NovelToon NovelToon
PERANGKAP CINTA

PERANGKAP CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Percintaan Konglomerat / Nikah Kontrak / Cintapertama / Cinta Murni
Popularitas:224
Nilai: 5
Nama Author: Fuji Jullystar07

apa jadi nya semula hanya perjalan bisnis malah di gerebek paksa warga dan di nikahi dwngan ceo super galak???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fuji Jullystar07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 2

" Eh pak Arsenio  " Dodi  Berusaha terlihat santai padahal malu sudah ngomongin  Arsenio.

" Perkenalkan nama saya Arsenio Arya Sanjaya , dan saya akan memimpin proyek. Mie sehat rasa premium, dan saya minta kalian bersiap dalam waktu 30 menit saya tunggu di ruang meeting " Arsenio langsung pergi.

" Gila gila sekarang aku percaya dia tiran " Ucap Rini cemas

" Heum ganteng ganteng goreng adat " Ujar  Nana nyindir

*( ganteng ganteng sifat nya jelek)

" Calista gimana? kamu bisa menyiapkan  bahan presentasi nya dalam waktu 30 menit " Tanya bu mawar khawatir

" Tenang bu aku sudah mempersiapkan, kalian gak usah khawatir ada aku " Ujar calista percaya diri

" Omg untung Tim kita punya Calista si gercep jadi dont worry " Heboh dodi, dodi emang agak kemayu jadi wajar kalau berisik.

" Udah dari pada ribut,mending bantu aku nyiapin materi presentasi  " Ucap Calista menenangkan suasana.

Ruang rapat hening mereka semua cemas takut gagal karna pertama kalinya tim mereka dapat proyek besar.

" Nah konsep dalam proposal yang aku buat berkaitan tentang keresahan yang sering di alami oleh para wanita, wanita sering cemas ingin makan enak tapi takut gendut atau semua orang suka khawatir tentang kesehatan karna mie di cap makanan tidak sehat.

Maka kami ciptakan mie sehat, rasa premium di mana mereka  gak perlu lagi merasa bersalah setelah makan mie instan.kebanyakan produk mie sehat , di pasaran itu nggak enak tapi kami ingin berinovasi.  "

" Dalam pengembangan produk ini kami bekerja sama dengan chef terkenal yaitu Felix Adiwangsa ravendra dia bukan hanya chef muda terkenal yang juga paham soal gizi. Jadi, meskipun rasa nya lezat produk ini tetap sehat dan rendah kalori. Ini adalah peluang besar, karena banyak orang yang ingin makan mie enak tanpa khawatir soal berat badan dan kesehatan mereka."

Calista menunjukkan beberapa foto chef yang berkolaborasi dalam proyek ini, mempertegas kredibilitas dan kualitas produk yang akan diluncurkan.

Setelah calista selesai memaparkan  konsep proposal nya suasana di ruang rapat hening menunggu reaksi dari Arsenio.

Tuk tuk tuk suara ketukan jari Arsenio menambah ketegangan.

" Presentasi mu bagus, ide kamu juga menarik. Tapi nggak realistis. Target kita kelas menengah ke bawah kita kelas menengah ke bawah,sementara anggaran yang kamu ajukan terlalu besar. Tolong revisi lagi, kita rapat lagi minggu depan."

"Tapi pak—"

"Keberatan ? Seminggu  itu udah terlalu longgar,harusnya ini selesai dalam tiga hari ."

Tanpa menunggu tanggapan, ia langsung melangkah pergi.

"Oh, ya karena kamu penangung jawab proyek ini, kamu ikut saya dinas ke bandung akhir  pekan."

"Tapi,pak...."

"Gak ada alasan. Rapat selesai."

Rapat berakhir dengan cepat dan Calista kembali ke mejanya,belum sempat juga menarik napas panjang, Leon sekertarisnya Arsenio muncul sambil bawa setumpuk dokumen.

"Ini dokumen lima tahun ke belakang.pelajari sebagai referensi besok harus segera di kumpulkan." Ucapnya singkat tanpa ekpresi lalu pergi begitu saja.

Calista menatap tumpukan kertas itu dengan ekpresi kaget dan lelah,ia baru saja begadang menyempurnakan materi presentasi nya ia memejamkan mata sejenak menarik napas dalam lalu mengacak rambutnya sendiri dengan prustasi.

"Dasar tiran haus darah " Gumanya pelan

Nana yang duduk tak jauh darinya hanya menepuk punggung Calista pelan, berusaha menenangkan.

Ketika calista Lembur malam seluruh ruangan kantor sepi hanya Calista masih bergelut dengan dokumen yang tampak tak ada habisnya, jam menunjukan pukul 11 : 39 malam.

Matanya mulai berat,Ia mencoba menahan diri, tapi kelopak matanya tertutup perlahan. Kepalanya jatuh ke meja, dan ia tertidur tanpa sadar.

Beberapa waktu kemudian, pintu terbuka. Arsenio membawa  tas kerja bersiap akan pulang.

Langkahnya melambat saat melihat lampu di bilik  ruangan Calista masih menyala.

Dia berjalan mendekat dan mendapati Calista tertidur di atas meja, dengan berkas berserakan.

Ia terdiam sejenak, menatap wajah Calista yang tampak lelah seulas senyuman tipis hampir tidak terlihat. Lalu, dengan pelan, ia melepas jas kerjanya dan menyampirkannya ke bahu Calista. Arsenio sempat ingin merapikan helaian rambut yang menutupi wajahnya, tapi—

"Ah!"

Calista terbangun tiba-tiba dan langsung duduk tegak.

"Maaf, Pak! Saya… saya nggak tidur. Cuma… rehat mata sebentar."

Arsenio menatapnya, ekspresinya datar seperti biasa.

"Di suruh kerja malah tidur."

Lalu ia berbalik.

"Ayo, saya antar pulang."

"Eh, nggak usah Pak. Saya naik ojek online aja, biasa kok."

"Anak gadis pulang tengah malam sendiri? Bahaya. Jangan ngeyel."

Calista menggigit bibir, tak bisa membantah. Ia akhirnya mengangguk.

 

Di dalam mobil.

Calista duduk kaku. Ia mencuri-curi pandang ke arah Arsenio yang menyetir tanpa banyak bicara. Suasana di mobil sangat canggung.

Untuk mencairkan suasana.

" Gimana kalau kita dengerin lagu biasa nya lagu favorite aku di putar." Calista menyalakan radio.

Malam ini milik kita, tak perlu terburu-buru

Bintang-bintang di langit seolah ikut memperhatikan kita

Tak ada tempat lain yang lebih kuinginkan selain di sisimu

Tatapanmu... cukup untuk membuatku lupa segalanya

Arsenio menatap tak percaya " Apa ini lagu favorite mu? Aku agak kaget,ternyata kamu se vulgar itu! " Mengalihkan lagi kedepan, Calista ingin menyangkal tapi ya sudah lah.

Calista buru-buru mengganti saluran.

Sekarang, giliran penyiar radio berbicara,

"Hubungan antara atasan dan bawahan sering kali menciptakan dinamika menarik. Terutama kalau si atasan ganteng dan si bawahan—"

"Aduh! Maaf, Pak!"

Calista langsung matiin radionya.

"Hehe… radio zaman sekarang suka ngaco, ya."

Ia tertawa canggung. Tidak ada yang tertawa selain dirinya.

Arsenio melirik sekilas, lalu kembali fokus ke jalan.

"Kamu selalu seceroboh ini?"

"Hah?"Calista terkejut.

"Kerja lembur sampai ketiduran, dengerin radio ngawur,jawab pertanyaan dengan gugup, Kamu kayaknya gampang panik."

Calista diam sejenak, lalu menjawab pelan,

"Saya cuma gak beruntung aja malam ini Pak. Tapi saya nggak ceroboh, kok."

Arsenio tidak menjawab. Tapi sudut bibirnya tampak sedikit terangkat. Atau Calista cuma halu?

--

Beberapa menit kemudian

"Lapar?" tanya Arsenio tiba-tiba.

"Hm? Lumayan sih."

"Kita mampir makan dulu."

"Makan?" Calista bingung, tapi ia mengangguk pelan.

Mereka berhenti di sebuah warung tenda pecel ayam bu darso . Calista melongo, bos kaya nya ngajak makan di pinggir jalan?, apa calista gak salah kalau di drakor biasa nya si anak komlo mana mungkin makan di pigir jalan.

"Di sini?"

"Kenapa? Mau makan atau enggak?"

"Eh… iya, mau."

Mereka duduk di kursi plastik. Arsenio langsung memesan dua porsi pecel ayam pedas dan teh manis.

Beberapa orang di warung mulai memperhatikan. Bagaimana tidak? Seorang pria dengan wajah tajam, jam tangan mahal, dan mobil mewah harga puluhan miliar.

Terparkir di dekat warung, dan Arsenio terlihat biasa malah,kini duduk di tengah mereka.

Calista berbisik,"Pak, gak,gak canggung? orang-orang ngeliatin kita."

"Biarin. Mereka ngeliat kamu, bukan saya."

"Ha? Ya enggak lah!"

Arsenio mengambil sendok sambil santai.

"Makan aja. Kamu butuh tenaga buat revisi proposal besok."

" Pak please jangan bahas kerjaan, kalau makan. " Calista mengambil nasi pelan-pelan.

" Btw, Saya kira orang kaya bapak gak akan pernah makan di pinggir jalan,Ternyata bapak bisa juga makan di warung kayak gini."

" Emang kamu pikir saya apa? Alien.? Saya manusia juga, Calista."

" Dan, satu hal lagi jangan pangil saya bapak, pangil saya arsen aja atau terserah kamu "

" Kalau saya panggil Nio boleh? Ucapan sepontan Calista bikin arsenio hampir menyemburkan minuman nya.

" Saya gak suka pangilan imut.! " Tolak Arsenio

" Tapi aku pengen panggil kamu Nio beleh? "

" Terserah " Ucapan nya datar tapi kuping Arsenio memerah.

"Saya pikir Nio tuh,,kaku, dingin, kayak robot,tapi ternyata seru juga yah."

"Dan kamu?"

"Saya?"

"Kamu pikir kamu kayak apa?"

"Saya? Eeh… kayak printer rusak. Disuruh kerja, malah tidur."

Arsenio menahan tawa. Kali ini sudut bibirnya benar-benar terangkat.

"Printer rusak yang kerja sampai malam, terus sok kuat pulang sendiri. Kamu keras kepala."

"Hehe… itu sih udah diagnosa umum dari orang-orang sekitar saya, Pak."

1
robleis_XD
Gak sabar lanjut ceritanya
Robert
Bikin ketawa sampe perut sakit.
dziyyo
Satu kata buat cerita ini: keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!