NovelToon NovelToon
Garis Batas Keyakinan

Garis Batas Keyakinan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Percintaan Konglomerat / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: blcak areng

Indira mengagumi Revan bukan hanya karena cinta, tetapi karena kehormatannya. Revan, yang kini memeluk Kristen setelah melewati krisis identitas agama, memperlakukan Indira dengan kehangatan yang tak pernah melampaui batas—ia tahu persis di mana laki-laki tidak boleh menyentuh wanita.

​Namun, kelembutan itu justru menusuk hati Indira.

​"Untukku, 'agamamu adalah agamamu.' Aku tidak akan mengambilmu dari Tuhan-mu," ujar Revan suatu malam, yang di mata Indira adalah kasih yang dewasa dan ironis. Lalu ia berbisik, seolah mengukir takdir mereka: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

​Kalimat itu, yang diambil dari Kitab Suci milik Indira sendiri, adalah janji suci sekaligus belati. Cinta mereka berdiri tegak di atas dua pilar keyakinan yang berbeda. Revan telah menemukan kedamaiannya, tetapi Indira justru terombang-ambing, dihadapkan pada i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blcak areng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam Stres dan Pasrah yang Terpaksa

​​Malam itu, rumah kembali sepi setelah keramaian acara pertunangan. Semua sisa dekorasi sudah dibereskan, dan keharuman bunga tulip putih dari buket yang diberikan Gus Ammar Fikri masih tercium samar di ruang tamu.

​Aku sudah berganti pakaian, duduk di tepi ranjang. Bukannya merasa lega atau bahagia, tubuhku terasa remuk redam. Kepalaku berdenyut hebat, dan ada hawa dingin yang menjalar di punggungku, padahal AC kamar sudah ku matikan.

​Aku tahu ini bukan hanya lelah fisik. Ini adalah reaksi dari semua ketegangan yang kususutkan di dalam diriku: kejutan pertunangan, perpisahan final dengan Revan, tekanan Studi Kasus Pengendalian Emosi Ammar, dan puncaknya, pengumuman percepatan pernikahan menjadi dua bulan saja.

​Bunda Fatma masuk ke kamar dengan membawa segelas teh hangat. Wajahnya terlihat lelah namun bahagia.

​"Nak, kamu sudah tidur?" tanya Bunda pelan, duduk di tepi ranjangku.

​"Belum, Bun. Masih agak pusing," jawabku, mencoba tersenyum.

​Bunda menyentuh dahiku. Seketika, matanya membesar karena terkejut.

​"Ya Allah, Indira! Badanmu panas sekali! Kamu demam, Nak!" seru Bunda panik, meletakkan teh di meja. "Astaga, Bunda tidak sadar. Pasti kamu terlalu lelah hari ini. Sebentar, Bunda ambilkan obat penurun panas."

​Bunda bergegas bangkit, tetapi aku menahan tangannya.

​"Tidak apa-apa, Bun. Sungguh," kataku, berusaha meyakinkan. "Mungkin hanya faktor kelelahan saja. Seharian harus berdiri, senyum, dan bicara dengan banyak orang. Tubuhku hanya butuh istirahat."

​"Tidak bisa begitu, Nak. Demammu tinggi. Ini pasti karena kamu terlalu memikirkan rencana pernikahan yang tiba-tiba dipercepat itu, ya?" tanya Bunda, menatapku dengan mata penuh kasih. "Kamu tidak perlu khawatir. Ayah dan Bunda sudah menyetujuinya. Ammar melakukan ini karena dia sangat bertanggung jawab dan ingin segera melindungi kamu. Dia tidak ingin ada fitnah berkepanjangan."

​Aku hanya mengangguk, meminum teh hangat yang terasa hambar di tenggorokanku. Aku tidak bisa menjelaskan kepada Bunda bahwa Manajer Risiko-ku memutuskan untuk mengakuisisi tanggal pernikahan kami bukan karena cinta, melainkan karena laporan risiko yang menunjukkan bahwa aku adalah aset yang rentan.

​"Sungguh, Bun. Saya hanya butuh tidur. Setelah minum obat, pasti besok sudah sembuh," ulang ku.

​Bunda akhirnya mengalah, mencium keningku dengan lembut. "Baiklah. Kalau begitu istirahat. Jangan begadang, nanti Bunda yang dimarahi Ammar karena membiarkan calon istrinya sakit," canda Bunda, yang justru menambah beban di pundakku.

​Setelah Bunda keluar, aku menatap langit-langit kamar. Lampu kamar ku matikan, hanya menyisakan lampu tidur remang-remang yang membuat cincin pertunangan di jari manisku berkilauan samar.

​Aku memejamkan mata, mencoba meredakan denyutan di kepala. Aku tahu demam ini adalah manifestasi fisik dari semua tekanan mental yang ku pendam.

"​Dua bulan. Hanya dua bulan."

​Aku telah merencanakan hidupku, berfantasi tentang masa depan yang panjang, lulus kuliah, bekerja di ranah sastra. Kini, semua itu dipadatkan. Aku akan menjadi istri seorang CEO dan seorang Gus yang sangat disiplin, yang menuntut laporan kemajuan Akuntansi-ku setiap minggu.

"​Bagaimana mungkin aku bisa menjadi istri yang baik dalam waktu dua bulan?,

​Aku harus menyeimbangkan skripsi, ujian tengah semester, tugas Akuntansi dari Ibu Nita, dan persiapan mental untuk mengurus rumah tangga yang serba terstruktur ala Ammar Fikri. Aku harus menjadi istri yang stabil, tidak emosional, dan memahami Arus Kas."

​Aku membandingkan kepasrahan ini dengan kegigihanku di masa lalu, saat aku mati-matian mempertahankan cintaku pada Revan. Saat itu, aku berjuang mati-matian melawan takdir. Sekarang? Aku hanya bisa pasrah.

​Aku mengingat kembali surat Revan yang kini sudah hancur. Ia memberiku restu terakhirnya, membenarkan logika Ammar. Bahkan Revan, si Variabel Non-Produktif, mengakui bahwa Kepastian Halal Ammar lebih kuat daripada Janji Haram-nya.

​Aku menyentuh cincin di jariku. Benda dingin ini adalah tanda bahwa aku tidak punya jalan kembali. Keputusan sudah dibuat. Keluarga sudah setuju Ammar sudah bergerak.

​"Aku tidak boleh sakit," bisikku pada diri sendiri, meniru ketegasan Ammar. "Sakit adalah risiko operasional yang harus segera dimitigasi."

​Meskipun hatiku menjerit karena tertekan, aku tahu aku harus menekan semua emosi itu. Karena Garis Batas Keyakinan menuntut stabilitas, dan demam ini adalah alarm bahwa aku masih memiliki variabel yang belum terkelola.

​Aku memaksakan diriku untuk tidur, berjanji pada diri sendiri bahwa besok, demam ini harus hilang. Aku harus kembali menjadi aset yang efisien, karena waktu dua bulan adalah tenggat waktu yang sangat ketat untuk menyelesaikan proyek terbesar dalam hidupku: Pernikahan dengan Gus Ammar Fikri

1
Suyati
cakep bunda nasehatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!