Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gue kembali auren.
33
Fanny dan reyhan, ayah dan ibunda andika datang dengan tergesa-gesa kedalam ruangan putranya andika, wanita itu sangatlah khawatir saat mengetahui bahwa andika tidak sadarkan diri selama tiga hari, bahkan fanny sampai mendiamkan reyhan karena tidak memberi tahunya tentang keadaan andika, bukannya menangis, wanita itu malah mengoceh dan terus memukuli suaminya, nadhira dan vernan akan menyusul besok pagi karena masalah pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggal.
"gimana keadaan abang kamu sayang?" tanya fanny sambil mengelus puncak kepala putra keduanya.
"dika baik-baik aja bunda, reza yakin dika sebentar lagi pasti sadar"
"ini semua karena ayah kamu gak ngasih tau bunda 😒, pokoknya ntar malam ayah tidur disofa" seru fanny sambil menatap reyhan tajam.
Lelaki itu memasang wajah cemberut, memohon pertolongan pada reza.
"jangan gitu dong sayang.... emang kamu gak kasian sama ayah? ntar kalau tidur disofa ayah kedinginan, terus kalau kena flu gimana?" rengek reyhan namun tetap diacuhkan oleh fanny, reza hanya bisa menggelengkan kepala, melihat tingkah kedua orang tuanya.
"raisa dimana? kok bunda gak lihat" tanya fanny sembari mengedarkan pandangannya kesekitar.
"kayaknya masih dimansion deh bun, soalnya masih ada urusan katanya"
"yaudah deh, bunda masuk dulu mau lihat andika, ayah gak boleh ikut"
fanny melangkah masuk meninggalkan reyhan yang hanya bisa pasrah seraya menghembuskan nafas, menatap resa yang terkekeh geli melihat tingkah keduanya.
"apa ketawa-ketawa liat ayah 😒"
"gapapa, ayah yang sabar aja tidur disofa ruang tamu"
Reyhan hanya menopang dagu menatap reza malas, karena ikut-ikutan mengejeknya.
💫💫💫
Pusing
Itulah yang dirasakan raisa pertama kali saat ia membuka mata, cewek itu kebingungan melihat sekeliling tempat itu yang terasa asing baginya, ia tidak bisa mengingat dengan jelas.
Raisa menyingkap selimut yang menutup badannya, ia keheranan karena bajunya telah diganti dengan yang baru, entahlah, siapakah orang yang berbaik hati menolongnya, karena seingat raisa, ia sempat menghubungi seseorang, entah siapa ia tidak tau.
3 orang pelayan masuk kedalam kamar, membuat raisa tercengang saat melihat ketiganya membawa barang-barang yang berbeda, 1 orang membawa baju ganti yang lengkap, 1 nya membawa berbagai macam sepatu hak tinggi, dan terakhir, membawa berbagai macam alat make up yang tidak pernah raisa tau nama-nama benda itu, karena dirinya tidak pernah menggunakan peralatan make up.
Simple saja, yang raisa gunakan hanya lah bedak bayi saat bepergian, bukannya ia tidak mampu untuk membeli semua itu, hanya saja raisa bukanlah tipe cewek yang suka melukis wajah dengan berbagai warna yang biasa digunakan semua cewek diluar sana.
"selamat siang nona" sapa ketiga pelayan itu kompak
"siang, boleh saya tau, ini dimana?"
"maaf nona, saya tidak bisa memberi tau anda, kami hanya diutus untuk menyiapkan keperluan nona, setelah anda selesai, anda dipersilahkan kebawah untuk makan bersama tuan kami" jawab pelayan itu dengan sopan.
"baiklah terimakasih"
3 pelayan itu menganggukkan kepala dan menaruh semua barang-barang itu, kemudian pamit undur diri.
Raisa turun dari kasur, ia melihat semua barang-barang yang dibawa oleh pelayan tadi, raisa menggelengkan kepala karena semua baju yang dibawa rata-rata adalah dress tanpa lengan, dan panjangnya hanya diatas lutut.
"gila, ini orang mau ngerjain gue" gumam raisa tanpa sadar.
Coba fikirkan, raisa tidak pernah menggunakan dress jika diwaktu santai, ia hanya akan menggunakannya jika ada acara penting, itupun dress yang ia gunakan panjangnya dibawah lutut.
Raisa mengambil asal baju yang menurutnya paling tertutup, dan membawanya kedalam kamar mandi untuk menyegarkan badan dan mengganti piama yang ia kenakan dengan dress yang telah ia pilih.
Raisa keluar dari kamar menuruni tangga seperti yang dikatakan 3 pelayan tadi, awalnya raisa bingung tadi harus menggunakan sepatu yang mana, karena sepatu yang dibawa para pelayan tadi itu adalah high heels, dan bagaimana mungkin raisa memakainya? bukannya sampai tujuan, tapi kakinya akan membiru akibat terjatuh.
Pada akhirnya, raisa meminta bantuan pada salah satu pelayan untuk membawakan sepatu yang lain, yang tidak terlalu tinggi.
Raisa sampai diruang makan, ia disambut dengan hormat oleh para pelayan yang ada disana, raisa tersenyum canggung, meski dimansion keluarga nya, atau dimansion 5 keluarga, raisa dihormati seperti yang mereka lakukan sekarang, tetap saja ia tidak enak hati, karena disini adalah mansion orang asing yang mungkin raisa tidak tau siapa orang nya.
"selamat siang nona raisa, semoga anda menyukai masakan yang kami hidangkan"
Raisa menganggukkan kepala seraya tersenyum pada pelayan yang melayani.
"selamat siang raisa, kangen gue tidak"
"suara itu.... " batinnya.
Ia menoleh kebelakang, ia membelalakkan mata tidak percaya dengan seseorang yang ada didepannya, raisa berdiri dan langsung memeluk orang itu erat, ia tidak menyangka bisa bertemu dengannya lagi, bahkan raisa tidak ingat terakhir kali bertemu dengan nya karena sudah saking lamanya tidak bertemu.
"kak ovy, gue kangen"
"eh bangke, lo kekencengan meluk guenya, gue gak bisa nafas, serius dah"
"maaf-maaf ka, refleks gue, soalnya gak nyangka banget bisa ketemu lo lagi" seru raisa kegirangan, ia melepas pelukannya.
"udah, sekarang kita makan siang dulu, lo dari kemaren gak bangun-bangun, gue fikir lo udah mati, eh ternyata masih hidup"
"yee..... lo kira gue apaan kak"
"jadi, setelah selesai makan lo bisa cerita semua yang lo alami selama gue gak ada"
"siap bos" ucap raisa memberi hormat, ovy hanya tersenyum menganggapinya.
💫💫💫
Auren menyesap kopi hitam kesukaannya, kepulan asap yang muncul dari dalam gelas menarik perhatiannya untuk menikmati kopi hitam itu, kesunyian ruangan yang ia tempati lebih membuatnya nyaman dari pada saat ia menikmati dentuman musik disalah satu bar yang sering ia kunjungi, tempat dimana ia melihat andika untuk pertama kalinya, tempat dimana ia mengetahui bahwa orang yang ia sukai adalah kekasih sahabatnya, dan juga tempat dimana hubungan persahabatan nya sedikit retak, karena mengetahui bahwa ia menyukai andika.
Luciana auren, cewek manis nan periang, ramah terhadap semua orang, namun satu kekurangan yang belum ia rasakan mulai dari kecil, kasih sayang seorang ibu, bahkan ia tidak tau siapa ibunya.
Auren hidup dengan ayahnya, keluarganya sangat berkecukupan, itu sebabnya ia tidak bekerja, karena setiap minggunya, uang saku akan bertambah, karena ayahnya akan mentransfer uang ke rekening nya.
Sejak masuk sekolah menengah atas, auren memilih tinggal diapartemen milik ayahnya, dengan senang hati ayahnya memperbolehkan, asal kan cewek itu tidak membuat kekacauan sehingga mempermalukan nama baik keluarga.
Pernah suatu ketika ia bertanya pada adnan ayahnya, siapa ibunya dan dimana ia sekarang? lelaki itu hanya tersenyum dan mengelus puncak kepala auren dengan lembut, lelaki itu lantas menjawab
"ibu kamu gadis yang cantik, sama kayak auren, tapi ibu lagi pergi jauh, sekarang ibu lagi ada diatas sana, ngeliatin auren, dia pasti seneng kalau auren senang" ada jeda "suatu saat kamu pasti ketemu sama ibu kamu,yang sabar ya sayang"
Auren kecil hanya menganggukkan kepala girang tidak sabar untuk bertemu dengan ibunya, bahkan setiap malam sebelum tidur, ia senantiasa berdiri didepan balkon kamarnya, menatap keatas langit, seakan-akan ia melihat ibunya yang sedang tersenyum diatas sana.
Jika sempat, auren akan menulis sebuah surat yang diikat pada balon gas, sehingga surat itu terbang entah kemana, namun auren selalu yakin, surat itu akan sampai pada ibunya.
Drttt drttt drttt
Suara notifikasi pertanda pesan masuk berhasil membuyarkan lamunannya, auren mengambil ponsel nya yang tergeletak diatas meja, tangannya bergetar, jantungnya berdetak tidak karuan saat membaca sebuah pesan singkat dari seseorang yang sudah lama pergi kenegara eropa melanjutkan mimpinya untuk menjadi seorang pelukis terkenal.
💫💫💫