NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepulangan Anna

"Ya haloo."

"Ariana...maafkan aku baru bisa menghubungi mu. Karena aku baru bisa menemukan mu. Apa kamu baik baik saja? Apa ada sesuatu yang terjadi pada dirimu? Jika benar, kamu sekarang sedang mengandung anakku. Apa benar dugaan ku? Segera mungkin aku akan menemui mu."

DEG

Ariana tak sanggup bicara, pria barusan yang menghubungi dirinya adalah pria yang sudah menyentuhnya. Atharya mengambil alih ponsel adiknya.

"Siapa ini? JAWAB!"

Ponsel Anna mati, Hulya merebahkan Anna ke kasur. "Brengsek! Jadi dia orangnya yang sudah menghamili kamu? Tunggu di sini. Sayang, jaga Anna. Aku akan menyuruh Juna kesini." Athar pergi dari sana dengan emosi.

Hulya tak bisa mencegah suaminya, menurutnya bagaimana pun pria itu harus bertanggung jawab atas diri Anna.

"Tenang yah ada aku disini."

"Kenapa ini harus terjadi sama aku?"

Anna makin menangis histeris di dada Hulya, sampai baju Hulya basah. "Istighfar, kak Anna. Lihat aku, kita shalat ya. Kakak sudah terlalu jauh dari Allah. Minta ampun pada Sang Maha Kuasa. Kita ini manusia lemah di hadapan-Nya." Ucap Hulya lembut.

"Makasih ya ada disini buat aku."

TING TONG

Hulya dan Anna menoleh, mungkin Atharya tidak jadi pergi. Dia ke depan membuka pintu apartment-nya, ternyata Alana dan Erlando, suaminya.

"Kakak, ayo masuk kak. Anna ada di kamar." Hulya mempersilahkan kakak iparnya masuk ke dalam.

Alana dan Erlando langsung ke kamar Anna, ia amat sangat menyayangi Anna. "Kakak..." Anna memeluk kakaknya erat dan menangis dipelukannya.

"Ada kakak disini, kata Hulya kamu belum makan? Kakak suapin yah, ingat bayi kamu harus makan. Anak ini tidak bersalah."

"Mari kak."

Hulya menyiapkan makanan yang sudah ia masak di meja makan. Mereka makan bersama. "Besok kamu harus usg, kakak harus cek kandungan kamu. Masalah papih dan mamih kita pikirkan nanti. Mengerti?"

"Iya kak."

Keempatnya makan siang bersama siang itu. Alana dan Hulya menyemangati Anna. Terlepas dari kesalahan, Anna tetaplah adik mereka yang harus mereka lindungi.

Alana dan Erlando tak lama disana, mereka pamit karena masih harus melihat keadaan opah Arya. Untung saja ada Hulya yang menjaga Anna, jadi kedua kakaknya itu tidak khawatir.

Ketika Alana dan Erlando pulang, Atharya baru kembali ke apartment membawa banyak makanan dan beberapa baju untuk Anna. Begitu pun Juna yang mengekor padanya.

Athar menyuruh Anna membersihkan diri dulu dan istirahat. Keadaan Anna benar benar kacau, badannya sangat kurus sekali semenjak orang tuanya mendiamkan Anna.

"Sayang, mungkin nanti aku harus bicara sama papih. Meskipun Anna melakukan kesalahan, tapi Anna tetap adikku."

"Iya mas. Tapi mas janji jangan emosi sama papih dan mamih. Janji yah? Mas harus bisa kontrol emosi, aku enggak mau mas nanti marah marah disana." Ucap Hulya.

"Iya sayang, I love you."

-

-

-

Orang tua Anna sudah kembali ke rumah, namun mereka sama sekali tak melihat anak bungsunya. Mamih Aleesya menanyakan keberadaan Ariana pada mbok Sumi.

"Tadi sore den Athar kesini nyonyah, membawa baju non Anna. Sepertinya di rumahnya den Athar."

Mamih Aleesya dan papih Alarich saling pandang. "Iya mbok terima kasih yah."

Papih Alarich berjalan ke ruang kerjanya di ikuti istrinya. Dia duduk di sofa kebesarannya sambil menatap jendela kaca. Mamih Aleesya mengambil kursi kecil dan duduk di hadapan suaminya.

"Mas sayang...kenapa hmm?"

"Sudah lama kamu enggak panggil aku mas."

"Aku rindu mas Al. Aku rindu mas yang kuat, mas yang pemberani. Bukan seperti sekarang. Maafin aku ya pih, aku tidak bisa menjaga Anna. Aku_" Mamih Aleesya menyandarkan kepalanya di paha sang suami.

Bulir bulir air mata suaminya jatuh, ia mengelus kepala istrinya yang amat sangat ia cintai.

"Aku yang gagal menjadi seorang ayah. Kamu pasti sangat membenci suamimu ini. Aku sudah dua kali menampar Anna. Hatiku hancur, sakit, terluka. Anak yang aku jaga sedari dari lahir sekarang sudah_"

Papih Alarich tak sanggup melanjutkan lagi omongannya dia ikut menangis bersama istrinya. Keduanya saling bicara dari hati ke hati tentang Anna. Sikap apa yang akan mereka ambil pada anak bungsunya.

"Aku akan bawa Anna pulang besok, mih."

"Janji ya pih? Aku sangat sayang sama Anna. Dia pasti sangat terluka sekarang, pih. Dia butuh kita. Aku enggak pernah membenci pria yang sangat mencintaiku ini. Kamu yang terbaik. Aku sangat mencintaimu, pih. Selamanya." Lirih mamih Aleesya.

-

-

-

Papih Alarich bersama Ray pagi pagi sekali ke apartment Atharya. Dia menggedor gedor pintu itu. Tak lama Hulya membuka pintunya. "Loh papih? Kok_" Sedikit lupa namun ia cepat cepat menyalami punggung tangan papih mertuanya.

"Mana Anna?"

"Anna_eum pih itu_"

Papih Alarich dan Ray masuk ke dalam di ikuti Hulya. Ia mencari Anna ke kamar. Ternyata Anna ada didalam sedang di kompres oleh Athar. "Papih, mau apa papih ke sini?" Tanya Athar ketus.

"Begitukah cara kamu menyambut orang tuamu?"

"Ma-maaf pih, maksud Athar bukan gitu. Tapi kalau papih mau marahin Anna, enggak sekarang pih. Anna sakit dari semalam badannya panas." Ucap Athar dengan wajah sendu.

Papi Alarich mendekati anak perempuannya. Hulya menarik suaminya pelan keluar. Supaya papih Alarich bisa bicara dari hati ke hati dengan anak bungsunya. Athar pun menuruti istrinya. Ray mengemasi dulu baju bajunya Anna dan ia pun ikut keluar menunggu di ruang tamu.

Badan Anna menggigil matanya terpejam efek obat yang Alana berikan semalam. Hari ini rencananya ia akan di jemput Alana untuk memeriksakan kehamilannya.

"Anna, ini papih nak. Buka matamu. Papih minta maaf sayang, papih sangat menyayangimu nak. Kita pulang yah, mamih kangen sama anak bungsunya." Lirih papih Alarich.

Mata Anna perlahan terbuka, samar samar ia melihat papihnya. Bibirnya keluh untuk bicara, air matanya menetes. Ia mendengarkan sedari tadi papihnya berceloteh.

"Ma-maafin Anna ya, pih. Anna udah durhaka sama papih dan mamih. Ini ganjaran buat Anna. Pih_Ann_"

Papih Alarich memeluk erat anak bungsunya ini. "Kita pulang yah. Mamih udah masakin steak salmon kesukaan kamu sayang."

"Tapi pih_"

"Ssst kita pulang yah. Mamih khawatir sama kamu. Opah juga mau ketemu kamu." Ucap papih Alarich.

Anna mengangguk lemah, papih Alarich menarik Anna ke pelukannya. Keduanya menangis saat itu. Hulya dan Ray mengintip dari luar pintu.

Hulya menitikan air matanya. Ia merasakan apa yang adik iparnya alami. Atharya menarik istrinya pelan dan Ray.

"Kita tunggu di sofa." Tutur Athar sangat pelan.

Hulya dan Ray menurut dan menunggu kehadiran papih Alarich dan Anna selesai bicara.

-

-

Anna pulang bersama papihnya ke rumah. Saat itu juga mamihnya berlari dan memeluk anak bungsunya itu. Keduanya menangis, mamih Aleesya menciumi seluruh wajah anaknya.

"Maafin mamih nak..."

"Anna yang minta maaf mih."

Papih Alarich menyuruh istrinya membawa Anna ke kamarnya. Ray sudah memasukan koper Anna ke dalam kamar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!