Annette seorang bangsawan miskin yang tinggal jauh dari kekaisaran. Hidupnya terbilang sederhana akan tetapi penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari masalah muncul di hidupnya.
Utusan kekaisaran tiba-tiba datang kerumahnya dan mengatakan jika dirinya telah menikah dengan kaisar dengan cara yang tidak diduga.
"Aku tidak mau! Aku mau cerai!"
Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Annette bisa bercerai atau tidak? Ayo pantengin terus ceritanya di "KAISAR AYO BERCERAI!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cahaya
Darah tergenang begitu saja di atas tanah, membuat siapa saja yang melihatnya pemandangan tersebut akan merasa mual. Namun, berbeda dengan Aldrich yang tampak biasa saja.
Dia tidak memiliki banyak waktu, membawa Annete segera keluar dari desa ini adalah pilihan yang tepat. Lagipula, Aldrich juga telah menyelesaikan urusannya di desa ini.
Andai saja bisa menggunakan teleportasi maka semua akan mudah, namun teleportasi hanya bisa di gunakan dengan seseorang yang memiliki kekuatan sihir yang kuat. Sedangkan Annete sama sekali tidak memiliki sedikitpun kekuatan sihir di dalam tubuhnya. Memaksakan tubuh kecil itu untuk berteleport begitu jauh, akan membuat wanita tersebut dalam bahaya.
"Merepotkan," gumamnya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
Untung saja dia sudah memberikan kalung itu pada Annete, didalamnya terdapat sihir pelindung dan juga sihir pelacak. Membuatnya tidak akan sulit mengeluarkan titik lokasi Annete.
Hingga akhirnya kini Aldrich tiba di titip dimana kalung itu berada. Hanya ada sebuah pohon besar dan tidak ada Annete di sana.
'Kemana lagi dia?' batin Aldrich.
Aldrich melangkahkan kakinya beberapa langkah lebih dekat pada pohon tersebut.
"Tak." Ia menginjak sesuatu yang begitu ia kenal, yakni kalung yang telah ia berikan pada Annete. Namun, kalung tersebut telah rusak hingga terputus menjadi beberapa bagian.
"Sihir pelindung bisa di hancurkan, sudah pasti ini bukan ulah iblis rendahan," gumam Aldrich.
Pria tersebut menggenggam erat tangannya, siapa lagi iblis yang ingin berurusan dengannya kali ini.
"Kau harus menunggu Annete," gumamnya.
Sedangkan di tempat lain, Annete telah di letakkan pada sebuah kurungan di dalam pohon tersebut. Siapa sangka pohon besar itu memiliki ruangan di dalamnya.
FLASHBACK ON
Beberapa saat sebelumnya.
Annete benar-benar terkejut kala melihat kepompong yang berisi kerangka manusia.
"Apa mungkin itu adalah warga desa yang menghilang?" gumamnya.
Tapi belum sempat Annete berpikir panjang, tiba-tiba saja sulur tanaman melilit tubuhnya dengan begitu kuat. Bahkan hingga Annete menjadi sulit bernafas.
'A-apa yang...siapapun tolong aku...' batin Annete dengan menggenggam erat kalung yang di berikan Aldrich. Wanita tersebut tidak bisa bernafas dan membuatnya semakin lemas dan putus asa.
'Apa aku akan mati,' batinnya. Namun, siapa sangka kalung yang di berikan Aldrich bercahaya, lalu mengeluarkan sihir yang kuat hingga Annete bisa lepas dari pohon tersebut.
"DUAR!"
"UGH!"
"A-aku harus cepat kabur," gumamnya lalu segera beranjak. Namun, baru saja dua langkah ia bergerak muncul seorang wanita di depannya.
"Kupikir apa? ternyata ada manusia yang merusak jebakanku," ujarnya dengan suara mendayu.
"Ka-kau pasti bukan manusia!" Annete menatap nyalang pada wanita tersebut. Walau ia merasa tekanan yang kuat dari wanita itu.
"Mata yang bagus, aku menyukainya. Bagaimana jika untuk diriku saja dan..." wanita itu terdiam sejenak ketika melihat Annete dengan teliti. Mendadak ekspresinya menjadi begitu bahagia.
"Hahaha, tampaknya aku benar-benar beruntung kali ini. Siapa sangka kau membawa cahaya bersamamu, benar-benar sangat berharga," ujarnya yang sama sekali tidak bisa dimengerti dengan Annete.
"Apa maksudmu?" tanya Annete tidak mengerti.
"Huh, kau tidak tahu rupanya. Tapi wajar sih, cahaya itu memang terlihat begitu kecil bahkan jika tidak terlalu di perhatikan itu tidak terlihat sama sekali."
"Aku tidak paham apa yang kau katakan, tapi aku tidak akan membiarkanmu untuk melukaiku," tekad Annete.
"Tekad yang bagus, tapi maaf kau tidak akan bisa lepas."
Wanita tersebut menarik dagu Annete dengan lembut kemudian tersenyum tipis. Setelahnya Annete benar-benar merasa sangat mengantuk hingga ia tidak sadarkan diri.
'Aku tidak boleh tidur,' batinnya yang sia-sia.
FLASHBACK OFF
'Akhh ini benar-benar menyebalkan, kenapa aku harus terperangkap oleh orang-orang aneh di desa ini,' batinnya.
Sangkar ini benar-benar jebakan yang tidak memiliki kesempatan baginya untuk lari. Bagaimana bisa lari, jika sangkar ini saja terletak begitu jauh dari tanah. Annete yakin jika ia jatuh maka nyawanya akan melayang.
"Sialan!" umpatnya.
'Sebenarnya kenapa desa ini sangat aneh, dan juga Aldrich tampaknya sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi apa? Di dalam novelnya juga tidak pernah menjelaskan tentang desa bulan. Apa mungkin ini semua ada karena aku mencoba merubah alur ceritanya?' tebak Annete namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, sepertinya tidak ada hubungan sama sekali."
"Astaga! Bagaimana caraku untuk keluar!" pekiknya, hingga Annete teringat sesuatu tentang perkataan wanita tersebut.
"Cahaya dalam diriku, bukankah itu mungkin sesuatu kekuatan? Aku mungkin saja bisa menggunakan sihir yang sangat hebat, ya itu pasti begitu."
Wanita tersebut tampak begitu bersemangat, ia dengan segera mencoba mengeluarkan sihir dengan semua yang ia ketahui. Namun, sekeras apapun mencoba tidak ada yang terjadi.
"Ini menyebalkan!" kesalnya.
"Sebenarnya apasih maksudnya, atau mungkin cahaya itu adalah senjata suci? Ah itu bisa saja," lagi-lagi Annete mencoba namun tidak ada yang terjadi.
"Menyebalkan, aku tidak bisa apapun!" kesalnya.
Wanita itu terdiam sejenak dengan merapatkan kedua kakinya. Lalu meletakkannya kepalanya di atasnya. Ia hanya bisa memeluk dirinya sendiri dengan frustasi.
"Bagaimana jika aku mati seperti ini? Ayah, ibu, aku bahkan belum membalas surat mereka untuk minggu ini, mereka pasti sangat khawatir. Bahkan...aku juga belum bercerai dari Aldrich."
Entah menatap bayangan Aldrich begitu saja terlintas di kepalanya.
"Apakah pria itu akan menolongku lagi sekarang? Jika dia tidak menolongku maka dia pasti akan menjadi duda. Hehehe bukankah sedikit lucu jika dia menjadi duda."
Annete sedikit tersenyum saat membayangkan hal-hal yang terasa lucu baginya. Hingga beberapa saat wajahnya kembali kesu.
"Mungkin pernikahan kami akan sedikit bahagia, jika saja dia bukanlah pemeran utama pria yang sudah di takdirkan untuk orang lain," gumam Annete di akhir.
"DUAR!" suara ledakan yang begitu besar hingga membuat sangkar tersebut bergerak ke kanan dan kiri.
"AKHHHHH" Annete dengan cepat berpegangan, rasanya benar-benar buruk terombang ambing seperti ini.
"Ber-berhenti bergerak...berhenti..." gumamnya yang mulai merasa pusing.
btw thor aku suka FL anti-mainstream satu ini 🤣😂
lanjut thor smgt
di tunggu selalu up ny