NovelToon NovelToon
Sang Pengasuh

Sang Pengasuh

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Tamat
Popularitas:35.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kirana Putri761

Terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak pernah dia impikan membuat kehidupan Anik Saraswati menjadi rumit.

Pernikahannya dengan seorang dokter tampan yang bernama Langit Biru Prabaswara adalah sebuah keterpaksaan.

Anik yang terpaksa menjadi mempelai wanita dan Dokter Langit pun tak ada pilihan lain, kecuali menerima pengasuh putrinya untuk menjadi mempelai wanita untuknya membuat pernikahan sebuah masalah.

Pernikahan yang terpaksa mereka jalani membuat keduanya tersiksa. Hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka.

Jika ingin membaca latar belakang tokoh bisa mampir di Hasrat Cinta Alexander. Novel ini adalah sekuel dari Hasrat Cinta Alexander

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kirana Putri761, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dilema

Kondisi Ana memang sudah lebih baik, tapi pergelangan tangannya yang retak membuat Langit tidak bisa meredakan kecemasannya.

"Bagaimana ceritanya sampai Ana bisa jatuh dari tangga, Ma?" tanya Langit saat putrinya sudah terlelap karena pengaruh obat.

"Mama sendiri kurang tahu, sebelumnya dia tidur di kamar Mama. Mama sendiri saat itu sedang di belakang melihat tukang yang sedang membenahi atap belakang yang rusak." jelas Bu Mayang. Dia merasa bersalah karena kecolongan saat menjaga Ana.

"Sebaiknya Mama istirahat dirumah, biar Langit yang menjaga Ana di klinik." ucap Langit, dia tidak ingin mamanya kecapekan.

"Baiklah, mama balik sekalian habis magrib saja." jawab Mayang.

Di dalam ruangan bercat putih, suasana menjadi hening, Langit terus saja memandang wajah manis putrinya. Setiap menatap wajah gadis kecilnya, pria itu terus saja dihantui rasa bersalah. Karena kesalahannya, dia harus terlahir tanpa keluarga yang sempurna.

" Oh ya Lang, tadi Bu Kyara sempat menelpon menanyakan kabar Ana. Jadi Mama cerita jika Ana sedang sakit, tapi Mama tidak berani bercerita jika Ana jatuh dari tangga." ucap Mayang. Dia takut Kyara akan menyalahkannya karena tidak serius menjaga Ana.

"Nggak apa-apa, Ma. Menjaga Anak kecil juga tidak mudah, lagian Ana juga tidak mau dijaga sama orang lain." jawab Langit. Dia tidak bisa menyalahkan sepenuhnya mamanya. Sejak Anik tidak lagi datang berkunjung, Ana sering sekali marah dan sulit di kontrol.

Anik, Langit juga bingung kenapa mantan istrinya tidak lagi mengunjungi Ana. Apakah dia sudah mendapatkan dunianya yang baru? Langit ternyata tak bisa berhenti memikirkan mantan istrinya.

###

Di tempat lain, Anik nampak gelisah. Beberapa kali dia berusaha berganti posisi tidur. Tapi kenyataan dia juga tak bisa berhenti mencemaskan gadis Ana.

Kabar yang diberikan oleh Kyara membuat Anik tak bisa tenang. Sekuat tenaga dia berusaha menekan perasaannya berfikir jika Ana akan baik-baik saja tanpa dia.

Gadis itu punya papa dokter, calon ibu sambungnya juga seorang dokter, dan banyak cinta banyak orang. Keberadaannya di sana pun tidak akan ada artinya.

Jam menunjukan pukul satu dini hari, tapi matanya belum juga bisa terpejam. Hingga akhirnya dia membuat susu dan memilih duduk di sofa sambil menyalakan televisi.

Jarum jam terus berputar, entah berapa lama dia tertidur di sofa hingga akhirnya mata indah itu mengerjap dan terbangun setelah dua jam dia terlelap.

Segala keraguan telah membuat paginya kacau. Tidak ada rutinitas seperti biasanya bahkan bisa hanya makan satu sisir pisang untuk mengganjal perutnya. Pikirannya benar-benar digelung dengan penuh rasa dilema.

Biasanya dia yang hanya naik angkutan umum pun kini justru memesan taxi hanya untuk sekedar berangkat kerja. Kabar yang diberikan Kyara dengan kondisi Ana terus saja membayang padahal dia sudah berjanji dalam hati jika dirinya tidak akan datang menemui Ana ataupun Langit.

"Pak, kita ke klinik Permata Jingga." ucap Anik dengan spontan. Kalimat itu seolah mengalir begitu saja.

Saat sadar dia memilih untuk menemui Ana. Kecemasan itu lebih meningkat, kedua tangannya saling meremas entah apalagi yang akan terjadi di sana. Tapi hatinya tidak tahan untuk melihat keadaan gadis kecilnya itu.

Klinik Permata memang cukup jauh, butuh waktu hampir satu jam untuk sampai di sana. Setelah keluar dari taxi, dadanya berdetak lebih kencang, dan tiba-tiba langkahnya mulai memelan serta penuh keraguan saat memasuki lobi klinik.

" Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" bisik Anik dalam hati dia benar-benar bingung.

"Mbak, ruang Delima A2 sebelah mana ya? Ruangan untuk anak-anak?" ucapnya saat bertemu seorang perawat.

"Lantai tiga, Bu! Nanti Ibu tanya petugas administrasi di lantai atas." jawab perawat itu .

Dengan perutnya yang sudah terlihat sedikit membuncit, Anik memberanikan diri untuk memasuki lift. Dia mulai mengenakan masker yang sempat dia bawa dari rumah. Mungkin dengan seperti itu, dia akan bisa melihat situasi, jika tak ada Langit di sana, dia akan masuk ke ruangan Ana.

Setelah keluar dari lift, dia pun melangkah dengan hati-hati mencari keberadaan ruangan Ana. Jantungnya berdetak kencang saat dia berusaha melihat kedalam. Ternyata tidak ada siapapun dan Ana tengah berbaring sendirian.

"Kenapa Mas Langit tega membiarkan Ana sendirian?" gumam Anik sedikit kesal. Tapi ini kesempatan yang baik untuk menemui Ana meskipun sebentar saja.

Dia pun membuka maskernya dan memilih segera masuk, tapi kenapa jantungnya berdetak sangat cepat hingga dia harus menghela nafas panjang sebelum membuka handle pintu.

"Ceklek...." pintu terbuka seketika gadis kecil itu menoleh.

" Mama Anik." teriak Ana.

" Stop-stop, Ana! Ana nggak boleh gerak!" Anik langsung menginterupsi saat melihat selang infus sedikit tertarik karena Ana akan turun.

Anik langsung menghambur memeluk Ana. Gadis kecil itu benar-benar tidak bisa tidak peduli dengan selang infusnya saat kedua tangannya memeluk Anik.

"Mama, Ana kangen! Kenapa lama tidak menemui Ana? Kapan kita bisa tinggal sama-sama lagi." rengek bocah itu dengan wajah merajuk.

Anik hanya tersenyum, dia mencubit gemas pipi gadis kecil itu kemudian menatapnya dengan rasa rindu yang membuncah. Ana memang bukan darah dagingnya, tapi nalurinya pada Ana sudah kuat mengikat.

"Ana sendirian? Tidak ada yang menunggu?" tanya Anik dengan rasa penasaran. Dia sangat menyayangkan jika Ana harus di ruangan ini sendirian.

"Kata Papa, Papa akan keluar sebentar setelah itu Oma segera datang. Jadi Ana tidak bolenh kemana- mana sebelum Oma datang." Ana menjelaskan pesan yang diberikan Langit. Anik pun sedikit lega, itu artinya Langit pasti sudah berangkat kerja.

" Oh, Ana memang anak hebat. Berani sendiri dan patuh dengan orang tua." Anik mengacungkan kedua jempolnya membuat gadis kecil itu ikut tertawa riang.

Wanita itu pun mengedarkan pandangan, mungkin ada sesuatu yang bisa di makan Ana, karena dia sendiri tidak membawa apa-apa kesini.

Tatapannya tertuju pada kemeja dan kaos langit yang masih tergeletak di sofa. Mungkin semalam pria itu tidur di sini.

"Mama kok perutnya besar?" Suara kecil itu membuat Anik tersadar. wanita itu pun tersenyum dengan memikirkan jawaban yang tepat untuk diberikan pada Ana.

"Iya, sebentar lagi Ana akan punya adek." jelas Anik sambil tersenyum.

"Ana mau cocokies? Sepertinya Mama bawa cookies." ucap Anik kemudian menarik tasnya dan mencari cocokis yang biasa dibawa untuk meredam rasa lapar untuk sementara.

" Mau, Ma." jawab Ana. Anak itu memang sangat riang hatinya seperti berbunga-bunga saat kehadiran Anik bersamanya.

" Oke-oke, ini buat Ana!"

" Ceklek...." suara pintu terbuka mengalihkan pandangan keduanya.

Semuanya terkejut bahkan cocokies di tangan Anik pun terjatuh. Tidak hanya Anik dan Ana yang terkejut, tapi pria bertubuh tinggi yang ada di depan pintu itu pun tak kalah kaget. Bahkan beberapa saat Langit hanya mematung menatap wanita yang sudah dicarinya berbulan-bulan.

1
gita yunita
ditunggu extra part nya kakak❤️❤️
nayanaya
ok kak tak tnggu novel berikut nya
RSDP💖
ayo mbak semanga,segera lounching cerita baru
Muzdalifah Ifa
menggenggam rasa kok g lanjut yaa
Kirana Putri761: langsung bad mood mbak.... tapi TK Spil sdikit di sini sebagai tanda endingnya kyk apa
total 1 replies
Anis Saidah
yah tamat...ditunggu cerita selanjutnya mb kirana..dari keluarga bang dika..sebenarnya aku pembaca lama tapi ganti akun baru mb
Anis Saidah: Azzam Azzam mb
Kirana Putri761: aku sudah curiga ya.... bahasanya sudah akrab tapi kok akun baru .. akun lamanya apa mbak?
total 2 replies
Dwi Puji Lestari
belum rela rasanya anik langit end...dtunggu crt slnjutny kak
Khairul Azam
ya... kok udh tamat aja sih kak.. kn pngn tau gmna ana saat tau bgmna dulu dia bisa hdir d dunia🤔
Kirana Putri761: Nggak tega aku nulisnya jika di part itu😭
total 1 replies
Ickhaa PartTwo
Yaaah thor kok udaa tamat.. huhuhuhu
mom farhan
yah jadi sedih ko tamat sih kak...di tunggu karya berikutnya...sehat² author nya sekeluarga🥰🥰
Anis Saidah
alhamdulillah akhirnya sadar..bahagia selalu buat keluarga kalian
Anis Saidah
lagi sedih2nya biru datang dan manggil anik dengan saras.. jadi keingat sama saras 008..jangan2 ini hilal dari author kalo biru jodohnya nata
Dwi Puji Lestari
selamat ya nik mas langit dah sadar...pst bhg liat babby ny
Khairul Azam
alhamdulillah sdh sadar🤲
mom farhan
lanjut kak
Mariyam Iyam
lanjut
Ickhaa PartTwo
Alhamdulilah akhirnya sadar jugaaa
Ickhaa PartTwo
Lanjutttt, semangat up thor
Piyah
biru sama mata aja
mom farhan
kaya² nya mas biru jodoh nya nata yah thor😁😁 yu masih setia nunggu kelanjutanya
Khairul Azam
ngapain sih tor si biru tua ini d munculin lg🥱
Kirana Putri761: mau ngejar cintanya Anik 🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!