Santiago Moreno pria keturunan Amerika dan Brazil, ia seorang pengusaha yang sangat sukses dalam bidang Entertainment dan Perhotelan, yang memiliki sikap dingin dan emosional tapi di gilai banyak wanita.
Luma Santos wanita asli keturunan Brazil yang sangat mendambakan cinta sejati dalam hidupnya. Ia sering bergonta-ganti kekasih hanya untuk menemukan cinta sejati dalam hidupnya sampai ia di cap sebagai wanita petualang cinta oleh teman-temannya.
Meskipun sering bergonta-ganti kekasih tapi Luma tidak pernah melakukan S•X dengan para kekasihnya karena ada seorang pria yang pernah berbicara padanya (jangan pernah menyerahkan dirimu kepada siapa pun kalau pria itu bukan cinta sejati mu, sungguh kau akan menyesal)
Luma sangat membenci pria arogan, emosional dan semena-mena dengan kaum wanita.
Akan kah Santiago dan Luma bertemu ?
Bisa kah Luma menaklukkan Santiago ?
Atau Santiago lah yang justru menyakinkan Luma dengan cintanya?
Penasaran ? Yuk baca cerita lengkapnya …
Membuat Perhitungan
Akhirnya Luma dan Marco sampai di depan perusahaan Angkasaphilago Grub di New Jersey setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam dengan mobil.
Luma dan Marco tercengang melihat bangunan gedung perusahaan itu sangat besar dengan luas.
“Apa kau yakin di sini alamat ya Luma? tanya Marco pada Luma masih tercengang melihat perusahaan Angkasaphilago di balik kaca mobilnya.
“Iya disini, itu ada tulisan Angkasaphilago Grub” ucap Luma mengangguk sambil melihat nama perusahaan.
“Baik lah, kita masuk ke dalam” ucap Marco menginjak gas mobil dengan pelan ingin masuk ke dalam area perusahan itu.
Sebelum bener-benar masuk ke dalam area perusahan Angkasaphilago Grub. Mereka harus melewati beberapa petugas yang berjaga area di depan gedung.
Marco menghentikan mobilnya setelah di suruh berhenti oleh salah satu petugas yang berjaga dan menurunkan kaca mobilnya.
“Selamat pagi. Boleh saya tahu kedatangan anda ke Angkasaphilago Grub ada keperluan apa?” tanya petugas itu dengan tegas.
“Selamat pagi juga. Kedatangan kami ke sini ingin menemui teman yang berkerja di sini” Marco menjawab.
“Boleh saya tahu siapa nama teman anda dan apa nama bagian management -nya disini?” petugas bertanya lagi.
Marco menoleh melihat wajah Luma memintah Luma yang menjawab pertanyaan dari petugas karena yang ingin ke sini adalah Luma. Tidak mungkin Luma tidak bisa menjawab pertanyaan dari petugas jaga itu, pikirnya.
“Namanya Santiago kalau untuk management ya aku lupa” jawab Luma cepat, tidak memberi tahu kalau Santiago yang di cari ya adalah pemilik dari perusahaan ini.
Petugas jaga terdiam sejenak mendengar nama yang di ucapkan oleh Luma. Tapi kalau di pikir-pikir nama Santiago di perusahaan ini ada dua. Tapi ia masih ragu untuk mempersilakan dua orang ini masuk ke dalam.
“Maaf Nona sebaiknya coba anda hubungi dulu teman anda yang berkerja di sini karena kami tidak bisa memberi izin masuk kalau Nona tidak ada kepentingan di perusahaan ini.”
‘Tidak ku sangka ternyata sangat sulit untuk bertemu dengan pria gila itu tidak di New York tidak juga di New Jersey” gerutu Luma dalam hati kesal.
Luma sedikit bingung, tidak mungkin ia menghubungi Santiago terlebih lagi nomer ponsel pria itu saja ia tidak tahu.
Kali ini Luma tidak akan mundur satu langkah pun untuk menemui Santiago. Hari ini pasti dia bisa bertemu dengan pria itu. Tekat nya sudah sangat bulat.
Supaya tidak di curigai oleh petugas Luma memainkan layar ponselnya dan setelah nya ia menaruh ponsel itu di dekat telinganya.
Luma pura-pura menelepon seseorang padahal sebenarnya ia menelepon nomer ponselnya sendiri.
“Bagaimana apa telepon mu di angkat? tanya Marco melihat Luma mencoba beberapa kali menghubungi seseorang.
“Tidak” ujar Luma sambil mengelengkan kepalanya.
Marco diam sejenak sambil berfikir.
‘Kalau aku bisa mendapatkan izin masuk oleh petugas jaga aku sangat yakin kalau Luma akan sangat berhutang budi pada ku dari situ juga dia akan semakin lulu pada ku’ gumam Marco dalam hati.
Marco pun langsung keluar dari mobil untuk berbicara langsung di hadapan petugas jaga perusahaan Angkasaphilago Grub.
“Pak teman ku sudah berapa kali mencoba menghubungi teman ya yang berkerja di dalam. Tapi pangilan dari teman ku tidak bisa tersambung. Saya minta tolong pak, izin kan kami masuk hanya sebentar. Saya janji hanya sebentar saja ada suatu hal mendesak yang harus teman ku kabarkan pada temannya yang berkerja di dalam perusahaan ini dan tidak bisa memalui ponsel harus bertemu dengan temanya secara langsung di dalam” ucap Marco panjang lebar meminta izin masuk dengan alasan yang di buat-buat oleh ya supaya Luma tersentuh dengan tindakannya.
Akhirnya petugas jaga pun mengizinkan mereka untuk masuk ke dalam area perusahan Angkasaphilago Grub.
Petugas jaga berangapan tidak mungkin kalau dua orang di depannya ingin bertemu dengan Santiago pemilik perusahaan ini karena dari penampilan mereka berdua saja sangat terlihat biasa. Biasanya orang yang ingin bertemu dengan pemilik perusahaa ini memakai mobil yang mahal dan pakiannya bagus dan modis.
Pasti mereka ingin bertemu dengan Santiago yang lain, bukan kah nama Santiago di perusahaan ini ada dua. Pikir petugas jaga.
Marco menjalankan mobilnya dan mencari tempat untuk memarkir mobilnya.
“Marco terima kasih banyak atas bantuan mu sehingga kita bisa masuk ke dalam area perusahan ini, kalau tidak ada kau mungkin aku hanya bisa berdiri saja di depan sana” ujar Luma tersenyum senang dengan sikap Marco yang membantunya.
Marco membalas senyuman dari Luma” tidak perlu berterima kasih Luma, sudah sepantasnya aku membantu mu karena sudah ku katakan kalau aku akan menjaga mu selama kau berpergian” ujar Marco mengambil simpati Luma.
Mendengar perkataan Marco, Luma seakan-akan di buat tidak biasa entah kenapa Luma merasa sangat bahagia berada di dekat Marco saat ini.
Setelah Marco memarkirkan mobilnya pria itu menoleh melihat Luma.
“Apa kau mau aku temani masuk ke dalam” tawar Marco dengan lembut.
“Tidak usah Marco aku hanya sebentar tidak akan lama” tolak Luma pelan.
“Baik lah. Aku akan menunggu di dalam mobil saja. Tolong kabari aku kalau terjadi sesuatu pada mu di dalam perusahaan itu” ucap Marco memberi perhatian.
Luma tersenyum lembut mendengar perhatian Marco untuknya “terima kasih” ucap Luma dan keluar dari mobil pria itu.
“Aku yakin beberapa hari lagi aku bisa mendapatkan kehangatan dari tubuhmu Luma, dan akan ku buat kau ketagihan dengan permainan panas ku dan setelahnya kau sendiri yang memintaku untuk melayani mu” ucap Marco di dalam mobil melihat Luma berjalan menjauh sambil tersenyum miring.
Luma berjalan menujuh pintu masuk perusahaan Angkasaphilago Grub dengan nyali yang berani di dalam hatinya untuk menemui pemilik perusahan itu yaitu Santiago.
“Kali ini aku benar-benar akan membuat perhitungan dengan mu Santiago si pria gila. Aku tidak bisa diam dengan tindakan mu yang membawak ku masuk ke dalam kamar mu dalam keadaan aku tidak sadar karena tertidur” ucap Luma dengan wajah serius berjalan menujuh pintu lobby.
Sebelum masuk ke dalam area lobby Luma menarik nafas dalam dari hidungnya dan menghembuskan nya dari mulut dengan pelan.
“Aku siap” ucapnya memberi semangat pada dirinya sendiri.
Luma berjalan masuk ke dalam area lobby perusahaan Angkasaphilago Grub ia terpesona dengan kemegahan dan besarnya perusahaan ini yang tampak jelas di depan matanya.
“Ku akui di sangat kaya” kalimat itu lolos dari mulut Luma sambil melihat area dalam lobby.
Luma pun berjalan ke arah meja resepsionis.
“Selamat pagi Nona. Ada yang bisa saya bantu?”tanya resepsionis dengan rama.
“Saya ingin bertemu dengan Santiago Moreno pemilik perusahaan ini” ujar Luma langsung berbicara ke intinya sebab kali ini ia tidak mau terhalang lagi oleh beberapa orang, mengingat kalau sangat sulit sekali menemui pria itu dalam dua hari ini.
Resepsionis tertegun sejenak dan melihat penampilan Luma yang menurutnya sangat biasa saja.
“Maaf, apa anda sudah ada janji dengan Tuan Santiago?” tanya resepsionis.
“Belum. Tapi tolong sampai kan pada Santiago kalau Luma Santos ingin menemui nya sekarang” Luma sengajah menyebutkan namanya untuk menemui Santiago dengan begitu Santiago pasti mau menemui ya. Mengingat jejak Santiago yang selalu berlaku semana-mena padanya.
“Baiklah Nona tunggu sebentar saya akan menghubungi seketaris pak Razak terlebih dahulu sebelum anda bertemu dengan Tuan Santiago” ujar resepsionis memegang gagang telepon kantor dan segera menghubungi seseorang.
Peraturan perusahan Angkasaphilago Grub sama saja dengan peraturan agensi IMA Entertainment. Sebelum bertemu dengan pemilik perusahaan harus memalui CEO dulu. Peraturan ini Santiago sendiri yang membuat.
Luma menghembuskan nafas pelan sambil menggelengkan kepalanya pelan, karena kecewa.
‘Aku pikir setelah aku menyebutkan nama ku ia akan langsung menghubungi Santiago tapi ternyata aku harus melewati dua orang lagi’ gumam Luma kesal.
Setelah selesai menghubungi seketaris Razak selaku CEO di perusahaan ini, resepsionis meminta Luma untuk menunggu sebentar, di area ruang tunggu di dalam lobby.
Luma pun duduk di salah satu sofa kosong di sana. Sambil melihat-lihat aktivitas beberapa orang staf di area lobby yang keluar masuk dalam gedung kantor.
Ada staf yang membawa berkas bertumpuk masuk ke dalam lift, ada beberapa staf yang berjalan masuk dengan terburu-buru dengan wajah serius, ada yang berjalan dengan tertawa dengan staf yang lain, dan masih banyak lagi aktivitas staf-staf di area lobby yang Luma lihat.
Dan tidak sengaja mata Luma melihat rak majalah yang berada tidak jauh dari tempat duduknya. Wanita itu hanya melihat sekilas cover-cover majalah bisnis itu dari tempat duduknya. Tapi ada satu cover majalah yang membuat matanya tertatik untuk melihat lebih jelas.
Luma memasati pandangannya melihat cover majalah bisnis itu.
“Sepertinya aku tidak asing dengan pria di cover majalah itu” ucapnya sambil berpikir.
Karena penasaran Luma segera berdiri dan berjalan mendekat ke arah rak majalah, ingin melihat lebih jelas wajah pria di cover majalah bisnis itu.
Baru lima langkah mendekat, tiba-tiba resepsionis menghampirinya bersama seorang pria paru baya yang tampak berwibawa mendekat ke arahnya.
“Pak Razak ini Nona Luma yang ingin bertemu dengan Tuan Santiago” ucap resepsionis sopan ke pada sang CEO perusahaan.
“Selamat pagi Nona Luma. Saya Razak, saya di perintahkan oleh Tuan Santiago untuk mengantar anda ke ruangannya di lantai enam puluh” ujar Razak sopan.
Luma pun mengurungkan niatnya untuk melihat cover majalah bisnis itu dari dekat. Segera Luma pergi bersama Razak arah lift dan menekan angka enam puluh karena ia tidak sabar menemui Santiago di sana dan membuat perhitungan dengan pria itu.
Bersambung …
.
.
Jangan Lupa like dan komen yang bagus ya serta minta Vote ya untuk novel ini. Terima kasih para pembaca novel ku 🙏🏻
🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻
Cerita yang thor buat memang bedah dari cerita novel yang biasanya tp ini bagus kayak novel cetak bedah dari novel online yang biasanya 👍🏻
Masih di buat misterius oleh si thor