NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 30

Udara dipenuhi keringat hasil olahraga beberapa orang yang melatih tubuh mereka di gym. Membentuk tubuh yang elastis dan kekar disana ada pula yang demi pola hidup yang sehat.

Selena baru saja melatih fisiknya. Dengan mentor nya yang melatih beberapa latihan dasar. Membentuk tubuhnya menjadi sedikit berenergi dan kokoh.

Selena mengambil air minum. Meneguknya dengan haus dan puas—setidaknya dia ada waktu untuk memanjakan tubuhnya di akhir sebelum ia masuk kampus.

Di luar udara terasa sejuk dan nyaman saat ia keluar dari tempat Gym. Orang-orang memakai mantel menikmati rutinitas harian mereka.

Selena memejamkan matanya sejenak. Menghirup udara segar menenangkan pikirannya, jika diluar pikirannya terasa tenang.

Ponselnya berbunyi lembut, notifikasi dari Sofia.

Sofia

Aku akan telat di taman kota karena ada rapat organisasi.

Gadis itu satu angkatan dengan Karina. Masih harus menjalani kehidupan sekolah sekitar enam bulan lagi, Selena tersenyum. Hanya membalasnya dengan singkat.

^^^...Aku akan menunggumu....^^^

Selena mematikan ponselnya. Lalu berjalan pergi menuju taman, disana banyak anak-anak dan orang dewasa menikmati sisa hari mereka dengan bersantai. beberapa pasangan juga mengisi taman itu.

Rumput tertutup dengan daun yang mengering. Namun tidak meninggalkan keasrian taman ini yang tampak menenangkan hati siapapun.

Selena duduk dibangku taman, dekat dengan pohon ek. bayangan pohon itu menutupi tubuhnya—berteduh dengan nyaman.

Daun yang mengering jatuh lagi. Selena mengambilnya dengan lembut, mengelusnya seolah itu adalah bulu yang rapuh.

Ia tersenyum lembut tanpa sadar saat mengingat Arsa. seolah ia melihat wajah Arsa yang konyol di dalam daun itu

"Tak bisakah kau menyingkir dari pikiranku." Bisik Selena frustasi pada dirinya sendiri.

Mengapa ia memikirkan Arsa? Disaat pria itu masih di negara ini, disisinya dan mengganggunya. Ia tampak biasa-biasa saja namun saat Arsa pergi, ia tampak memikirkan pria itu.

"Kau menyebalkan." ia meremukkan daun itu ditangannya dengan mudah. Seolah itu adalah Arsa yang ada di genggamannya.

Ia berjanji pada dirinya dan Arsa.. siapa yang jatuh lebih dulu, dirinya atau Arsa? Selena tak mau mengakui kekalahan dengan cepat. Ia juga akan mengendalikan Arsa, sebagaimana pria itu menantang dirinya.

Namun masalah Arsa hanyalah sebuah celah kecil dari sebuah masalah. Tak perlu anggap serius. Yang terpenting adalah meluruskan keadilan kematian ibunya.

"Hey!" dari kejauhan Sofia melambaikan tangannya—senyumnya lebar seperti sinar matahari dimusim panas.

Selena tersenyum tipis, hingga ia melihat Sofia dari dekat dan duduk disampingnya.

"Maaf sedikit terlambat." ia melepaskan tas di bahunya. Melirik Selena dengan memohon yang menggemaskan.

Dengan enggan Selena terkekeh, dia merasa konyol saat bersama Sofia. "Tak masalah, terpenting kau disini... Bagaimana dengan keadaan ibumu?"

Alis Sofia terangkat, tersenyum tulus. Berkat Selena, ibunya sudah hidup sehat dan bisa aktifitas dengan normal dirumah. "Jauh lebih baik! Itu berkat mu, tahu." Sofia tidak ingin melupakan kebaikan Selena sedikitpun.

Selena memutar matanya, meski tidak tajam. Ia tak percaya bagaimana Sofia memuja nya begitu besar dan terlihat

Sofia cemberut dengan jenaka, "Hey, aku bersungguh-sungguh ya! Jangan remehkan aku.." Kemudian ia tertawa di ikuti Selena yang tertawa. "Aku memujimu tahu, kau baik hati dan pintar. Angkat aku menjadi muridmu, guruku." suaranya dramatis, tampak seperti prajurit dan ratu.

"Kau berlebihan." bisiknya, tidak tajam.

"Lalu bagaimana keadaan Karina disekolah?" tanya Selena mengalihkan perhatian.

Raut wajah Sofia langsung berubah. Menjadi tampak kesal dan tertekuk. "Karina tidak berubah, dia terkadang menjadi sangat arogan.. Beberapa anak tingkat menjadi sasaran bully nya. Namun ada beberapa orang yang membalas ejekannya, mengingatkannya kembali kesalahannya yaitu dengan rekaman video mu yang ditampilkan saat di acara perpisahan mu."

Selena mengangguk mengerti, bagaimana pun sifat Karina tak dapat dibenarkan meski ada dirinya atau tidak. Karina tetaplah Karina, selalu ingin mendominasi dan merendahkan orang lain.

"Sudah ku duga, dia tetap berbuat masalah tanpa diriku atau tidak. Dia tetaplah dia." Selena mendengus kesal, Sofia mengangguk membenarkan.

"Dia semakin berani tanpa dirimu." sahut Sofia menambahkan informasi.

"Kau harus berhati-hati dengannya.. Usahakan jangan terlalu terlibat dengannya, jangan memancing apapun." pesan Selena dengan serius.

Sofia mengangguk bersungguh-sungguh menjawabnya. "Ya, tentu saja. Ada Ethan yang menjagaku selama di sekolah." sahutnya dengan rasa bangga dan sedikit bahagia, terlihat jelas diwajahnya.

Selena tersenyum penuh arti, melirik Sofia dengan berbinar geli. "Oh, sepertinya kau membanggakan Ethan ya?"

Mata Sofia membelalak, pipinya merah. Jantungnya berdetak dengan cepat tanpa terkendalikan, ia menggeliat tidak nyaman. "Aku tidak jadian dengannya!"

Selena terkekeh, semakin menarik menggoda Sofia. "Oh? Aku tidak mengatakan kau jadian atau tidak loh dengan Ethan?"

Sofia menggigit bibir bawahnya semakin gugup. Wajahnya merah seperti kepiting rebus. "Selena berhenti!" bujuknya dengan pura-pura cemberut dan marah, namun Selena hanya tertawa dengan puas.

"Kau menghancurkanku tahu?" Sofia mendengus, mencoba tetap tegar namun gagal. "Oke, aku jadian dengan Ethan. puas?"

Senyuman Selena semakin lebar. menepuk lembut tangan Sofia. "Oh, akhirnya mengaku ya.." suaranya melembut, memegang tangan Sofia. "Aku turut senang kau memiliki hubungan serius dengannya."

Senyuman Sofia berubah menjadi lembut. "Aku juga senang, berharap kau menemukan pasangan yang baik. Jauh lebih baik dari pada Davin." sahutnya bersungguh-sungguh, ia juga ingin melihat Selena benar-benar bahagia tanpa tertutup dengan kepalsuan.

Senyum Selena sedikit memudar. Kebahagian dari pasangan? Apakah itu mungkin? bahkan ia tidak tahu bagaimana caranya mencintai dan tidak tahu rasanya dicintai.

Rasa sakit yang berkumpul dari kehidupan lama membuat Selena sulit membuka perhatian kepada lawan jenis. Merasa mereka semua ancaman, tak lebih namun..

Selena menggelengkan kepalanya. Ia menolak mengakuinya sekarang—sentimental, emosi dan perasaan mendebarkan bukan hal prioritas sekarang.

Prioritas nya sekarang adalah mengungkapkan dan balas dendam.

"Aku harap." jawabnya untuk meyakinkan Sofia saja. Gadis itu tak perlu tahu lebih banyak tentang kehidupan.

Sofia sudah cukup menjadi temannya, berbagai informasi dan menghabiskan waktu dari strategi yang menyesakkan.

Dan Selena tak mau Sofia ikut terseret dalam arus kehidupannya yang rumit. Gadis itu polos dan tulus, terlalu berat untuk masalah pribadinya.

"Kau lapar? Aku bisa mengantarkan mu ke restoranku." ajakan Sofia membuat Selena terkejut, sejak kapan Sofia membuka bisnis?

Sofia hanya tersenyum melihat raut terkejut Selena. "Uang mu yang kau berikan saat itu sangat banyak, aku menggunakannya untuk membuka usaha. Jadi, uang itu tidak habis dengan cepat."

Selena tersenyum lembut. "Kau mandiri dan pintar ya?"

Sofia terkekeh, sedikit ada rasa bangga membuncah didadanya. "Tentu saja." dia berdiri memakai kembali tasnya dan Selena mengikutinya.

mereka berdua berjalan dengan lambat namun santai. Menuju toko kecil dekat ujung jalan sana, tidak terlalu mewah namun cukup menarik pelanggan datang karena harga murah dan juga enak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!