Semua orang mengira Zayan adalah anak tunggal. Namun nyatanya dia punya saudara kembar bernama Zidan. Saudara yang sengaja disembunyikan dari dunia karena dirinya berbeda.
Sampai suatu hari Zidan mendadak disuruh menjadi pewaris dan menggantikan posisi Zayan!
Perang antar saudara lantas dimulai. Hingga kesepakatan antar Zidan dan Zayan muncul ketika sebuah kejadian tak terduga menimpa mereka. Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5 - Kesempatan Terakhir
Zayan keluar dari mobil dengan langkah cepat. Dia langsung menemui Jefri yang kebetulan sedang bersiap pergi ke kantor.
"Pah, aku ingin bicara," kata Zayan.
"Bicara saja," sahut Jefri sambil memasang dasinya.
"Apa benar Papah pengen bawa saudara kembarku kembali? Papah akan jadikan dia pewaris selanjutnya menggantikanku?" timpal Zayan.
"Jadi Mamahmu sudah cerita semuanya. Baguslah," sahut Jefri tenang.
"Kenapa, Pah? Kenapa?! Ada aku loh! Kata Mamah anak itu cacat! Dia hanya akan membuatmu malu!" ujar Zayan.
"Cacat?" Jefri melotot ke arah Zayan. "Bagiku tidak masalah cacat fisik, dibandingkan cacat karakter sepertimu. Selama ini Papah sudah memberimu kesempatan, tapi kamu nggak pernah berubah!"
"A-apa? Cacat karakter? Aku?!" Zayan terperangah. Dia merasa sakit hati sang papah menyebutnya begitu.
"Apa kau tidak sadar? Kau sudah membuat banyak masalah, dan yang paling parah, kau selalu mengharapkanku menyelesaikan masalahnya. Dengan sikap begitu, kau tidak pantas menjadi pemimpin! Kau nggak pantas jadi pewarisku!"
"Papah memang sejak awal nggak pernah sayang sama aku!"
Bersamaan dengan itu, Leony datang. Ia segera menengahi perdebatan yang terjadi.
"Sudah, sudah... Kenapa kalian bertengkar sih pagi-pagi begini? Zayan, tenanglah." Leony mengelus pundak Zayan, dia segera mendelik ke arah suaminya.
"Pah! Setidaknya kasih kesempatan terakhir buat Zayan. Dia pasti bisa berubah," bujuk Leony.
Jefri menatap Zayan dengan mata memicing. "Apa kau benar-benar bisa berubah?" tanyanya.
Zayan tertunduk cemberut. Ia sebenarnya masih kesal pada sang papah. Namun Leony segera menyenggolnya dengan siku.
"Iya, Pah! Aku akan berubah. Percaya sama aku kali ini." Zayan langsung angkat suara.
"Oke. Kalau begitu, Papah akan kasih kamu kesempatan terakhir. Tapi kalau kau membuat masalah, aku tidak akan segan-segan menyingkirkanmu dari kandidat pewaris!" tegas Jefri. Dia langsung beranjak bersama Roby yang sudah menunggu di luar.
...***...
Matahari bersinar cerah. Kala itu Zidan sedang mendapat giliran di bagian taman burung. Di sana dia bertugas menemani pengunjung yang datang. Zidan akan menjelaskan jenis burung, dan membimbing para pengunjung yang datang.
Kini Zidan sedang menemani rombongan anak SD yang ingin saling bergantian menyentuh burung beo. Burung itu dengan santainya bertengger di lengan kanan Zidan. Sesekali binatang tersebut akan bicara.
Ketika para anak-anak sudah pergi, seorang gadis tiba-tiba tak sengaja menabrak Zidan. Sontak Zidan jatuh terduduk ke tanah.
"Hei! Kalau jalan hati-hati dong!" protes Zidan.
"Maaf! Aku tidak sengaja!" ujar gadis itu sembari mengulurkan tangan pada Zidan.
Bukannya meraih tangan itu, Zidan malah terpesona. Gadis yang menabraknya memiliki paras cantik jelita. Membuat mata Zidan langsung terpana melihatnya. Apalagi angin lembut yang berdesir membuat rambut panjang gadis itu beterbangan.
"Mas? Kok bengong? Kamu nggak apa-apa kan?" tanya gadis itu.
"Kau kenapa bengong? Kenapa bengong?" burung beo bernama Kipli itu bertengger ke bahu Zidan seolah sedang mengejek. Ia mengulang kalimat itu berulang kali dan sukses membuat lamunan Zidan buyar.
"Eh, Kipli! Hentikan!" geram Zidan sembari bergegas berdiri. Ia memilih mengabaikan uluran tangan gadis cantik tersebut.
"Namanya Kipli? Lucu banget," komentar si gadis sambil terkekeh.
"Iya. Burung di sini ada banyak. Kami menamainya dengan nama yang gampang di ingat," sahut Zidan.
"Sekali lagi aku minta maaf ya karena menabrakmu tadi," kata gadis itu sambil celingak celinguk ke belakang. Dia seperti sedang dikejar seseorang.
Orang yang menggunakan atau melakukan sesuatu yg direncanakan untuk berbuat keburukan/mencelakai namun mengena kepada dirinya sendiri.
Tidak perlu malu untuk mengakui sebuah kebenaran yg selama ini disembunyikan.
Menyampaikan kebenaran tidak hanya mencakup teguh pada kebenaran anda, tetapi juga membantu orang lain mendengar inti dari apa yang anda katakan.
Menyampaikan kebenaran adalah cara ampuh untuk mengomunikasikan kebutuhan dan nilai-nilai anda kepada orang lain, sekaligus menjaga keterbukaan dan keanggunan.
Mempublikasikan kebenaran penting untuk membendung berkembangnya informasi palsu yang menyesatkan lalu dianggap benar.
Amarah ibarat api, jika terkendali ia bisa menghangatkan dan menerangi. Tapi jika dibiarkan, ia bisa membakar habis segalanya termasuk hubungan, kepercayaan, bahkan masa depan kita sendiri...😡🤬🔥
Kita semua pernah marah. Itu wajar, karena marah adalah bagian dari sifat manusia.
Tapi yang membedakan manusia biasa dengan manusia hebat bukanlah apakah ia pernah marah, melainkan bagaimana ia mengendalikan amarah itu.
Alam semesta memiliki caranya sendiri untuk menyeimbangkan segala hal.
Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai.
Prinsip ini mengajarkan kita bahwa tindakan buruk atau ketidakadilan akan mendapatkan balasannya sendiri, tanpa perlu kita campur tangan dengan rasa dendam..☺️
Meluluhkan hati seseorang yang keras atau sulit diajak berdamai adalah tantangan yang sering kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Baik dalam hubungan keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.
Meluluhkan hati seseorang adalah usaha yang harus diiringi dengan kesabaran, doa, dan perbuatan baik. Serahkan segala urusan kepada Allah SWT karena hanya Dia yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
Jangan lupa untuk selalu bersikap ikhlas dan terus berbuat baik kepada orang yang bersangkutan.
Karena kebaikan adalah kunci untuk meluluhkan hati manusia.