NovelToon NovelToon
Antagonist Yang Menghindari Takdir

Antagonist Yang Menghindari Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Obsesi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Saat tragedi mengambil jiwanya, Syifa menemukan dirinya yang masuk ke dunia novel sebagai seorang antagonis yang secara obsesif mengejar protagonist pria bahkan berencana untuk menghancurkan hubungannya dengan sang kekasih.

Pada akhirnya dia akan mati terbunuh karna alur itu, oleh sebab itu untuk menghindarinya, dia selalu menghindari pria itu.

Namun bagaimana jika tiba-tiba alurnya berubah, pria itu malah memperhatikannya..

"Tidak! ini tidak ada dalam plot!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Syifa menutup panggilan itu dengan dada yang terasa mengencang. Senja menggelantung rendah di atas jalan kampus, membuat bayangan pepohonan memanjang seperti jari-jari yang ingin meraih. Ia melangkah cepat, hampir berlari, menepis pikiran tentang Hansen, Kayden, dan tatapan Wenda yang masih terasa menempel di punggungnya.

"Nona? Kenapa bengong.. ayo masuk sebelum hujannya turun.."

Syifa akhirnya tersadar dari lamunannya, dia segera masuk ke mobil, ternyata Pak Darto sudah lama sampai disana.

"Nona lagi banyak pikiran ya?"

"Ehehe.. Iya Pak.."

Mendengar itu membuat Pak Darto tak menanyakan lebih, pria itu menyalakan radio agar Syifa merasa lebih nyaman.

Setibanya di rumah, Syifa menjatuhkan tas ke kursi dan merebahkan diri di ranjang. Langit-langit putih menatapnya kosong. Ia menghela napas panjang, mencoba mengurai benang kusut di kepalanya.

“Kenapa sih hidup si antagonis ini jadi rame banget,” gumamnya.

Ponselnya kembali bergetar. Kali ini pesan masuk.

Hansen: Maaf kalau mendadak. Besok di kantin lama, jam 10?

Syifa menatap layar lama. Kantin lama—tempat yang sama sunyinya dengan perpustakaan tua. Ia mendengus, lalu membalas singkat.

Syifa: Aku lihat dulu besok. Kalau bisa cepat.

Hansen: Tentu. Terima kasih.

Syifa melempar ponsel ke bantal. “Tentu. Tentu apanya,” ia mendecak. Ia bangkit, mengambil handuknya, lalu menuju kamar mandi.

***

Taruhan Hari Ke - 4

Pagi datang dengan langit mendung, Syifa tiba di kampus lebih awal dari biasanya. Ia sengaja memilih bangku di barisan depan, menghindari sudut-sudut yang mengundang kejutan. Kayden tidak terlihat. Entah kenapa, ia lega sekaligus sedikit kecewa.

Usai kelas pertama, Syifa berjalan menuju kantin lama. Bangunan itu setengah terbuka, beberapa kios sudah lama tutup. Bau kopi pahit dan gorengan dingin bercampur di udara.

Hansen sudah menunggu. Duduk santai, hoodie hitam, senyum tipis yang sulit dibaca.

“Kamu tepat waktu,” katanya.

“Apa yang kamu mau?” Syifa memilih berdiri, tidak duduk.

Hansen tertawa kecil. “Langsung ke inti ya. Oke.” Ia menegakkan punggung, senyumnya memudar, berganti ekspresi serius. “Aku butuh bantuan kamu buat membujuk Kayden.”

Syifa mengernyit. “Membujuk?”

“Iya.” Hansen menautkan jemarinya di atas meja. “Perusahaan keluargaku lagi di ujung tanduk. Kami butuh suntikan dana. Aku sudah coba masuk lewat jalur formal, tapi ditolak mentah-mentah.”

Syifa mendengus. “Dan kamu pikir aku bisa apa?”

Hansen menatapnya lurus. “Kayden dengerin kamu.”

“Tidak,” Syifa langsung menyela. “Dia dengerin logika. Aku nggak ada hubungannya sama urusan bisnisnya.”

“Justru itu,” Hansen menyahut cepat. “Kamu bukan bagian dari dunia bisnisnya. Kalau kamu yang bicara, dia mungkin mau mempertimbangkan. Bukan sebagai CEO, tapi sebagai.. Kayden.”

Syifa menyilangkan tangan. “Kamu sadar nggak sih, ini terdengar manipulatif?”

Hansen tersenyum miring. “Aku sebutnya strategi bertahan hidup.”

“Kamu pakai aku sebagai jembatan.”

“Aku minta tolong,” Hansen mengoreksi pelan. “Bukan maksa.”

Syifa terdiam. Bau kopi pahit terasa semakin menyengat. “Kenapa harus aku? Kenapa bukan orang lain?”

Hansen menghela napas. “Karena kamu satu-satunya orang yang sekarang dekat sama dia.”

Syifa tertawa pendek, getir. “Kamu salah besar.”

Hansen bersikukuh. “Aku nggak minta kamu memohon. Cukup sampaikan. Sisanya biar Kayden yang memutuskan.”

“Kalau aku nolak?”

Hansen mengangguk pelan. “Yasudah.. aku gak akan maksa, tapi kalau kamu terima, kamu berhak minta apapun ke aku, dan aku pasti akan ngasih selama masih wajar..”

Syifa menghela napas panjang. “Kamu ini nekat.”

“Aku putus asa,” Hansen jujur.

Syifa menatap Hansen dengan serius dan berfikir sebentar lalu menjawab, "Oke!"

'Bagus.. buatlah musuh menjadi sahabat kita, mungkin saja dia tidak akan membunuhku'

1
aria
lanjut
Lynn_: ditunggu ya kak🙏
total 1 replies
Rohimah
cweknya planga plongo Bae,, g bisa tegas gtu,,
Lynn_: maklum kak, baru jadi orang kaya, gampang tergiur, padahal ada uang di atm tapi kok dia gak kepikiran beli sendiri di luar negeri, sekalian jalan-jalan kan ya?, btw makasih sudah mampir dan komen ya kak🙏😇☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!