NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Miya cantik seperti peri.

" sayang! " Panggil Juwita Seraya Melambaikan tangan pada Aris.

" yang, titip salam sama yang pakai pita kupu-kupu, ya. cantiknya Masya Allah banget" ujar Aris blak-blakan.

tidak hanya Juwita, teman-teman perempuan di kelas Aris yang mendengar ocehan itu pun pada kompak menyoraki Aris.

Miya melirik Aris malu-malu. yang dilirik tak henti-hentinya tersenyum. bahagia Aris sederhana Miya lewat di depannya dengan memakai hadiah pemberiannya.

karena mood-nya bagus, Aris jadi tidak masalah berdiri di depan. sekalian ingin curi-curi pandang ke Miya yang berbaris di antara para paduan suara. Senin ini memang kelas Juwita yang kebagian jadi petugas upacara.

semua berjalan dengan aman. sampai tiba-tiba Hakim, si ketua OSIS itu sok kegantengan, mendekati Miya.

Aris memicingkan mata tak suka. Hakim seperti memuji pita yang dikenakan Miya, dan Miya menjawab Seraya melirik Aris. sontak saja Hakim menatap tajam ke arah Aris.

Oh, Aris tahu apa yang sedang mereka bahas.

laki-laki itu menyeringai angkuh, sebelum kemudian meluruskan pandangannya ke depan. Cemburu? Jangan Ditanya. rasanya seperti Aris ingin mendatangi mereka lalu mendorong Hakim Seraya berteriak. stay away from my girl!

tapi bukan Aris namanya kalau tidak tetap cool. toh, dia sudah selangkah lebih maju, dan respon cuek Miya ada Hakim sudah cukup membuatnya puas.

Hahah..

***

Aris yang baru kembali dari kantin bersama dua ajudannya, Akmal dan Adnan, berpapasan dengan Miya yang mau ke perpustakaan.

" Miya "

Gadis itu tersenyum tipis.

" Miya cantik banget sih hari ini" Puji Adnan.

" makasih"Miya melirik Aris.

" kita dari siapa tuh? " goda Akmal.

Adnan menutup mulutnya.

" Awh, sepertinya dari buaya Puber kita yang katanya udah tobat, xixixi"

" ketawa lu kayak bapak-bapak Facebook" cibir Akmal.

mengabaikan kedua teman gilanya. Aris memandangi Miya tak berkedip, saat berhadapan dengan Miya otomatis pusat dunia Aris hanya tertuju pada gadis itu.

saya mengambil 2 Bungkus roti dan susu kotak dari dalam plastik.

"kata Juwita kamu gak ke kantin karena pengen baca buku di perpustakaan. jadi aku beliin ini biar kamu gak kelaperan"

Miya menggeleng keras.

" nggak usah, aku nggak apa-apa"

" ambil dong, Miya. jarang-jarang lo harus mau effort ke cewek" celetuk Adnan.

Aris menggangguk.

"kamu yang pertama"

Miya mengigit bibir bawahnya, dengan ragu gadis itu pun menerima pemberian Aris.

" makasih "

Aris tersenyum lebar sampai matanya menyipit. jika dia kartu mungkin di sekitar kepalanya sudah bertabur bintang-bintang kecil.

"Duluan" Miya melirik Aris sekali lagi sebelum melanjutkan langkah.

" lucu banget ya dia. malu-malu kikuk gitu" Akmal tertawa kecil.

Aris spontan meliriknya tajam.

" Bombastis side eyes! let's go teman-teman" Adnan merangkul buat temannya, kemudian segera menarik mereka ke Rooftop sekolah.

Rooftop ramai oleh para preman sekolah. tidak hanya rombongan Shakti dan Aris, murid dari kelas lain pun banyak yang nongkrong di sini. mereka duduk secara berkelompok tanpa mengusik satu sama lain.

harus tetap bergabung dengan Shakti, kakak kelas terkuat sejagat raya. namanya saja sudah shakti.

Iya duduk di meja bersama Adnan dan Rasha. Shakti, Akmal dan bagas jongkok di bawah pembatas, ketiganya Tengah Mabar. sedangkan Fauzan kesana kemari tidak bisa diam.

" dengar-dengar sebentar lagi sekolah kita ngadain turnamen basket. yang jadi tuan rumahnya sekolah sebelah" celetuk Fauzan.

" lo, Ris, main lagi. Adnan sama Akmal juga" tunjuk Bagas.

" turnamen mulu perasaan, kemarin udah padahal" sahabat Akmal.

Aris menukas.

" tau, berasa jadi domba gue"

Adnan menoleh.

" kok domba?"

" adu domba adu domba" Aris bersenandung sambil joget uget-uget.

Rasha tertawa.

" ada aja yang diomongin"

Aris nyengir.

" Sebenarnya dulu Gue pengen ikut karate, biar kalau berantem sama Bang Jack, gue juga punya jurus buat melawan dia. tapi nggak jadi karena setelah dilihat-lihat basket lebih keren"

" dulu kan Aris kegatelan. suka banget caper sama cewek, makanya dia pengen kelihatan keren terus" Adnan mencomot kuaci milik Aris.

" Pick Me Boy" ledek Akmal.

Fauzan Rasha dan Bagas terbahak, ketiganya kompak mengangguk setuju. dari awal Aris masuk ke sekolah ini, mereka sudah tidak menyukai Aris yang dalam sekejap maupun merebut atensi gadis-gadis di sekolah, sampai ke kakak kelas, berkat aksinya mengalahkan Gabriel yang pada saat itu masih menjabat sebagai kapten basket, di permainan tunggal.

namun semakin mengenal Aris, semakin mereka tahu kalau orang-orang yang menempel pada arus bukan hanya karena Aris tampan, banyak uang dan sok keren. tapi karena memang Aris ramah, easy going, dan baik.

welcome dengan siapa aja. berteman tidak pilih-pilih.

Aris juga bukan orang baperan yang dikit-dikit tersinggung jika di bercandain. Dia tipe yang akan melupakan sesuatu dengan cepat. cuek tingkat International.

Don't judge a book by its cover.

" tapi kan gue udah nggak gitu lagi. gue udah tobat. sekarang fokus gue cuma ke Miya "

"Mia siapa? Mia khalifah? " sambar Bagas.

Aris tertawa.

" bukan. kalau itu mah gue keenakan tiap hari. Miya, pakek Y. anak baru di kelasnya Juwita"

" oh, yang cantik pendiam itu ya" Fauzan manggut-manggut, lalu menunjuk ketua menggunakan moncongnya.

" shakti juga suka sama dia, tapi karena lo Maju duluan, jadi dia ngalah."

" Shakti kan suka yang kalem" tambah Rasha.

Aris melotot, terkejut ternyata shakti juga mengejar Miya.

"emang iya, bang? "

Shakti menaikkan tatapannya sekilas pada Aris.

" dulu, sekarang nggak lagi. buat lo aja. gue masih banyak stok"

" kayak kaos kaki banyak stok" cengir Adnan.

Rasha si paling receh, tergelak.

" kaos kaki nggak tuh"

"Ntah! saya nggak ada perempuan lain aja" Aris ikut-ikutan julit.

Adnan mengedikkan bahu.

" cuma itu yang muncul di kepala"

suasana damai sejenak.

Aris mengumpulkan kulit kuacinya, lalu ia memasukkannya ke wadah bekasnya. setelah itu mencari kuacinya yang lain di dalam plastik.

" loh, kuaci gue satu lagi mana?"

" ini" Adnan mengangkat tangan.

" oh, bangsat! " Aris misuh-misuh kuaci terakhirnya sudah jadi hak milik Adnan.

" bagilah, jangan serakah!"

Rasha terus memperhatikan Aris dan ia penasaran dengan satu hal.

" Ris kata Adnan lo Indomaret"

" nggak sekalian aja Indomie" sewot Aris.

" Indomie.... Seleraku" sambung Adnan.

"bukan endorse ya guys" tugas Akmal.

" emang bener?" tanya Rasha penasaran.

" Aris Indigo abal-abal Bang. dia juga ngeraguin kemampuannya" Akmal berdiri, menepuk debu di pantatnya kemudian mencomot kuaci Adnan.

" abal-abal gigimu! gue udah yakin 100% kalau gue emang indigo" Oke pada akhirnya Aris mengaku dirinya indigo. lagi pula Mau sampai kapan dia menolak kalau ujung-ujungnya tetap diteror setan.

" Oh gitu ya" ejek Adnan.

" Coba buktikan"

" Bang Rasha didampingi perempuan cantik dari leluhurnya. pakai kemben kuning terus bawa setangkai bunga. nggak tahu itu Bunga apa yang jelas warnanya pink, kelopaknya mirip teratai tapi bukan teratai"

"anjing kok lo tahu?! " seru Rasha kehebohan.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!