mereka untuk bekerja? Bisa saja itu terjadi kan? Tapi nyatanya, mereka seakan tak takut itu terjadi. Seakan-akan mereka memegang kendali akan kota ini.

Terik matahari pagi itu menyadarkan Laura dari lamunannya. Dia memuskan untuk memarkirkan mobilnya dengan benar lalu segera masuk ke dalam supermarket. Membeli ini dan itu. Terutama membeli susu formula untuk Dante, anaknya. Lalu selebihnya membeli kebutuhan dapur untuk beberapa hari ke depan.

Seketika dia teringat, bagaimana bisa dia meninggalkan Dante untuk bekerja? Apakah Bibi Hellena mau menjaga anaknya selama dia bekerja?

Setelah memikirkan hal itu berulang kali. Akhirnya dia memutuskan untuk menitipkan Dante pada Bibi Hellena selama dia pergi bekerja. Sementara biarkan seperti itu dulu sampai dia menemukan daycare yang tepat untuk Dante agar tidak merepotkan Bibi Hellena terus-menerus.

Sesampainya di rumah, Laura segera masuk ke dalam rumah. Keadaan rumah sekarang jauh lebih bersih di bandingkan pertama kali dia datang kesana. Karena pagi-pagi buta Laura sudah membersihkan beberapa ruangan lebih dulu. Sisanya Bibi Hellena. Alhasil, rumah ini sebagian besar sudah bersih dan wangi.

Dia menemui Bibi Hellena yang berada di dapur, wanita paruh baya itu menggendong Dante dengan penuh kasih sayang. Seperti anaknya sendiri. Atau lebih tepatnya, seperti cucunya sendiri. Karena seumuran Bibi Hellena ini sudah pasti mengharapkan kehadiran seorang cucu.

Laura menyapanya. Mengambil alih Dante dari gendongan Bibi Hellena dan menciumnya berulang kali. Sedangkan Bibi Hellena mengambil belanjaan Laura dan menatanya di kulkas dan di almari penyimpanan makanan.

Mereka nampak akrab sekali. Seperti seorang ibu dan anak. Setelah bercerita kesana kemari, Laura baru mengetahui jika Bibi Hellena tidak memiliki seorang anak setelah menikah bertahun-tahun sampai suaminya meninggal. Hingga kini, dia tinggal sendiri di rumah yang tak jauh dari rumah mendiang orang tua Sansa.

Itu sebabnya dia cepat sekali akrab dengan Laura dan Dante, dia sudah menganggapnya sebagai anak dan cucunya sendiri.

Bersambung...

.

.

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!