NovelToon NovelToon
KETIKA NAGA JATUH CINTA

KETIKA NAGA JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita perkasa / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa / Bad Boy
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERLINDUNGAN SANG CRAZY RICH

Mentari pagi menyelinap masuk melalui celah gorden kamar Jelita, membangunkan gadis itu dari tidurnya. Ia menggeliat kecil, merasakan kehangatan selimut yang memeluk tubuhnya. Senyum tipis menghiasi bibirnya saat ia mengingat kejadian semalam. Pengakuan di kafe, air mata, dan akhirnya, pelukan hangat Naga. Semua terasa seperti mimpi indah yang menjadi kenyataan. Ia meraih ponselnya dan melihat pesan singkat dari Naga: "Selamat pagi, Jelitaku. Semangat buat hari ini! ❤️" Hatinya menghangat membaca pesan itu, tetapi secuil keraguan masih mengusik pikirannya.

Jelita bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela. Ia membuka gorden lebar-lebar, membiarkan cahaya matahari memenuhi kamarnya yang sederhana. Ia menghirup udara pagi yang segar, merasakan semangat baru membara di dalam dirinya. Hari ini, ia ingin memulai lembaran baru bersama Naga. Ia ingin membuktikan pada dirinya sendiri bahwa ia pantas mendapatkan kebahagiaan ini, meskipun terkadang ia merasa tidak yakin.

Di sekolah, Jelita mendapati dirinya lebih sering tersenyum dan tertawa. Ia tidak lagi merasa canggung saat berjalan di samping Naga, atau saat berpegangan tangan dengannya di koridor sekolah. Ia merasa nyaman dan bahagia berada di dekatnya. Ia bahkan mulai berani menyapa teman-teman Naga yang dulu selalu ia hindari, meskipun jantungnya berdebar kencang setiap kali melakukan itu.

Naga juga tampak lebih perhatian dan lembut. Ia selalu berusaha membuat Jelita merasa istimewa, dengan memberikan kejutan-kejutan kecil yang manis. Seperti pagi ini, saat Jelita menemukan setangkai bunga matahari di mejanya, dengan secarik kertas bertuliskan "Semangat belajar, Jelitaku!". Bunga matahari itu seolah mewakili kebahagiaan dan harapan yang kini tumbuh di hatinya. Ia meletakkan bunga itu di vas kecil di mejanya, agar bisa terus melihatnya sepanjang hari. Namun, setiap kali ia melihat bunga itu, ia juga merasa sedikit bersalah karena tidak bisa memberikan Naga sesuatu yang sebanding.

Namun, di balik semua kebahagiaan itu, Jelita masih merasakan sedikit keraguan dan rasa tidak aman. Ia merasa bersalah karena telah menerima hadiah-hadiah kecil dari Naga, meskipun ia tahu bahwa Naga memberikan itu dengan tulus. Ia merasa tidak enak hati karena ia tidak bisa membalas pemberian Naga dengan sesuatu yang setimpal. Ia juga merasa canggung saat bertemu dengan teman-teman Naga yang berasal dari keluarga berada. Ia takut mereka akan meremehkannya, atau menganggapnya hanya sebagai "gadis kampung" yang beruntung bisa mendapatkan Naga. Ia seringkali mendengar bisik-bisik di belakangnya saat ia berjalan bersama Naga, dan ia merasa seperti sedang dihakimi oleh semua orang. Ia mencoba mengabaikan bisikan itu, tetapi semakin ia mencoba, semakin keras pula bisikan itu terdengar di telinganya.

Suatu sore, Naga mengajak Jelita untuk makan es krim di sebuah kedai yang sedang populer di kota mereka. Jelita awalnya ragu, karena ia tahu harga es krim di kedai itu cukup mahal. Tapi Naga meyakinkannya bahwa ia ingin mentraktirnya, dan ia tidak perlu khawatir tentang apa pun. "Anggap aja ini sebagai perayaan kecil buat kita," kata Naga sambil tersenyum, menggenggam tangannya dengan lembut. Jelita akhirnya setuju, meskipun ia masih merasa sedikit tidak nyaman. Ia memilih rasa es krim yang paling murah di menu, berharap Naga tidak menyadarinya.

Saat mereka sedang menikmati es krim mereka, seorang teman Naga menghampiri mereka. "Naga, lagi kencan nih?" sapa teman Naga itu sambil tersenyum sinis. Nada bicaranya terdengar mengejek, membuat Jelita semakin merasa tidak nyaman. "Kenalin, ini Jelita, pacarku," jawab Naga dengan bangga, menggenggam tangan Jelita dengan erat, seolah ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia bangga memiliki Jelita di sisinya.

Teman Naga itu mengulurkan tangannya kepada Jelita. "Hai, Jelita. Aku Reno," ucapnya ramah, tetapi tatapannya seolah meremehkan. Ia menatap Jelita dari atas sampai bawah, membuat Jelita merasa seperti sedang diperiksa. Jelita menjabat tangan Reno dengan gugup. Ia merasa tidak nyaman dengan tatapan Reno yang seolah menilai dirinya dari atas sampai bawah. Ia merasa seperti sedang diinterogasi oleh Reno, dan ia takut Reno akan menemukan semua kekurangannya.

Setelah Reno pergi, Jelita merasa suasana hatinya berubah drastis. Ia tidak lagi menikmati es krimnya, dan ia menjadi lebih pendiam. Ia merasa seperti ada awan gelap yang menutupi hatinya. Naga menyadari perubahan itu, dan ia bertanya kepada Jelita, "Kamu kenapa, Jel? Kok jadi diem gitu?"

Jelita menggelengkan kepalanya. "Nggak apa-apa kok, Naga," jawabnya berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa tidak karuan. Ia tidak ingin membebani Naga dengan perasaannya, tetapi ia juga tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri. Ia merasa seperti sedang berakting di depan Naga, dan ia takut Naga akan menyadari bahwa ia tidak bahagia.

"Jangan bohong, Jel. Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyiin," kata Naga dengan lembut. Ia menggenggam tangan Jelita dan menatapnya dengan penuh perhatian. "Aku pengen kamu cerita semuanya sama aku. Aku pengen jadi tempat kamu berbagi semua perasaan kamu."

Jelita menghela napas panjang. Ia tahu ia tidak bisa terus menyembunyikan perasaannya dari Naga. "Aku... aku cuma ngerasa nggak nyaman aja," ucapnya akhirnya, suaranya bergetar. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, siap untuk tumpah kapan saja.

"Nggak nyaman kenapa?" tanya Naga dengan sabar, mengusap punggung tangan Jelita dengan lembut. Ia bisa merasakan kegelisahan Jelita, dan ia ingin membantunya mengatasi perasaan itu.

"Aku ngerasa nggak pantes aja buat kamu. Aku ngerasa beda sama teman-temanmu. Aku takut kamu bakal bosen sama aku," ungkap Jelita, air mata mulai mengalir deras di pipinya. Ia merasa seperti sedang membuka semua luka lama yang selama ini ia coba sembunyikan. Ia merasa lelah karena harus terus berpura-pura menjadi orang lain.

Naga terdiam sejenak, lalu ia menarik Jelita ke dalam pelukannya. "Jelita, dengerin aku baik-baik," ucapnya dengan lembut, membelai rambut Jelita dengan sayang. "Aku sayang sama kamu bukan karena kamu kaya atau miskin. Aku sayang sama kamu karena kamu itu Jelita, orang yang pinter, baik hati, dan selalu semangat. Aku nggak peduli apa kata orang lain. Yang penting, aku bahagia sama kamu." Ia memeluk Jelita erat-erat, seolah ingin melindunginya dari semua hal buruk di dunia ini.

Jelita membenamkan wajahnya di dada Naga, merasakan kehangatan dan ketulusan cintanya. Ia merasa sedikit lebih tenang, tetapi ia tahu bahwa ia masih harus berjuang untuk mengatasi rasa tidak amannya sepenuhnya. Ia merasa beruntung memiliki Naga di sisinya, yang selalu ada untuk mendukung dan mencintainya. Ia juga merasa bersalah karena telah membuat Naga khawatir.

"Aku tahu, Naga. Tapi... aku tetep aja takut," bisik Jelita, suaranya tercekat. Ia merasa seperti sedang berada di dalam labirin yang gelap, dan ia tidak tahu bagaimana cara keluar dari sana.

Naga memeluk Jelita semakin erat. "Aku akan selalu ada di sini buat kamu, Jel. Aku akan selalu mendukung kamu. Kita akan hadapi semua ini bersama-sama," ucapnya dengan penuh keyakinan, mencium puncak kepala Jelita dengan lembut. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan segala yang mungkin untuk membuat Jelita merasa aman dan bahagia.

Jelita mendongak dan menatap mata Naga. Ia melihat cinta dan kesetiaan yang terpancar dari sana. Ia tahu, ia tidak sendirian. Ada Naga yang selalu ada di sisinya, yang akan selalu mencintainya apa adanya. Ia tersenyum tipis, merasa sedikit lebih kuat dan berani. Ia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, tetapi ia yakin bahwa mereka bisa menghadapinya bersama.

1
Aira Sakti
g
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!