NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 4

PEWARIS TERHEBAT 4

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Pertempuran sengit di hutan Daintree menjadi titik balik dalam perburuan harta karun misterius. Bernard dan timnya terjebak dalam wilayah musuh yang menyamar sebagai suku pedalaman. Pertarungan demi pertarungan membuat mereka harus memilih antara bertahan hidup atau menjadi korban dari permainan berbahaya ini.

Kini, badai sesungguhnya mulai datang. Musuh bukan lagi sekadar kelompok bersenjata biasa—tapi sebuah kekuatan tersembunyi yang bergerak di balik layar, mengintai setiap langkah Bernard dan sekutunya. Hujan, malam, dan hutan gelap menjadi saksi pertarungan antara nyawa dan ambisi.

Sementara Bernard berjuang sendirian dalam keadaan terluka, Garrick dan tim bergerak semakin dekat, menghadapi ancaman yang tak lagi sekadar bayangan. Di sisi lain, Pedro menyusup ke dalam lingkaran musuh besar—mendekati pusat rencana penyerangan terhadap Alexander dan kekuatan besar lainnya.

Apakah Bernard dan timnya akan berhasil keluar dari hutan maut itu? Atau justru badai dendam dan ambisi akan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Xander, Govin, Mikael, dan Darren sudah berada di dalam ruangan. Layar besar menunjukkan keadaan hutan sebelum pertempuran, saat pertempuran, dan sesudah pertempuran. Beberapa batang pohon tumbang bergelimpangan di tanah

Layar berganti menjadi kondisi gua yang runtuh. Beberapa batu tampak berserakan dan mengakses jalan masuk di beberapa tempat.

Darren yang melihatnya tampak kesal, takut, dan khawatir di saat bersamaan.

"Sampai saat ini, keberadaan Bernard, Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken masih belum diketahui, begitupun dengan kelompok bantuan yang pergi setelah mereka. Meski begitu, aku cukup yakin jika mereka masih selamat," kata Xander.

Layar beralih menunjukkan kondisi hutan dan pencarian yang dilakukan oleh rombongan pasukan di lokasi tempat tinggal suku pedalaman palsu dan wilayah sekitarnya.

"Sampai saat ini, kita belum mendapatkan informasi mengenai siapa kelompok itu sebenarnya.

Musuh yang berhasil tertangkap masih tutup mulut hingga sekarang. Untuk dugaan awal, kita masih menduga jika mereka adalah bagian dari kelompok Rebel. Sayangnya, sandra yang berhasil tertangkap masih enggan membuka mulut."

"Donald dan kelompok keluarga Hillborn serta kelompok bantuan sedang berusaha keras mencari keberadaan Bernard dan yang lain hingga saat itu, begitupun untuk membongkar identitas kelompok itu."

"Aku mengerti." Darren sejujurnya sangat khawatir dengan keadaan Bernard sekarang. Meski meyakini diri jika Bernard selamat, tetapi firasatnya justru berkata lain.

Sebelum memasuki ruangan, Darren sempat bertemu dengan Kelly di halaman. Adiknya itu ternyata memiliki firasat yang sama dengannya mengenai Bernard.

"Kau bisa kembali ke tempatmu, Darren. Kami akan memberitahumu mengenai update kabar terbaru secepatnya."

Darren membungkuk sesaat, berjalan menuju pintu ruangan. Langkahnya terlihat pasti, tetapi pikirannya kalut dengan keadaan Bernard yang masih belum diketahui hingga sekarang.

Darren keluar dari rumah, berjalan menerobos hujan deras dengan payung. Kilat terlihat di langit beberapa kali. Angin dan hujan tampak berkolaborasi seolah mengetahui keadaannya.

"Ayah, aku tahu kau tidak akan mati dengan mudah. Aku sangat tahu kalau kau kuat. Kau mengatakan padaku jika kau akan menemukan benda-benda itu secepatnya. Bukankah kau ingin melihat cucu-cucumu tumbuh dewasa?"

Darren sampai di kediamannya. Ia justru disambut oleh Kelly di halaman dan bukan oleh istrinya.

"Kelly, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Darren, "kau seharusnya bersama anakmu di dalam rumah. Apa kau tidak tahu jika hujan sedang deras?"

"Lupakan soal hujan Darren. Aku ingin tahu mengenai keadaan ayah sekarang. Aku tahu kau dan ayah merahasiakan sesuatu padaku," unjar Kelly dengan suara tenang, tetapi dengan pandangan dingin.

"Aku sudah mengatakan jika ayah sedang dalam sebuah misi sekarang." Darren membuka pintu, memasuki rumah, menghidupkan lampu. Ia sengaja meminta istri dan anaknya berlindung di tempat sekarang.

Kelly ikut memasuki rumah, mengikuti Darren dari belakang.

"Aku berhak tahu."

"Aku tidak bisa menceritakan padamu untuk sekarang karena hal itu berkaitan dengan janjiku pada ayah."

"Apa hal ini sangat penting sampai kau tidak mau memberitahuku?" Kelly tampak kesal sehingga memblokade jalan Darren. "Katakan padaku, Darren."

Darren tercenung selama beberapa waktu, menarik napas panjang, mengembuskan perlahan.

"Aku hanya akan memberitahumu sedikit mengenai kondisi ayah sekarang."

"Katakan sekarang, Darren." Kelly mengepal tangan erat-erat. "Aku siap mendengarkan."

"Ayah dalam sebuah misi penting sekarang dan hanya dialah yang paling cocok menjadi pemimpin kelompok tersebut. Sayangnya, ayah ... dan rombongannya yang terdiri dari lima orang dinyatakan hilang dan belum diketahui keberadaannya hingga sekarang.”

"Apa?" Kelly sontak berteriak, dengan cepat menutup mulut dengan kedua tangan. "Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal, Darren? Bukankah kau seharusnya mengatakan kondisi ayah saat aku bertanya padamu tadi?"

"Kelly, percayalah pada ayah dan percayalah pada Alexander. Ayah adalah pria yang kuat. Dia tidak mungkin kalah begitu saja. Alexander dan pasukannya sedang mencari keberadaan ayah saat ini. Alexander mengerahkan pasukan terbaik untuk mencari ayah."

Kelly duduk di sofa, memejamkan mata erat-erat. Wanita itu teringat saat Bernard berpamitan padanya dan juga cucunya sebelum pergi. Ia tidak menduga hal ini akan terjadi.

Darren menyentuh bahu Kelly. "Kelly, kau juga harus percaya padaku. Aku akan menceritakan semuanya padamu jika waktunya sudah dekat. Pergilah dan beristirahatlah sekarang."

Kelly menatap Darren selama beberapa waktu, berusaha mencari kebohongan di sorot mata kakaknya. Ia berdiri, menghembus nafas panjang. "Baiklah, aku akan kembali."

Kelly meninggalkan ruangan, menerobos hujan dengan payung. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan yang belum membuahkan jawaban pasti. "Ayah, apa yang sebenarnya terjadi padamu sekarang? Aku sangat berharap kau baik-baik saja. Aku belum siap kehilanganmu."

Kelly menyeka tangis yang mengguyur. Tetes hujan menyamarkan tangisnya untuk sesaat. "Aku memang sudah mencurigaimu dan Darren selama ini, Ayah. Kalian berdua lebih sering berbincang tanpa aku. Aku juga tahu jika beberapa pengawal mengawasi kalian berdua. Aku bahkan mendengar desas-desus jika kalian berdua dipanggil oleh Alexander karena tindakan mencurigakan kalian."

Kelly memandang kediaman utama selama beberapa waktu, menghembus nafas panjang, memasuki rumah. Ia merasa sedikit lega ketika melihat putranya yang tengah tertidur di ranjang.

"Maafkan ibumu karena sudah meninggalkanmu sendirian. Ibu sangat mengkhawatirkan kakekmu." Kelly berbaring di ranjang, memejamkan mata. Hujan yang mengguyur membuatnya mudah terlelap.

Kelly bermimpi jika Bernard tengah disiksa oleh orang-orang berpakaian aneh. Saat sebuah tombak mengenai jantung Bernard, ia seketika terjaga.

"Ayah!" Kelly sontak terbangun. Wajahnya tampak pucat dengan keringat bercucuran.

"Ibu, kau baik-baik saja? Apa kau bermimpi buruk?" Seorang anak kecil bertanya dengan wajah khawatir.

"Ibu hanya teringat dengan ayahmu. Kembalilah tidur. Ibu pasti menjagamu." Kelly tersenyum, membaringkan putranya, mengelus rambut anak laki-laki itu dengan lembut. Meski ia tersenyum, nyatanya mimpi buruk itu enggan pergi dari pikirannya.

"Ayah," gumam Kelly.

Sementara itu, hujan deras nyatanya juga mengguyur di kawasan elit sebuah rumah besar dengan halaman yang sangat luas. Petir beberapa kali menggelegar, disusul angin kencang dan kilat yang berkali-kali terlihat di langit.

Tiga orang pria tengah duduk di sofa.

"Ayah, aku sangat senang karena kau akhirnya bisa keluar dari penjara. Maafkan aku karena membuatmu menunggu cukup lama di tempat menyebalkan itu," ujar Hugh.

Hugo menatap tirai yang bergoyang-goyang karena tertiup angin. Ia bisa melihat kilat dan guntur. "Kau memang membuatku menunggu cukup lama, Hugh. Tapi itu bukan masalah besar karena persiapan kita sudah hampir sempurna. Kau melakukan pekerjaanmu dengan sangat baik."

Hector berdehem sekali.

Hugo tersenyum, mematikan cerutu di asbak. "Aku tidak melupakan jasamu, Hector. Kau tenang saja.”

Hugo memejamkan mata sesaat, menarik napas panjang. Ia sangat senang bisa lepas dari penjara meski dengan cara sedikit kotor.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Hank memasuki ruangan bersama Pedro.

"Kakek, aku membawa orang yang kau minta. Dia adalah Pedro, anggota pasukan terbaik saat ini," ucap Hank.

Pedro membungkuk.

Hugo mengamati Pedro dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Kau tampak kuat.”

Hugo sudah mendengar kehebatan Pedro, begitupun dengan dugaan Hank mengenai sosok Pedro yang merupakan mata-mata.

"Jadi, apa yang kita tunggu?" Hank tersenyum seraya menatap Pedro.

1
Rocky
wooww ..
Semakin seru..
Glastor Roy
up
Algarib Arapah
mantap Thor.
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
👍🏼💥👍🏻💥👍🏼
Bima Sakti
gasss polll Thor 💪🔥🔥🔥
Rocky
Sungguh menarik Thor..
Tiap episode perburuan harta karun membuat penasaran..
Algarib Arapah
Bukan main-bukan main2 mengikuti ceritanya benar bikin terbawa arus perjuangan yg sgt mendebarkan.
Algarib Arapah
Benar2 cerita yg sangat bikin penasaran.
Bravo Thor.
ELCAPO
update
MELBOURNE
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!