Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB5
Cahaya putih yang menusuk dari ujung jari itu terasa seperti sengatan listrik sekaligus kehangatan yang memabukkan. Pandangan Adnan gelap, dan ia merasakan dirinya tenggelam. Bukan lagi jatuh bebas, tapi terbenam dalam air yang dingin, dalam, dan tak berujung.
BLUUPP!
Adnan tersentak. Rasa dingin air yang menusuk kulitnya tiba-tiba menghilang. Ia terbangun dengan sensasi seperti baru saja ditarik dari kedalaman laut, paru-parunya kering dan sesak.
"Uhuk! Ahuk! Uhuk! Uhuk!" Ia terbatuk-batuk hebat, berusaha mengeluarkan udara yang tersumbat di tenggorokannya. Matanya perlahan terbuka, mengerjap, mencoba beradaptasi dengan cahaya yang remang-remang.
Ia masih hidup. Tapi di mana?
Adnan tertegun. Kepalanya berdenyut, dan ia kembali merasakan sakit dan luka di sekujur tubuhnya. Ia melihat sekeliling, dan rasa terkejut yang dingin kembali menyelimutinya. Ia berada di dunia yang aneh, dan yang lebih mengerikan, ia berada di tepian sebatang dahan pohon!
"Untung tidak jatuh," gumamnya pelan, suaranya serak. Ia meringis. Pohon ini! Pohon tempat ia bertengger tingginya menjulang, setidaknya sepuluh meter dari permukaan tanah. Dengan tubuh yang lemah, luka-luka menganga, dan rasa sakit yang menyiksa, mustahil ia bisa memanjat ketinggian ini. Bagaimana ia sampai di sini?
Keterkejutan itu belum mereda. Adnan mendongak. Apa yang dilihatnya membuat napasnya tercekat, dan matanya melebar tak percaya. Bulan. Itu adalah bulan, tapi bukan bulan yang ia kenal. Bulan di langit malam ini ukurannya tiga kali lipat lebih besar dari Bulan Bumi, berwarna keperakan dengan guratan-guratan aneh yang tampak begitu dekat, seolah ia bisa menyentuhnya. Pemandangan itu luar biasa, sekaligus sangat menakutkan.
Ting!
Tiba-tiba, suara aneh terdengar. Bunyi nyaring, persis seperti notifikasi pesan aplikasi di ponsel. Adnan celingak-celinguk panik, melihat ke kiri, kanan, depan, dan belakang. Tidak ada siapa-siapa.
Ting!
Lalu, sebuah suara lembut, seperti suara seorang gadis kecil (loli), terdengar di benaknya. “Selamat, Tuan Rumah! Anda telah mendapatkan Sistem Black Hole. Sistem Black Hole ini bisa membantu Tuan Rumah menjadi kuat, kaya, dan terkenal.”
Adnan membeku. "Ini... ini pasti mimpi gila!" Tanpa berpikir, ia mencubit lengan kanannya—tepat di bagian luka yang paling perih.
"ADUH!" Ia menjerit tertahan. Sakit! Itu nyata!
Suara loli itu kembali terdengar, lebih mendesak. “Apakah Tuan Rumah mau menyatu dengan Sistem? Bila Tuan Rumah berkenan menyatu dengan Sistem, tekan Ya. Kalau menolak, tekan Tidak.”
Seketika, sebuah layar hologram transparan muncul di hadapan matanya, memancarkan cahaya lembut di kegelapan. Adnan bingung, hati dan otaknya bergejolak. Sistem yang bisa membuatnya kuat, kaya, dan terkenal?
“Ting! Tuan Rumah harus cepat! Jika tidak, Sistem Black Hole akan menghilang dengan sendirinya. Waktunya tinggal 3 detik!”
Tiga detik! Dalam keadaan sendirian, terdampar, dan putus asa di dunia aneh ini, Adnan tidak punya pilihan. Tanpa berpikir panjang, ia menekan kata Ya. Ini adalah entitas pertama yang menawarkan bantuan di dunia baru yang mengerikan ini.
Saat ia menekan tombol itu, tubuhnya diselimuti kehangatan yang luar biasa nyaman. Dari kepala hingga ke dalam otaknya, ia merasakan aliran energi deras, seperti perpaduan aliran darah yang dipercepat dan arus listrik kecil yang mengalir lembut di sekujur tubuhnya.
“Ting! Proses penyatuan... 10%... 15%... 25%... 40%... 66%... 80%... 89%... 100%! Penyatuan selesai! Selamat, Tuan Rumah telah bergabung dengan Sistem Black Hole!”
Seketika, tubuh Adnan terasa segar kembali. Rasa sakit yang melilit akibat pengejaran di hutan dunia asalnya, yang ia rasakan sejak bangun, kini hilang sama sekali. Dan yang paling mengejutkan, luka-luka di tubuhnya perlahan-lahan menutup, meskipun baru separuh. Adnan terkesiap, melihat tangannya yang berangsur pulih.
“Ting! Selamat, Tuan Rumah mendapatkan Peti Harta Kayu sebagai hadiah pertemuan dengan Sistem. Apakah Tuan Rumah mau membukanya? Tekan Ya jika setuju, tekan Tidak bila Anda belum mau membukanya.”
Salam Perkenalan dari Penulis (Autor)
Salam kenal semuanya. Hati saya sangat senang sekaligus terharu melihat respons positif dan kehadiran kalian yang sudi mampir dan membaca karya sederhana ini. Sungguh, saya tidak bisa menahan rasa syukur. Saya ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya. Ada penyesalan besar karena saya harus menunda penulisan bab berikutnya. Ini dikarenakan keterbatasan kuota internet yang memadai. Saya berjanji, bab berikutnya akan saya tulis secepatnya, insyaallah pada tanggal 10 September. Mohon dukungan dan pengertiannya.
Saya sebenarnya merasa cukup minder dan khawatir, takut kalau tulisan dan alur cerita saya kurang bagus di mata pembaca. Apalagi saya harus membagi waktu untuk menulis novel di sela-sela kesibukan lain. Namun, kehadiran kalian sebagai pengunjung pertama dan pembaca setia telah memberikan semangat yang luar biasa.
Terima kasih banyak atas dukungan kalian. Jika ada saran atau masukan, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Sekali lagi, terima kasih banyak kepada semuanya!
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌