Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Entah apa yang sedang merasuki Saga Ganendra, saat di mobil sampai ke perusahaan, senyum terus mengembang di sudut bibirnya, wajahnya terlihat lebih ceria dari biasanya, bahkan ketika tiba di perusahaan ia lebih dulu menyapa karyawannya, membuat para karyawannya merasa heran, bos yang selalu memperlihatkan muka datar tanpa ekspresi kini terlihat sungguh berbeda.
Di dalam ruang kerjanya yang di dominasi warna putih, Saga berdiri di depan dinding kaca yang berada di belakang meja kerjanya, pandangannya menatap jauh keluar melihat hamparan gedung-gedung pencakar langit
yang berada di sekitar perusahaannya, wajah Luna yang tersenyum manis terus mengusik pikirannya.
“Tuan waktunya rapat dengan dewan direksi” suara Tommy membuyarkan lamunannya, Saga menoleh ke arah Tommy, lalu tangannya menyambar jas yang ia letakkan di sandaran kursi kerjanya.
“Ayo” Saga berjalan keluar menuju ruang rapat diikuti Tommy yang berada di belakangnya.
Ketika di ruang rapat, Saga sama sekali tidak fokus, otaknya di penuhi gambaran-gambaran wajah cantik adik sekaligus kekasihnya itu, berkali-kali matanya memandang ke arah jam yang melingkar di tangannya, ia merasa waktu berjalan sangat lambat.
Saga menguap setelah rapat dengan dewan direksi baru saja selesai, rasa kantuk mengiringi langkah kaki jenjangnya menuju ke ruang kerjanya. Tak lama setelah ia mendudukkan tubuhnya di kursi, suara dering
ponsel menggema di dalam ruang kerjanya, Saga meraih benda pipih miliknya yang ia letakkan di atas meja.
“Halo Ga” suara lembut yang tidak asing terdengar di telinganya. Ya, Sonya wanita paruh baya yang sudah membesarkannya seorang diri sepeninggal ayahnya.
“Iya mah, ada apa?”
“Nanti malam kamu ada waktu nggak? Udah lama kita nggak makan malam keluarga, kalau kamu nggak sibuk, malam ini datang ke rumah yah”
Saga manarik kedua sudut bibirnya, senyum tipis terihat d wajahnya, tanpa pikir panjang ia langsung mengiyakan ajakan mamahnya untuk makan malam di rumah.
“Ada apa dengan Saga? biasanya kalau di ajak makan malam ada aja alasannya, ya sibuklah, nggak ada waktu lah, tapi ini dia malah langsung setuju” pikiran Sonya setelah menutup sambungan telepon dengan putra semata
wayangnya.
Sementara Luna di kampus, setelah teman-temannya tahu dia saudara dari Saga Ganendra kehidupannya di kampus tidak setenang dulu, ada saja yang menanyakan tentang Saga, entah itu tentang makanan kesukaannya, hobinya dan bagaimana Saga ketika tidur, membuat Luna frustasi.
Setelah kuliah selesai.
“Sabar ya Lun ini cobaan” Cheryl menepuk pundak sahabatnya merasa simpati dengan keadaan Luna sekarang.
“Tapi Cher dari mana Mas Saga tahu kalau malam itu kita lagi di Primary House” Luna menatap wajah Cheryl berusaha mencari tahu kenapa kakaknya bisa datang ke klub.
Cheryl yang merasa bersalah karena tidak sengaja memberitahukan kepada Tommy hanya tersenyum kikuk mendengar perkataan Luna.
“Aah udah itu nggak penting, ayo sekarang kita toko buku” ajak Cheryl, ia berusaha mengalihkan pembicaraan, ia menggangdeng tangan Luna keluar kampus.
“Luna!” terdengar suara laki-laki memanggilnya dari arah belakang, Cheryl dan Luna menghentikkan langkah kakinya dan membalikkan badan, terlihat Adrian sedang berjalan ke arah mereka.
“Ka Adrian” Luna menatap wajah Adrian ia merasa tidak enak dengan apa yang terjadi di Primary House.
“Aku sudah dengar tentang kamu dan Saga Ganendra dari anak-anak, meraka semua nggak ada henti-hentinya ngomongin kamu”
“Aku minta maaf ya kak, kamu pasti kaget pas kejadian di klub itu”
“Nggak apa-apa Lun, cuma yang nggak aku habis pikir, kenapa dia narik tangan kamu kayak gitu, dari sorot matanya dia keliatan nggak seneng kamu deket dengan laki-laki lain” ujar Adrian heran.
“E…itu…?”
“Ayo Lun pergi sekarang udah sore nih” ajak Cheryl, ia tahu bahwa Luna mungkin tidak bisa menjawab apa yang Adrian lontarkan kepadanya makanya Cheryl membantu Luna untuk secepatnya pergi dari hadapan Adrian.
“Duluan ya kak” Luna melambaikan tangan ke Adrian di barengi senyum tipis di bibirnya. Cheryl dan Luna meninggalkan Adrian begitu saja.
Adrian menatap jauh hingga Luna dan Cheryl tidak terlihat lagi dari pandangannya, ia terus berpikir tentang hubungan Saga dan Luna, dan itu membuatnya sedikit terusik.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di bawah ya
Boleh like, komen atau kalau ada yang mau ngasih gift juga boleh 😉
Terima Kasih