Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
capther 5
Terlihat Naina yang masih sibuk mengemasi barang barang milik Vino.
"kok dimasukin semua kak Naina?" tanya Vino.
"kita kan mau pulang, Vino mau pulang gak? Atau jangan jangn Vino betah lagi disini", goda Naina.
"Vino mau kok kak pulang. Vino bosan disini, gak bisa ngapa ngapain. Disuruh tiduran terus", jawab Vino.
Naina menatap lekat kearah Vino, "nanti pun dirumah juga harus istirahat lo Vino. Kalau Vino bandel kak Naina sama kak Cassandra cari adik baru nih".
"gak mau..." rengek Vino.
"jadi mau istirahat dirumah kan? Kan cuma dua hari aja, habis itu bisa masuk sekolah lagi. Main sama teman teman lagi", bujuk Naina. Vino mengangguk dengan cepat mendengar ucapan Naina.
Cekrek... Cassandra membawakan beberapa es krim vanilla kesukaan adiknya, "siapa mau es krim???"
"aku...." seru Naina da Vino bersamaan.
"ih... Kak Naina gak usah, kayak anak kecil aja makan es krim", ledek Vino sambil menadahkan tangannya pada Cassandra.
"iya iya... Tapi bagi dikit ya vino, itu kan besar", pinta Naina memelas.
Vino membuka kantong kresek berwarna putih, dengan logo salah satu mini market.
"ada roti tawarnya juga kak, kesukaanku", seru Vino membuka bungkus roti tawar berwarna hijau.
"iya, kakak ingat kalau Vino suka banget sama roti tawar pandan", jawab Cassandra.
Naina menoleh kearah Cassandra, "gimana? Bisa pulang hari ini?" namun Cassandra hanya menggeleng.
"yah, kok gak jadi", sahut Vino dengan bibir yang sedikit cemberut.
"kan cuma malam ini aja kita menginap disini, besok pagi baru boleh pulang kata dokter", ucap Cassandra lembut, sambil mengusap ujung bibir adiknya karena sisa es krim yang tertinggal.
......................
Sore ini Justin datang lagi ke rumah sakit untuk mengintai Cassandra. Dan benar saja, Cassandra baru saja keluar dari rumah sakit bersama Naina.
Ia sudah berdan rapi berganti dengan baju kerja khas waiters salah satu restoran terkenal.
Dari dalam mobil, Justin mengambil foto Cassandra yang tengah berjalan dan mengirimkannya kepada Deril.
Pesan itu bertuliskan, 'baju kerja itu seperti sangat khas tuan'.
'aku tau dimana dia bekerja. Aku kirimkan lokasi tempat dia bekerja, dan kau berjaga disana. Suruh orang lain untuk mengintai wanita. Aku lumayan sering meeting di kafe tempatnya bekerja', balas Deril.
'baik bos'
Justin segera mengikuti arah kemana lokasi yang dikirimkan oleh Deril.
Sampailah Justin didepan sebuah kafe yang lumayan memiliki kesan mewah. Ia memarkirkan mobilnya dan menunggu kedatangan Cassandra.
Sudah hampir satu jam ia menunggu, namun Cassandra tak kunjung datang.
"ini betul gak sih lokasinya disini, jangan jangan buka Via kafe lagi yang dimaksud tuan Deril", gumam Justin.
Ia tak tahu saja, jika ini masih jam setengah empat. Cassandra selalu datang ke kafe tepat pukul 15.45.
"aku tunggu setengah jam lagi, kalau tak ada berarti bukan ini kafe yang dimaksud", ucapnya lirih.
Seorang wanita dengan seragam kerja berwarna hitam, baru turun dari sebuah mobil.
Mata Justin langsung tertuju padanya, tak salah lagi itu adalah Cassandra. Justin mengintai setiap gerak gerik Cassandra. Tak lupa ia mengambil foto Cassandra untuk dikirimkan pada temannya.
Dug.. Dug.. Dug..
Seseorang mengetuk kaca mobil Justin, perlahan ia membukanya.
"lu udah paham kan apa yang harus lu lakukan? Seperti apa yang gua perintahkan tadi ditelfon".
"siap bos, emang siapa sih wanita itu?" tanya tanya Yoga.
"banyak tanya lu, udah lu ikutin aja perintah gua. Lu butuh duit kuliah kan? Makanya gak usah banyak tanya", gertak Justin.
"iya bos iya, ya udah mana laptopnya bos", pinta Yoga.
Justin pun menyodorkan sebuah laptop miliknya kepada Yoga, "lu mahasiswa gak punya laptop? Kebangetan lu ya".
Yoga menghela nafas panjang, "justru karena itu bos, gua mau lu suruh suruh. Gua butuh duit buat beli laptop sama bayar kuliah, laptop second aman kali harganya".
"terserah lu deh, gak perduli gua. Sana cepat, kerjain apa yang gua suruh! Malah curhat!" gertak Justin.
Yoga Pratama seorang mahasiswa, yang saat ini sedang membutuhkan uang untuk biaya kuliahnya.
Sebenarnya ia sudah tahu jika itu adalah Cassandra, kakak kelasnya saat dulu di SMA selisih dua tingkat.
Namun ia hanya ingin memastikan bahwa itu memang benar benar Cassandra atau bukan.
Bagaimana tidak, dulu Cassandra penampilannya masih sedikit tomboy. Namun sekarang semakin cantik dengan rambut panjangnya.
Yoga sengaja memilih tempat paling pojok, dekat dengan area kitchen.
Ia sengaja memilih tempat itu karena agar saat merekan gerak gerik Cassandra tak diketahui orang lain.
Cassandra menghampiri Yoga yang tengah duduk dan berpura pura mengotak atik laptopnya, "selamat sore mau pesan apa mas?"
"americano aja dulu mbak, nanti makanannya menyusul", jawab Yoga lalu menoleh kearah Cassandra.
"kak Cassandra ya",
"iya saya Cassandra, masnya siapa ya?" tanya Cassandra.
"saya Yoga kak, adik kelas kak Cassandra. Selisih dua tingkat kita", jawab Yoga. Cassandra masih terlihat mengingat sesuatu.
"ya mungkin kakak gak ingat, tapi aku ingat banget kak. Kakak tuh yang ngajarin kita waktu jadi anak baru. Orang paling sabar", sambung Yoga memuji.
Cassandra hanya tersenyum, "sebentar ya, pesannya lima menit lagi siap".
Cassandra memang tak terlalu ingat dengan adik kelasnya, meskipun dulu ia aktif menjadi anggota OSIS.
setelah mengantarkan pesanan ke meja Yoga, saat akan kembali ke belakang tiba tiba seorang wanita bertubuh langsing dengan rambut sebatas bahu menarik lengan tangan Cassandra dengan kasar.
Pemandangan itu menarik perhatian Yoga. Ia terus memvideokan aksi wanita itu.
Semua pasang mata tertuju pada Cassandra. Bagaimana tidak, suara wanita itu sangat keras dan arogan.
Yoga mengambil benda pipih dari dalam sakunya, "bos, udah lihat video yang gua kirim belum? Gak dibalas dari tadi", ucapnya pelan saat menelpon Justin.
"udah, bentar lagi bos gua mau datang. Lu tetap video in ya", pinta Justin.
"oke bos", Yoga menutup telponnya. Ia lalu terfokus pada laptopnya.
Secara kebetulan, memang saat ini posisi Deril tak jauh dari Via kafe.
Tak sampai lima menit, dirinya sudah berdiri didalam kafe dengan memakai setelan jas berwarna hitam dan dipadukan dengan kemeja biru muda.
Brukk... Tubuh Cassandra jatuh ke pelukan Deril saat didorong oleh Velia.
Ya, wanita yang dari tadi beradu argumen dengan Cassandra adalah Velia. Bosnya sendiri,pemilik dari Via kafe.
"bu Velia, apa seperti ini sikap anda terhadap karyawan anda?" tegur Deril.
Wajah Velia nampak pucat, karena dia tahu jika Deril adalah pelanggan seti adi kafe miliknya. Dirinya lah yang membawa dan memperkenalkan Via kafe kepada klien kliennya.
Velia juga tahu betul siapa Deril. Ia tahu karena orang tua Velia merupakan teman dekat ibunya Deril.
"pak Deril, tapi dia hanyalah seorang waiters", pekik Velia.
Cassandra tak berani menatap wajah Deril, ia sengaja menundukkan kepalanya. Menghindari pandangan dari Deril.
"jadi apakah begini caranya pak Haryanto mengajari putrinya untuk memanusiakan manusia?" sindir Deril.
"jadi Deril ini, kenal dengan pak Haryanto. Siapa dia sebenarnya? Semua orang dia kenal", batin Cassandra.
Nafas Velia memburu, emosinya sudah memuncak begitu mendengar Deril lebih membela Cassandra yang hanya seorang pelayan kafe.
Dengan perasaan yang masih marah, ia lalu meninggalkan Deril dan Cassandra.
"maafkan saya pak Deril, saya permisi dulu", ucap Velia.
Deril menatap Cassandra penuh arti, "kenapa masih bertahan disini?"
"maaf pak Deril, karena saya butuh pekerjaan ini. Dan terima kasih sudah membela saya, saya permisi dulu", ucap Cassandra.
Namun saat akan meninggalkan Deril, tiba tiba tangan Deril menarik tangan Cassandra, sampai tubuhnya berputar dan tepat di dada milik Deril.
Jantung Cassandra berdegup sangat kencang. Nafasnya naik turun, keringatnya tiba tiba tiba mengucur deras. Ia terlihat sangat gugup.
Sementara itu, Yoga heran dengan dirinya sendiri yang sedari tadi berada dipojokan.
"lah, terus gua ngapain disini kalau bos besar sudah datang? Makan gaji buta gua".
...****************...