Sebagai anak perempuan tertua di keluarganya, Ayesha di tuntut untuk segera mencari pasangan hidup. Namun, trauma di masa lalunya, membuat Ayesha tidak jua mencari jodoh di saat umurnya yang sudah mencapai 30 tahun.
Begitu pula dengan Azlan yang merupakan anak tunggal dari keluarga terkaya yang sampai saat ini masih melajang di karenakan sebuah penyakit yang di deritanya.
Bagaimana jadinya, jika kedua insan tersebut bertemu dan melakukan kesepakatan untuk menikah. Akan kah Ayesha menerimanya? atau malah tidak menyetujuinya, karena ia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup dan tentunya ingin memiliki keturunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rafasya Alfindra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan apa yang sedang aku jalani?
Suara gemuruh petir memenuhi cakrawala. Hujan deras sudah mengguyur permukaan tanah di sebuah pedesaan. Dengan wajah tampa senyum, Ayesha menatap sang suami yang baru saja mengikrarkan ijab kabul di depan penghulu dan beberapa orang saksi yang hadir.
Sekarang ia sudah menjadi istri dari Virzel azlan syaamil. Dengan satu tarikan napas saja, Azlan sudah berhasil merubah status Ayesha menjadi seorang istri meskipun pernikahan yang mereka jalani hanya sebatas pernikahan kontrak.
Satu persatu orang yang hadir di pernikahan Azlan dan Ayesha sudah kembali pulang ke rumahnya. Kini tinggallah Ayesha dan Azlan yang masih berdiam diri dengan jarak yang cukup jauh.
Ada debaran yang tidak bisa di ungkapkan di hati keduanya. Namun sesuai perjanjian yang telah tertulis, yang mana disini Azlan lah pihak utama yang memainkan sebuah peran.
Di kontrak perjanjian sudah di jelaskan, jikalau pernikahannya dengan Ayesha hanya sebuah pernikahan kontrak. Dan untuk itu, Ayesha tidak berhak mencampuri urusan Azlan diluaran sana dan Azlan pun juga terang-terangan mengatakan jikalau ia tidak menginginkan kontak fisik dengan Ayesha.
"Kau tidurlah, aku akan kembali ke kota malam ini juga!" Azlan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mengambil jaket yang tadinya ia gantung di belakang pintu kamar.
Ayesha menyusul Azlan yang masuk kedalam kamar. "Apa maksud ucapanmu barusan?" Tentu Ayesha mempertanyakan ucapan Azlan karena tidak mungkin ia tinggal di pedesaan ini sedangkan suaminya sendiri akan pergi begitu saja di malam pertama pernikahan mereka.
"Sesuai yang kau dengar. Aku tidak bisa berlama-lama disini!" Azlan menjawabnya dengan enteng tanpa memikirkan kehadiran Ayesha yang sudah menjadi istrinya.
Ayesha tentu tercengang, bagaimana bisa meninggalkannya disini sedangkan Azlan sendiri akan kembali ke kota secepat itu.
"Kau gila Azlan ...! kau tega meninggalkan aku disini?" Azlan menatap kearah Ayesha yang sudah terpancing emosi dengan ucapannya.
"Apa yang salah? kau akan tinggal disini dengan fasilitas yang sudah aku sediakan. Tempat ini lebih bagus daripada gubuk yang kau tempati itu!" Azlan melangkah keluar rumah, meskipun hujan masih deras mengguyur pedesaan. Azlan akan kembali ke kota malam ini juga tanpa membawa Ayesha.
Ayesha menarik lengan tangan Azlan. Ia merasa takut di tinggal sendirian, ditambah rumah yang mereka tempati cukup jauh dari pemukiman penduduk.
"Aku mohon, jangan tinggalkan aku." Ayesha mengatupkan kedua tangannya, ia menangis menghiba berharap Azlan tidak akan meninggalkannya disini.
Azlan melengos dan berlalu pergi, ia memasuki mobil yang sudah terparkir di depan rumah yang mereka tempati.
Sebelum membuka pintu mobil, Azlan menatap kearah Ayesha. Istrinya tampak ketakutan di tinggal olehnya, namun dengan teganya Azlan malah masuk kedalam mobil.
"Kau tega denganku ...!" Ayesha mengepalkan kedua tangannya, rasanya tangis yang ia keluarkan terasa percuma. Nyatanya Azlan malah pergi begitu saja.
Lama Ayesha menunggu di luar, berharap Azlan akan mengurungkan niatnya untuk pergi ke kota dan kembali menjemputnya. Namun nyatanya, Azlan tidak kunjung kembali.
Dengan hati sedih, Ayesha memasuki rumah yang akan ia tempati tanpa adanya suami yang menemani.
Ayesha termenung di sisi pojok kamar, dengan meratapi nasib yang tidak berpihak kepadanya. Ayesha pikir, Azlan tidak akan setega itu. Namun nyatanya lelaki itu luar biasa telah mengacaukan pikiran Ayesha yang di tinggal begitu saja, di malam pernikahan mereka.
"Kau belum tidur?" Azlan membuka pintu yang di tempati oleh Ayesha. Disana ia melihat Ayesha yang tengah menekukkan kedua lututnya dengan mata terpenjam, bahkan air mata istrinya terlihat basah, Azlan yakin istrinya saat ini sedang menangis.
Ya, Azlan kembali lagi. Hati Azlan tidak tenang saat meninggalkan Ayesha. Ayesha baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat seperti itu. Seakan Azlan adalah lelaki pecundang yang dengan tega meninggalkan Ayesha begitu saja.
Ayesha hanya diam, tampak sekali perempuan itu enggan untuk berbicara.
"Ayesha ...!" Azlan sedikit meninggikan suaranya, ia tidak ingin diabaikan seperti itu. Apalagi saat ini, perempuan yang ada di depannya sudah sah menjadi istri dari Azlan.
Ayesha perlahan membuka kedua kelopak matanya, dengan pandangan mata sayu ia menatap kearah Azlan.
Ayesha berdecih, apa gunanya lelaki itu menanyakannya. Rasa kecewa tampak jelas dari wajah Ayesha, ia menginginkan pernikahan tapi tidak dengan cara seperti ini.
Azlan perlahan berjalan mendekati Ayesha, lalu ia berjongkok menghadap Ayesha. "Kenapa kau tidak mau menatapku?" Tangan Azlan terulur menarik wajah Ayesha agar mau melihat kearahnya.
Ayesha menarik kembali wajahnya, terlihat sekali keengganan Ayesha menatap sang suami.
"Ayesha ..., aku akan membatalkan perawatan Ayuna kalau sikapmu seperti itu!" Azlan menekankan kepada Ayesha bagaimana peran penting Azlan akan kesembuhan Ayuna
Ayesha berdecih. "Aku sudah menyetujui untuk menikah denganmu. Kenapa kau malah mengancamku seperti itu!" Dengan tidak ada rasa takut Ayesha menjawab ucapan Azlan. Ia tidak ingin ditindas seperti itu, meskipun Azlan sendiri adalah suaminya.
"Kau ..., berani kau menjawab ucapanku!" Azlan benar-benar tidak habis pikir. Ternyata Ayesha bukanlah selemah itu.
Ayesha tersenyum dengan sinis. "Apa yang aku takutkan darimu? Di surat perjanjian yang kau tulis sudah dijelaskan, kalau pernikahan kita hanya sebuah status. Jadi tidak perlu kiranya, aku menghargaimu sebagai suami!" Ayesha hendak berdiri dari duduknya dengan mengabaikan Azlan yang berstatus sang suami. Ayesha memasuki kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
Di depan sebuah cermin, senyum Ayesha terbit di pantulan cermin kaca. Hati Ayesha bersorak gembira saat Azlan kembali lagi.
"Aku akan membuatmu menghapus kontrak yang sudah kau buat, Azlan." Ayesha tersenyum, tiba-tiba ia menemukan sebuah ide agar sang suami tidak menganggapnya sebagai istri kontrak.
~
Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah sakit, keadaan Rezel semakin mengkhawatirkan. Rezel sudah tidak sadarkan diri lagi. Peluang Rezel hidup pun sangat tipis.
Vira menangis histeris, ia belum bisa untuk kehilangan Rezel begitu saja. Suami yang menemaninya beberapa puluh tahun itu, terlalu sempurna di matanya. Meskipun Vira sendiri sempat di kecewakan oleh sang suami.
"Bangunlah sayang!" Vira mengguncang tangan Rezel, berharap suaminya itu akan bangun menyapanya.
"Aku mohon bangunlah, aku tidak siap di tinggal dalam keadaan seperti ini!" Vira masih saja tetap mengoceh dan berharap suaminya bisa melewati penyakit yang di deritanya.
"Yuhuu ... aku datang!" Dengan wajah penuh keceriaan Kinanti memasuki ruangan rawat inap Rezel. Wanita itu belum mengetahui kabar terkini lelaki yang di cintainya.
Vira terkejut dengan kedatangan wanita yang telah merusak rumah tangganya.
"Kau ...? Mau apa kau kemari lagi?" Vira tidak habis pikir dengan sikap Kinanti. Sudah jelas lelaki yang Kinanti cintai sedang berjuang melawan penyakitnya. Namun wanita yang berpakaian minim itu malah mendekat dan memegang tangan Rezel dengan cukup erat.
"Plis ... izinkan aku untuk berbicara dengannya!"
Melihat ada ketulusan dihati Kinanti. Vira mengangguk mengiyakan dan berjalan sedikit menjauh mungkin ada sesuatu hal yang perlu mereka selesaikan. Vira mencoba untuk bersabar meskipun hatinya tidak terima, lelaki yang menjadi suaminya di dekati oleh wanita yang jelas-jelas sudah menjadi perusak rumah tangganya.
siapa itu pengamen ?
semogga Marco menemukan Ayesha