NovelToon NovelToon
Dendam Untuk Aurora

Dendam Untuk Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aurora Mecca

Aurora menjalani hukuman selama 5 tahun di balik jeruji besi. Bahkan setelah keluar dari penjara, Devandra Casarius tetap menyiksa Aurora , tanpa ampun. Apakah Devandra Casarius akan berhenti belas dendam ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora Mecca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENDARAHAN

Teman teman satu sel dengan Aurora nampak terkejut dan khawatir. Bahkan ada yang teriak teriak memanggil sipir untuk membantu.

Kini Aurora telah dibawa kerumah sakit, mengingat dia yang sedang hamil dan di tempat tahanan hanya ada dokter umum.

Dengan pengawalan ketat dan tangan yang di borgol di ranjang tempat Aurora berbaring.

Sementara diluar sana Devandra dan John sedang mempersiapkan berbagai dokumen untuk kepergiannya ke luar kota selama seminggu.

Devandra mendatangani berkas berkas yang akan dibawa sementara John memasukkan dokumen dokumen tersebut.

Saat mereka akan keluar untuk makan dan bersantai ponsel John berbunyi nyaring.

John mengernyitkan dahi saat melihat nama di layar ponsel tersebut kemudian mengangkatnya.

"Ada apa," ucap John sambil melirik Devandra yang dari tadi memperhatikannya.

"Apaaaa," ucap John dengan keras sehingga hal tersebut membuat Devandra nampak kurang suka dan sedikit penasaran.

John menutup ponsel tersebut dan menelan ludah.

"Ada sedikit masalah pak, dia dibawa kerumah sakit dan ada pendarahan," ucap John sambil memegang erat ponselnya.

Devandra yang sedang berdiri langsung duduk lemas dan matanya nanar penuh rasa khawatir.

Tangan Devandra nampak mencengkeram kursi di sebelahnya, dan dia lanjut berdiri dan memasukkan ponselnya.

"Kita kerumah sakit sekarang," ucap Devandra sambil berjalan

Mendengar hal tersebut John nampak kurang setuju dan membuka suara

"Tapi pak, hari ini,,,," belum selesai John berucap, Devandra mengangkat tangan dan membuat tanda stop agar tidak melanjutkan pembicaraannya.

"Baik pak," timpa John dan mengikuti langkah Devandra dari belakang.

Mereka berdua mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

Devandra nampak gelisah dan khawatir, sedangkan John mengintip Devandra dari kaca spion.

Terlihat Devandra mengusap sesuatu di pipinya. John tidak tau apa itu air mata atau keringat.

Tapi yang jelas dimata John ada sesuatu yang aneh pada Devandra dari biasanya, namun tak mungkin bagi John untuk bertanya langsung.

John mulai fokus untuk menyetir karena dari Devandra sudah mulai protes karena merasa John berjalan cukup lambat, padahal John menyetir dengan kecepatan tinggi.

Sementara Rani, mendengar kabar dari mata matanya bahwa Aurora dibawa ke rumah sakit dan dia merasa senang, dia tersenyum puas dan matanya terpancar kepuasan.

Akhirnya gak sia sia aku ngeluarin uang banyak untuk misi ini, Aurora maaf,,, aku harus lakuin ini demi masa depan anakku, lagian kamu itu ga tau diri," ucap Rani setelah mematikan telponnya.

Hamdan yang dari jauh melihat Rani tersenyum sambil mulutnya bergerak merasa curiga dengan tingkah lakunya, Hamdan mengernyitkan dahi kemudian berniat mendekatinya.

"Ibu kenapa senyum senyum sendiri, mulutnya komat kamit lagi nanti kesambet lo bu," ucap Hamdan dengan menepuk lengan Rani.

Merasa ada tepukan di lengannya , Rani kaget dan melonjak karena tak menyadari kehadiran Hamdan.

"Bapak ini selalu ngagetin aku, emang gak boleh aku senyum senyum , kalau aku cemberut nanti Bapak ngomel," ucap Rani sambil berseloroh pergi.

Hamdan nampak menggeleng gelengkan kepala dan tersenyum kemudian pergi ke kamar mandi.

'Tadi bapak dengar gak ya ucapanku,,, wah aku harus hati hati ni jangan sampai ada yang curiga' ucap Rani dalam hati sambil melihat Hamdan yang pergi.

Penjaga yang melihat Dokter kandungan yang memeriksa Aurora keluar dari ruang rawat, segera berdiri dari tempat duduknya dan menanyakan keadaan Aurora.

Sedangkan dibalik dinding terlihat Devandra dan John ikut menguping pembicaraan mereka dengan rasa penasaran.

"Alhamdulillah keadaan Bu Aurora saat ini sudah terlihat stabil dan janinnya sangat kuat," ucap dokter Mega sambil tersenyum.

Para penjaga terlihat lega dan mengangguk angguk lalu mengucapkan terimakasih.

"Bu Aurora masih perlu untuk beristirahat beberapa hari lagi di rumah sakit, jadi tolong sampaikan pada atasan Bapak ya," timpa Dokter Mega lalu dokter Mega izin pergi untuk memeriksa pasien lainnya.

Sipir terebut lalu mengangguk dan segera menghubungi ruang tahanan untuk memberi informasi mengenai keadaan Aurora.

Devandra yang mendengar hal tersebut nampak tersenyum lega dan puas.

John melirik Devandra karena merasa penasaran dan melihat ekspresi atasannya, dia sedikit bingung karena ekspresi Devandra.

Jika Aurora kehilangan calon bayinya harusnya Devandra marah, namun justru sebaliknya Devandra malah tersenyum senang.

John mencoba memalingkan muka, karena takut ketahuan Devandra bahwa dia diam diam mencuri pandang terhadapnya.

'Apa dia punya rencana jahat lagi,' ucap John dalam hati.

Belum selesai rasa penasarannya terhadap Devandra, John melihat Devandra berjalan dan mengintip Aurora di balik kaca.

Devandra melihat Aurora yang terpasang infus dan berwajah pucat, dia juga melihat tangan Aurora di borgol terkait dengan ranjang tempat tidurnya.

Devandra merasa iba dan sedih kemudian dia sadar dan menunjukkan ekspresi marah lalu pergi.

"Ayo pergi dan satu lagi,, jangan pernah beritahu aku keadaan dia sebelum dia bebas, karena aku akan membalaskan dendamku setelah dia bebas, aku kurang leluasa jika menekannya di penjara," ucap Devandra melangkah pergi untuk keluar dari rumah sakit.

Sementara John mengangguk tanda siap menjalankan perintah dan mengikuti Devandra dari belakang.

Saat di dalam mobil pun lagi lagi John melihat Devandra di balik spion, terlihat Devandra nampak serius membaca dokumen dokumen.

John ingin bertanya apakah dia masih harus mencari tahu keadaan Aurora atau tetap mencari tahu namun tidak melapor.

Namun John mengurungkan pertanyaan tersebut dan mengambil kesimpulan sendiri bahwa dia akan berhenti mencari tau keadaan Aurora sampai dia bebas.

Sementara diluar sana William sedang asik bertukar saliva dengan Clarisa.

Clarisa sama sekali tidak sadar dengan apa yang telah dilakukannya.

"ohhhh Van," rintih Clarisa memanggil William dengan nama Devandra.

William nampak kaget saat Clarisa tidak memanggil namanya namun justru memanggil nama bosnya.

Walaupun demikian William tetap melanjutkan aktivitas panasnya.

William terus mencumbu bibir lembut Clarisa dengan rakus, bagi William ini adalah kesempatan langka, bibir Clarisa nampak berbeda dengan bibir Aurora.

'Mungkin karena orang kaya, jadi bibirnya terasa candu bagiku,' ucap William sambil menurunkan ciumannya ke leher jenjang Clarisa.

William terus mengecup dan menghisap leher mulus Clarisa sampai muncul tanda merah di lehernya, tak sampai disitu William semakin berani melepas pengait gunung kembarnya yang menantang, dengan kasar William segera melepaskan penutup baju dan gunung kembar tersebut lalu menghisapnya seperti bayi.

"Vannnnn kamu nakal,, vannnn ohhh emhhhhh ," ucap Clarisa yang wajahnya sudah memerah yang terkadang matanya terbuka dan terpejam.

William mencoba melorotkan rok pendek yang membalut tubuh Mulus Clarisa dengan pelan, namun Clarisa sudah tidak tahan lagi dan melorotkan sendiri roknya dengan kasar.

William menelan ludah melihat tubuh polos Clarisa, dengan nafas yang memburu William mulai membuka pelan pelan kedua paha Clarisa.

William tersenyum dan matanya berbinar.

Kemudian lidahnya memulai aktivitas panas kedalam lubang kenikmatan Clarisa.

Hal itu membuat mata Clarisa melotot dan menarik nafas dalam saat William melakukannya dengan lihai.

"Vannnn Please,,, teruss vannnnn vaaaan,, ahhhh ahhh emhhh" Clarisa mulai meracau sambil tangannya mulai menarik sprei kasur.

William terus menerus memuaskan Clarisa dengan bermain lidah di bagian bawah dan sambil mulai melepaskan ikat pinggangnya.

Saat William melepaskan aktivitasnya dan ingin melepas celananya tiba tiba

plaaaaaaakkk........

bunyi tamparan di pipi William

1
Yuki Nagato
Makin ketagihan.
Hebe
Ceritanya keren banget, semangat terus thorr!
Bea Rdz
Gak bisa tidur sampai selesai baca ini cerita, tapi gak rugi sama sekali.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!