NovelToon NovelToon
KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:9.1k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

"Tolong mas, jelaskan padaku tentang apa yang kamu lakukan tadi pada Sophi!" Renata berdiri menatap Fauzan dengan sorot dingin dan menuntut. Dadanya bergemuruh ngilu, saat sekelebat bayangan suaminya yang tengah memeluk Sophi dari belakang dengan mesra kembali menari-nari di kepalanya.

"Baiklah kalau tidak mau bicara, biar aku saja yang mencari tahu dengan caraku sendiri!" Seru Renata dengan sorot mata dingin. Keterdiaman Fauzan adalah sebuah jawaban, kalau antara suaminya dengan Sophia ada sesuatu yang telah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Apa yang telah terjadi antara Fauzan dan Sophia?

Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 5

Renata mencium punggung tangan kedua mertuanya bergantian, kemudian ia beralih pada Sophia yang tengah memangku Azka. Sedangkan Azkia berada dalam gendongan Fauzan, suaminya itu memilih menetap di Bandung sampai hari ketiga.

"Sayang hati-hati di jalan, langsung kabari kalau sudah sampai." Fauzan memeluk Renata sesaat setelah sang istri mencium tangannya. "Tunggu mas, dua hari lagi juga pulang." Ucapnya lagi kemudian melepaskan pelukannya.

"Iya" Sahut Renata pendek, jujur saja kalau dirinya boleh egois ingin sekali protes sebab Fauzan setiap kali mengambil cuti kalau ada urusan dengan keluarganya saja. Namun, saat ini kondisinya berbeda sebab duka dan ia memakluminya. "Pak, Bu. Rena pulang dulu! Sophie, mbak pulang dulu sampai ketemu Minggu depan." Ucapnya berpamitan pada empat orang yang berdiri menatapnya.

Namun sebelum membalikkan badan ia kembali menghampiri dua keponakan kembarnya. "Sayang, ibu pulang dulu ya! mau kerja dulu, nanti kita main lagi." Renata mendaratkan kecupan di kening dan kedua pipi si kembar bergantian, kemudian ia melambaikan tangan sambil menenteng tas dan meninggalkan halaman rumah menuju mobil travel yang sudah menunggunya dari beberapa menit lalu di depan pagar.

.

.

.

Tepat pukul sebelas siang, Renata tiba di rumahnya. Saat sudah masuk ke dalam rumah dan menutup pintu ia langsung menghubungi Fauzan untuk memberi kabar pada sang suami kalau dirinya sudah sampai. Namun hingga panggilan kedua, Fauzan tidak kunjung menjawab panggilannya. Sibuk kah? "huff"  Renata menghembuskan napasnya, namun tak urung ia mengetikkan pesan untuk sang suami. Menepati janjinya akan memberi kabar saat sudah sampai dirumah.

Lelah setelah perjalanan tiga jam karena macet, membuat Renata langsung menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya dengan tidur. Masih ada waktu beberapa jam sebelum nanti sore kembali pada aktifitasnya, terlebih hari ini ia kembali bekerja shift malam sampai satu Minggu kedepan.

Waktu berlalu dengan cepat, setelah berhasil memejamkan mata selama dua jam. Kini tubuh Renata terasa lebih segar, ia baru saja keluar dari kamar mandi. Fokusnya langsung tertuju pada ponsel yang berada diatas meja riasnya. Berharap sang suami sudah membalas pesannya, namun nihil pesan yang dikirimnya sedari tadi belum juga dibaca.

Renata menghela napas sesaat kemudian ia kembali meletakkan ponselnya, apa sesibuk itu sampai enggak punya waktu buat megang hape. Batinnya seraya membuka pintu lemari mengambil baju seragam, dan mengenakannya dengan cepat. Perut yang terus keroncongan sebab belum terisi nasi diabaikannya, mengingat waktu sudah pukul tiga sore dan ia harus segera berangkat ke rumah sakit.

Renata menuruni tangga dengan cepat, kemudian menuju ke arah dapur yang terasa sunyi untuk mengisi botol air minum yang biasa ia bawa. Setelah memastikan keadaan rumahnya aman, perempuan berusia dua puluh tujuh tahun tersebut langsung membuka pintu utama bersamaan dengan hembusan angin kencang yang langsung menyapa wajahnya, disertai dengan langit yang perlahan menggelap  tertutup awan.

Renata berdiri diambang pintu memperhatikan langit dan cuaca sekitar yang diperkirakan akan segera turun hujan. Bibirnya berdecak pelan sebab ia harus berangkat menggunakan mobil.

.

.

Setelah menghabiskan waktu hampir empat puluh menit, Renata memarkirkan mobilnya di parkiran khusus karyawan rumah sakit. Ia turun dari mobil bersamaan dengan munculnya sepeda motor yang baru masuk di susul dengan teriakan seseorang yang memanggil namanya.

"Re, tungguin!" Teriak Mila sembari turun dari sepeda motornya. Ia melangkah tergesa menghampiri Renata kemudian memeluk sahabatnya. "Turut berduka ya, semoga almarhum ditempatkan disisi terbaikNya." Ucapnya tulus mendoakan almarhum adik ipar sang sahabat.

"Aamiin... Terimakasih banyak Mil." Sahut Renata dengan seulas senyum di bibirnya. Keduanya melangkah bersamaan masuk dan menuju ruangan mereka.

"Sore dok!" Renata dan Mila serempak menyapa dokter Sony sambil menganggukkan kepala.

"Selamat sore juga." Ucap dokter Sony ramah membalas sapaan Renata dan Mila yang berhenti di depannya.

"Dok, maaf kemarin saya tidak langsung ijin sama dokter. Saya panik dan buru-buru." Ucap Renata dengan raut wajah bersalah, karena kemarin ia ijin pulang cepat hanya lewat temannya sebab dokter tengah menangani pasien.

Dokter Sony tersenyum tipis, ia paham dengan situasi Renata kemarin dengan kabar duka yang pasti akan membuatnya panik. "Tidak apa-apa, saya mengerti. Oiya, saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya ya. Semoga beliau Husnul khatimah." Ucapnya tulus diakhiri dengan do'a.

"Aamiin Ya Allah, terimakasih banyak dokter. Kami permisi duluan dokter, assalamualaikum." Renata dan Mila mengangguk pada sang dokter sambil mengucap salam, lalu keduanya melanjutkan langkah memasuki ruang dinas mereka.

"Mil, aku mau ke kantin dulu lapar belum makan. Kamu mau ikut?"

"Aku bawa bekal banyak, tadi suami minta dikirim bekal juga buat makan malam dia mau lembur tapi malas keluar makanya masak banyak. Ayo kita makan disini saja enggak usah ke kantin." Mila membuka tas nya dan mengeluarkan tiga kotak makan dan meletakkannya di meja.

"Ah thank you sista! kamu emang yang terbaik, tahu saja perutku sudah demo dari tadi." Renata segera membuka salah satu kotak makanan kemudian memakannya dengan lahap.

"Memang kamu nyampe rumah jam berapa sampai-sampai enggak sempat makan." Mila menatap Renata yang fokus pada kotak makan.

"Aku nyampe jam sebelas, waktu itu sih belum lapar makanya enggak pesan makanan. Habis Dzuhur langsung tidur bablas bangun tadi sekitar jam dua lebih. Semalam di Bandung aku enggak bisa tidur, di jalan juga biasanya tidur tapi tadi enggak bisa sama sekali. Aku kepikiran terus sama keinginan mertuaku." Ucap Renata menceritakan keinginan sang mertua yang mengganjal hatinya.

"Emang mertuamu minta apa? pindah ke Bandung?" Tanya Mila penasaran.

"Bukan!" Renata menggeleng cepat. "Dia minta aku buat nunda punya anak, padahal aku sudah pengen banget punya anak makanya aku minta mas Zan untuk sedikit mengurangi kesibukannya. Bahkan aku mau merencanakan liburan supaya bisa quality time berdua, tapi malah keduluan mertua bicara seperti itu." Renata tersenyum kecut, nafsu makannya seketika hilang padahal ia baru menghabiskan setengahnya.

"Lah, kamu ngapain pusing-pusing memikirkan hal begituan. Meskipun mertuamu yang minta tapi kan yang ngejalanin kamu dan mas Fauzan. Re, mau dia itu mertua, adik, atau orang tua sendiri. Itu tetap orang lain namanya, dan tidak berhak mencampuri urusan rumah tanggamu sama mas Zan. Karena dalam rumah tangga itu intinya hanya suami dan istri, selain itu namanya orang lain. Apalagi ini menyangkut anak, masa depan kalian. Kamu cuekin saja yang penting bagimu adalah mas Zan, karena dia suamimu yang bertanggung jawab dengan segalanya."

Tutur Mila panjang lebar menyemangati Renata. Usianya yang lebih tua dari Renata membuat dirinya menganggap Renata sudah seperti adiknya sendiri, sehingga ia tak sungkan untuk memberikan pendapat pada sahabatnya.

Lagi-lagi Renata tersenyum masam, ia menghela napas kemudian berucap. "Masalahnya mas Zan diam saja saat ibunya bilang begitu, dia seolah mengiyakan keinginan ibunya." Ucapnya lirih.

"Aneh ih, memang maksud mertuamu memintamu menunda punya anak kenapa?" Tanya Mila semakin penasaran.

"Dia ingin kami fokus dulu pada si kembar anaknya almarhum Fajar sampai mereka masuk sekolah dasar." Kata Renata sembari menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan yang masih sepi sebab beberapa temannya yang lain belum pada datang, mungkin karena hujan jadi jalanan macet. "Tumben ya Sinta belum datang." Ucapnya mengalihkan pembicaraan, pikirannya kembali teringat pada Fauzan yang bahkan sampai saat ini belum juga membalas pesannya.

"Kamu jangan ambil pusing dulu Re, nanti setelah mas Zan pulang sebaiknya bicarakan berdua. Sekarang kamu tetap semangat, yang penting proses dulu lah jangan kasih kendor." Mila mengusap lengan Renata, memberi semangat pada sahabatnya.

"Terimakasih Mil." Renata membuang napas sembari menyandarkan punggungnya.

1
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
mentari mungkin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
heleh baru berapa kali tlp ga di angkat dah ngomel aja gimana istrimu yg nunggu kabarmu dari kemarin
⏤͟͟͞͞Rᵉᶜ✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿ѕ⍣⃝✰
selelah apapun kalau kamu masih jadi prioritasnya pasti ttp berkabar 😪
ㅤㅤ ㅤ ㅤ ☕𝐀𝐊
bukan aku juga
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
nanti lah ku tebak lagi Thor kalau sudah ada lanjutannya 🙈🙈🙈
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Halah ngoceh apa Mase 😏😏
Kamu aja yg di telpon gak mau ngangkat 😏😏😏
baru juga segitu langsung protes 😏😏
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ah aku yg baca aja sakit hati Bu anakmu di gituin 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan nyesek nya nyampe ke sini😭😭
Rena selalu bilang gak apa apa padahal dia lagi mendem rasa sakit juga kecewa tinggal menunggu bom waktunya meledak aja untuk mengeluarkan segala unek unek di hati rena😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan Rena gak punya no hp satunya 🤦🤦🤦
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
scene nya Rena bikin nyesek 😭😭
scene nya embun dan mentari juga sama
bikin mewek 😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak bisa berkata kata untuk yang sudah kehilangan😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
padahal tinggal di angkat terus ngomong langsung zan😏😏😏
jangan bikin kecewa Napa ahhhhh😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
baru tau HP dia punya dua tapi ko sopee bisa punya sih sedangkan Rena gak ya
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
buat ponakan nya aja ya Bu bisa ga seeh 😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
preeet ah 😏😏
aku sakit tau bacanya
padahal bukan aku yang menjalani kehidupan rumah tangga itu😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
setelah berkeluarga ktanya doa istri yang lebih manjur 😌😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
feeling seorang istri emamg peka😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak usah janji dulu Zan 😌😌😌
suka watir aku kalauu kamu udah pulang ke bandung 😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ahhh tanggung bener Thor 🤣🤣🤣
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
loh loh bonus gede tapi rena kenapa masih make duit sendiri buat kebutuhan nya 😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!