NovelToon NovelToon
KETIKA CINTA KEMBALI PULANG

KETIKA CINTA KEMBALI PULANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Berbaikan / Single Mom / Hamil di luar nikah
Popularitas:361
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Suara itu sangat tidak asing di telingaku ... Apakah dia Ghavi yang kukenal ? Ghavi yang pernah mengisi hatiku selama 5 tahun dengan penuh cinta dan mamanya yang telah menghancurkan nya dengan cara yang tidak bermoral. Sudah susah aku bersembunyi darinya sejak 3 tahun lalu tapi kenapa harus bertemu dengannya disini ? batinku ingin berteriak antara yakin dan tidak bahwa laki-laki yang disebutkan oleh Amara sebagai tunangannya adalah Ghavi yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu saat kami berdua bersekolah di Paris.

Apakah Catelyn akan goyah dengan kehadiran Ghavi ?

Apakah Catelyn bersedia membuatkan gaun pernikahan untuk Amara dan Ghavi ?

Dan bagaimana perasaan Catelyn dan Ghavi atas pertemuan yang tidak terduga ini ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PANIC ATTACK

Ia berharap Renatta bisa bertobat dan memperbaiki kesalahannya.

Di rumah sakit, setelah memastikan Catelyn sudah beristirahat dengan tenang, Ghavi menghampiri Kakek Atmadja yang sedang duduk termenung di ruang tunggu. Dengan hati-hati, Ghavi memulai percakapan.

"Kakek" panggil Ghavi, lembut.

Kakek Atmadja menoleh dan menatap Ghavi dengan tatapan sayu. "Ada apa, Ghavi ?" tanya Kakek Atmadja, lirih.

Ghavi menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Kakek, aku ingin bicara sesuatu yang penting" kata Ghavi, dengan nada serius.

Kakek Atmadja mengangguk, mempersilakan Ghavi untuk berbicara.

"Setelah kejadian yang menimpa Catelyn, aku memutuskan untuk menetap di Bali. Aku tidak ingin Catelyn dan anakku dalam bahaya" kata Ghavi, dengan tegas.

Kakek Atmadja terkejut mendengar ucapan Ghavi. "Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu di Singapura ? Kau tidak bisa begitu saja meninggalkan semuanya" kata Kakek Atmadja, dengan khawatir.

"Aku sudah memikirkannya matang-matang, Kakek. Aku bisa menghandle pekerjaanku dari jarak jauh. Aku bisa sesekali ke Singapura untuk meeting atau bertemu dengan klien. Yang terpenting bagiku adalah keselamatan Catelyn dan anakku. Apalagi saat ini Catelyn sedang hamil tentu membutuhkan aku disampingnya" jelas Ghavi, dengan penuh keyakinan.

Kakek Atmadja terdiam sejenak. Ia memahami kekhawatiran Ghavi dan menghargai keputusannya. "Apa Catelyn tahu tentang ini ?" tanya Kakek Atmadja.

"Ya, Kakek. Aku sudah berbicara dengannya dan dia setuju dengan keputusanku" jawab Ghavi.

Kakek Atmadja menghela napas panjang. "Baiklah, Ghavi. Kakek tidak keberatan dengan keputusanmu. Kakek hanya ingin yang terbaik untukmu, Catelyn, dan Gavin. Kakek mengerti, keselamatan mereka adalah yang utama" kata Kakek Atmadja, dengan nada tulus.

Ghavi tersenyum lega mendengar ucapan Kakek Atmadja. "Terima kasih, Kakek. Aku sangat menghargai dukungan Kakek" kata Ghavi, dengan tulus.

"Kakek senang kau sudah memikirkan semuanya dengan matang. Kakek percaya kau akan menjadi ayah yang baik untuk anakmu dan suami yang baik untuk Catelyn" kata Kakek Atmadja, sambil menepuk pundak Ghavi.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin, Kakek. Aku ingin memberikan yang terbaik untuk mereka" jawab Ghavi, dengan penuh semangat.

Kakek Atmadja tersenyum. "Kakek yakin kau bisa. Sekarang, mari kita fokus pada pemulihan Catelyn. Kakek ingin melihatnya sehat dan bahagia" kata Kakek Atmadja, dengan nada optimis.

"Tentu, Kakek. Aku juga sangat menginginkannya," jawab Ghavi, dengan senyum yang tulus.

Beberapa hari kemudian, Catelyn diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ghavi dan Kakek Atmadja dengan setia mendampingi Catelyn. Mereka memutuskan untuk sementara waktu tinggal di sebuah villa mewah di kawasan Ubud, Bali. Villa milik Kakek Atmadja tersebut memiliki pemandangan yang indah dan suasana yang tenang, sangat cocok untuk pemulihan Catelyn.

Di villa tersebut, Catelyn mendapatkan perawatan yang terbaik. Ghavi dengan sabar merawat Catelyn dan memastikan ia mendapatkan istirahat yang cukup. Kakek Atmadja juga selalu hadir untuk memberikan dukungan moral dan menghibur Catelyn. Gavin pun sangat senang bisa kembali bersama Mommy Catelyn.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Catelyn semakin pulih dan kehamilannya semakin membesar. Ghavi dan Catelyn semakin bahagia dan bersyukur atas semua yang mereka miliki. Mereka tidak sabar untuk menyambut kehadiran anggota keluarga baru mereka.

Beberapa bulan kemudian, kandungan Catelyn sudah memasuki usia 9 bulan lebih. Perutnya semakin membesar dan ia merasa semakin berat. Namun, ia tetap berusaha untuk aktif bergerak agar proses persalinannya nanti berjalan lancar. Setiap pagi, Catelyn rutin berjalan kaki di sekitaran villa, ditemani oleh Gavin yang selalu setia berada di sisinya.

"Mommy, pelan-pelan jalannya. Nanti capek" kata Gavin, dengan nada khawatir sambil memegang erat tangan Catelyn.

Catelyn tersenyum dan mengelus rambut Gavin dengan sayang. "Mommy tidak apa-apa, sayang. Mommy cuma jalan-jalan sebentar biar baby nya sehat" jawab Catelyn, dengan lembut.

"Baby nya boy or girl, Mommy ?" tanya Gavin, dengan rasa ingin tahu.

"Kita lihat saja nanti, sayang. Yang penting baby nya sehat dan selamat" jawab Catelyn, sambil tersenyum misterius.

"Gavin pengen punya adik boy biar bisa main bola bareng" kata Gavin, dengan semangat.

"Kalau adiknya girl, Gavin mau apa ?" tanya Catelyn, menggoda.

"Kalau adiknya girl, Gavin akan jagain adiknya biar nggak nakal" jawab Gavin, dengan polos.

Catelyn tertawa mendengar jawaban Gavin. "Anak pintar. Mommy sayang Gavin" kata Catelyn, sambil mencium pipi Gavin.

"Gavin sayang Mommy" balas Gavin, sambil memeluk Catelyn dengan erat.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan tenang. Catelyn menikmati udara segar dan pemandangan indah di sekitar villa. Gavin dengan riang berlari-lari kecil di sekitar Catelyn sambil bercerita tentang berbagai hal yang ia lihat.

"Mommy, lihat ! Ada kupu-kupu !" seru Gavin, sambil menunjuk ke arah seekor kupu-kupu yang sedang terbang di atas bunga.

"Wah, cantik sekali kupu-kupu nya. Warnanya apa, Gavin ?" tanya Catelyn, sambil berusaha melihat ke arah yang ditunjuk Gavin.

"Warnanya kuning, Mommy ! Sama seperti baju Gavin" jawab Gavin, dengan bangga.

Catelyn tersenyum. "Iya, benar. Baju Gavin juga kuning seperti kupu-kupu" kata Catelyn, sambil mengacak-acak rambut Gavin dengan gemas.

Tiba-tiba, Catelyn merasakan sesuatu yang aneh di perutnya. Ia merasakan kontraksi yang cukup kuat. Catelyn berhenti berjalan dan memegangi perutnya.

"Mommy kenapa ? Mommy sakit ?" tanya Gavin, dengan panik.

"Mommy tidak apa-apa, sayang. Sepertinya baby nya mau keluar" jawab Catelyn, dengan nada sedikit kesakitan.

"Baby nya mau keluar ? Sekarang ?" tanya Gavin, dengan mata membulat.

"Iya, sayang. Sepertinya sekarang" jawab Catelyn, sambil mencoba mengatur napasnya.

"Kita harus panggil Daddy !" seru Gavin, dengan panik.

"Iya, sayang. Ayo kita pulang" kata Catelyn, sambil berusaha berjalan menuju villa.

Namun, kontraksi yang dirasakan Catelyn semakin kuat dan semakin sering. Ia tidak bisa berjalan lebih jauh lagi. Catelyn berhenti dan bersandar di sebuah pohon.

"Mommy tidak kuat lagi, Gavin" kata Catelyn, dengan nada lemas.

"Gavin akan panggil Daddy" kata Gavin, dengan berani.

Gavin kemudian berlari secepat mungkin menuju villa untuk memanggil Ghavi. Catelyn hanya bisa berdoa dan berharap agar Ghavi segera datang menolongnya. Ia berusaha mengatur napasnya dan menenangkan dirinya.

Tidak lama kemudian, Ghavi datang menghampiri Catelyn dengan wajah panik. Begitupun papa nya Catelyn sejak semalam menginap di villa. Sedangkan Ghavi yang sudah panik langsung menghampiri Catelyn dan memeluknya dengan erat.

"Sayang, kamu tidak apa-apa ? Kita harus segera ke rumah sakit" kata Ghavi, dengan khawatir.

"Aku sudah tidak kuat lagi, Ghavi. Sepertinya aku akan melahirkan di sini" jawab Catelyn, dengan suara tertahan.

Ghavi menatap Catelyn dengan panik, lalu menatap Gavin yang berdiri ketakutan di samping mereka. Ia harus bertindak cepat.

"Tidak, sayang. Kamu harus kuat. Kita harus ke rumah sakit. Rumah sakit sudah siap, dokter sudah menunggu. Kamu pasti bisa menahannya sampai sana" kata Ghavi, dengan nada meyakinkan sambil menggendong Catelyn dengan hati-hati.

"Pa, tolong pegang kan tas Catelyn !" perintah Ghavi, dengan tegas kepada mertuanya.

Papanya Catelyn dengan sigap mengambil tas Catelyn dan mengikuti Ghavi dari belakang. Ghavi berjalan secepat mungkin menuju mobil yang sudah diparkir tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Tarik napas dalam-dalam, sayang. Keluarkan perlahan. Kamu pasti bisa" kata Ghavi, sambil terus memberikan semangat kepada Catelyn.

***

1
Ma Em
Teruslah berujung Ghavin agar bisa meluluhkan Catelyn dan bisa mendapatkan maaf dari Catelyn , semoga Catelyn mau menerima Ghavi kembali .
deameriawan: Author juga terharu. Tapi sumpah ini ceritanya akan seru deh kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!