NovelToon NovelToon
My Suffering

My Suffering

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Tamat
Popularitas:11.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nidati

Penderitaan bisa dikatakan sebagai temannya. Tangis air mata tak pernah lupa untuk hadir. Perih dari luka yang tercipta selalu ia tahan. Namun, bagaimana jika ia harus menikah hanya untuk menggantikan posisi pengantin perempuan.

Elvira Pelita harus menggantikan posisi sang kakak dalam pernikahan, menjadi pengantin perempuan yang bersanding dengan pria yang seharusnya ia panggil kakak ipar.

Arkanio Althaf Zerion harus menikahi sang calon adik ipar karena calon istrinya melarikan diri. Ia selalu membenci pernikahannya karena bagi Arka, Vira penyebab perginya perempuan yang amat dicintainya.

"Jangan mendekat jangan sakiti aku, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak bersalah." Vira was-was karena Arka semakin mendekat.

"Kau salah, kau bersalah!" teriak Arka tepat di muka Vira.

Bagaimana pernikahan yang dipenuhi kebencian itu akan berjalan dan bagaimana cara Vira menyakinkan Arka bahwa ia tidak bersalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepedulian yang Tersembunyi

Hari ini diadakan rapat mendadak yang mengakibatkan kelas kosong dan para siswa berkeliaran dengan bebas. Vira berjalan sendirian menuju ruang guru, tangannya membekap sebuah buku tebal.

"Bu Vira dari mana," suara seseorang mengejutkan Vira yang tadi asik memikirkan sesuatu.

"Oh, Pak Nando. Saya kira tadi siapa. Habis dari perpustakaan pinjem buku. Pak Nando sendiri dari mana?" Vira menjawab dan balik bertanya.

"Biasa habis dari ruang olahraga," jawab Nando.

Keduanya diam hingga sampai ruang guru. Berjalan terpisah menuju meja masing-masing. Vira meneguk air dalam botol untuk menghilangkan dahaga. Melihat Pak Basuki yang sudah memasuki ruang guru dan duduk tepat di tengah mereka.

"Bisa kita mulai rapatnya?" tanyanya memastikan.

Serempak menjawab 'bisa' tak terkecuali Vira. Rapat berjalan cukup lama karena membahas banyak hal. Pendapat para guru dikemukakan secara terbuka. Vira pun ikut menyerukan isi pikirannya.

Hampir 2 jam lamanya rapat berlangsung. Detik terakhir sebelum rapat selesai, tiba-tiba Vira merasa mual. Ia berusaha menahan gejolak yang sudah berada di kerongkongan. Pak Basuki pun mengakhiri setelah Vira bersusah payah menahan gejolak muntah hampir 3 menit.

Vira berlari menuju toilet yang memang ada di dalam ruang guru hanya terpisahkan oleh sebuah dinding. Tingkah Vira tak luput dari perhatian para guru. Banyak dari mereka yang bertanya-tanya.

Vira memuntahkan seluruh sarapan paginya tanpa tersisa sedikitpun. Ia berkumur membersihkan sekitaran mulut. Mengambil tisu untuk mengelap mulutnya yang basah karena air. Vira memandang dirinya pada cermin yang tersedia di sana, menepuk pelan pipinya yang pucat.

"Ada apa denganmu, Nak. Kenapa hari ini sangat rewel." Vira berucap pelan pada janinnya.

"Bu Vira tidak apa-apa. Sepertinya Bu vira sedang tidak sehat." Bu Sarah berkata sekembalinya Vira dari kamar mandi.

"Ahh, tidak. Saya baik-baik saja, Bu," balas Vira.

"Lagi isi ya, Bu," tebak Bu Gita menghampiri Vira dengan membawa secangkir teh hangat.

Vira hanya tersenyum tipis, kemudian menerima uluran teh hangat dari Bu Gita. Ruang guru riuh mendengar berita tersebut. Mereka berbondong-bondong memberi ucapan selamat dan doa-doa terbaik untuk Vira.

"Senangnya bentar lagi gendong anak," goda Bu Sarah dan secara tidak langsung menjadikan Vira bahan godaan untuk para guru lainnya.

"Hei, sudah-sudah jangan menggodanya terus lihatlah wajahnya sudah memerah," timpal yang lainnya.

Vira ingin menenggelamkan tubuh ada palung terdalam. Pipinya sudah bersemu merah dan Vira tidak tahan dengan godaan yang terus ditujukkan padanya. Tak berselang lama suara bel berbunyi pertanda jam pelajaran telah berganti. Para guru yang tadi menggoda Vira kini terlihat mulai kembali pada meja masing-masing mengambil buku untuk mengajar.

Vira sudah tidak lagi merasakan mual dan ia pun beranjak untuk mengajar. Lorong riuh dengan para murid yang berlari menuju kelas. Vira menghela nafas lelah setelah sampai pada lantai tiga. Ia tidak menduga hanya menaiki tangga sudah membuatnya lelah. Ketika mengajar pun Vira merasa tubuhnya tidak bisa diajak kompromi. Berulang kali Vira menghirup aroma minyak kayu putih yang sengaja ia bawa untuk meredakan mual dan pusing yang dirasakannya.

Cukup lega karena kelas yang Vira ajar cukup tenang. Tidak ada keributan yang kerap kali terjadi antara siswa. Jam pelajaran berakhir dan Vira bergegas masuk ke kelas lain dan kali ini Vira memasuki kelas Killa.

"Selamat siang," sapa Vira saat masuk. Beberapa siswa yang tidak berada pada tempatnya segera kembali menuju kursinya.

Vira tersenyum saat mendapat balasan. Meletakkan buku di atas meja, Vira menuju papan tulis menggerakkan spidol yang berada di tangannya untuk menulis. Beberapa saat barulah terlihat apa yang Vira tulis.

"Cerita pendek." Baca serempak siswa dalam kelas.

Vira mengangguk dan tak lama ia membuka buku.

"Silakan kalian pelajari struktur cerpen, kaidah kebahasaan, dan buatlah cerpen dengan tema bebas. Jika ada yang ingin ditanyakan bisa angkat tangan," jelas Vira.

"Berapa paragraf, Bu?" tanya Sasa.

"Minimal 5 paragraf."

"Yah ... banyak banget, Bu." Sebagian siswa mengeluh dan melakukan protes, ada juga yang menawar tetapi tidak diindahkan oleh Vira.

Sudah satu jam tiga puluh menit Vira mengajar dan bel istirahat pun berbunyi. Seluruh kelas bersorak bahagia bisa terlepas dari deretan kalimat yang memusingkan.

Vira kembali harus menuruni tangga untuk mencapai ruang guru. Ia menghela nafas kasar dan tanpa disangka Killa sudah berada di samping Vira dengan tersenyum cerah.

"Mari saya bantu, Bu," tawarnya.

Vira menggelengkan kepala dengan tingkah adik iparnya itu. Ia menyerahkan tumpukan buku pada Killa dan mulai menuruni anak tangga satu persatu. Berpegangan pada lengan Killa.

"Pulangnya bareng aku ya, Kak," bisik Killa takut ada yang mendengar mereka.

"Gak usah arah rumah kita beda, takutnya kamu kesorean sampai rumah," balasnya berbisik pula.

Benar juga apa yang dikatakan Vira, lagipula Killa ada les privat setelah pulang sekolah dan tidak akan keburu jika mengantar Vira pulang.

Killa keluar dari ruang guru menuju kantin saat melewati ruang kepala sekolah, ia dipanggil oleh Pak Basuki. Killa sempat bingung, tetapi ia akhirnya masuk.

"Iya, Bapak manggil saya," tunjuk Killa pada dirinya sendirinya.

Pak Basuki mengangguk dan menyerahkan ponselnya pada Killa yang kebingungan.

"Ada telpon buat kamu," ucapnya.

"Telpon? Untuk saya?" Killa heran, siapa yang menelponnya saat jam sekolah dan untuk apa?

"Iya, halo," ucap Killa setelah menempelkan ponsel ke telinganya.

"Killa, bagaimana sekolahmu."

Dahi Killa mengerut dalam saat mendengar suara sang kakak. Tidak biasanya Arka menanyai sekolah Killa dan sebenarnya ada gerangan apa sang kakak menelpon melalui Pak Basuki.

"Baik, tapi tidak dengan dia." Killa sengaja mengunakan kata yang merujuk pada Vira. Killa tebak jika Arka menghubunginya karena ingin tahu kondisi Vira.

"Sudah dulu, aku ada rapat." Arka menutup panggilan secara sepihak membuat Killa mendengus kesal dengan sikap sang kakak.

"Terima kasih, Pak. Kalau gitu saya ke kantin dulu," pamit Killa setelah mengembalikan ponsel Pak Basuki.

"Gengsi kok dipelihara, ego dibesar-besarin, buat apa coba. Kalau khawatir ya tanya sendiri," gerutu Killa jengah dengan sang kakak yang terlalu mementingkan ego.

Tak heran jika Arka menghubungi Pak Basuki karena ia merupakan direktur sekolah tersebut. Arka menghubungi Pak Basuki terkait dengan rapat yang tadi diselenggarakan dan entah mengapa Arka menanyakan perihal Killa, untung saja saat itu Killa melewati ruang kepala sekolah sehingga Pak Basuki tidak perlu repot-repot untuk mencari keberadaan Killa.

Sepertinya Killa juga peka mengenai pertanyaan yang diajukan Arka, ia sengaja berkata bahwa Vira tidak baik-baik saja karena nyatanya juga begitu ya meskipun tidak secara langsung Killa menyebut nama kakak iparnya, tetap saja bukan Killa sudah mengatakan apa yang ingin Arka dengar.

***

Happy reading

Selamat malam semua, semoga belum tidur. Aku kasih pengantar tidur buat kalian yah.

Salam sayang dari aku.

1
Lucky Ludjainatun
harusnya dokternya bilang ke ortu klo tejadi kekerasan sexual
Lucky Ludjainatun
bukan manusia tp IBLIS
Lucky Ludjainatun
kasihan Vira
kalea rizuky
ngelunjak ne lama2 vira
Lady Slipper Astriani Indah Yulianti
Luar biasa
kalea rizuky
vira terlalu murahan bodog tolol
kalea rizuky
arleta egois anjing
Nasiati
keren
Nasiati
egois banget
Nasiati
kasihan vira dikira suaminy
Renesme
Bagus
Ati Husniati
Hadeeeuuuhh malas baca cerita yg tokohnya bodoh maksimal..
Orang berpendidikan kok mau2nya di aniaya sama ayah dan suaminya..gk masuk akal..
Ceritanya terlalu lebay..
Ati Husniati
Aku marah sama laki2 yg tdk bisa menghargai perempuan..
Thor coba bikin tokoh perempuan yg kuat dan punya harga diri
Ati Husniati
Thor aku miris baca cerita yg tokoh perempuan nya tdk di hargai bahkan di lecehkan sama suaminya..
Vira kamu jgn bodoh pergi dari rmh itu..kamu seorang pendidik harusnya tegas dan punya sikap..
Ati Husniati
Hadeeeuuhh vira udah jadi korban ketidak adilan ayahnya malah dapetin pernikahan yg menyebalkan termasuk suaminya jahat bangeet..
thor viranya harus di bikin tegas dan punya sikap dong..
Renesme
Duuhhh gemes dengan authornya. Pengen diuwel2 deh 😁😅
Jue
Rupanya cuka itu rasanya asam Arka .../Joyful/
Azahra Atika
ko q jdi mewek
Nur Janah
Luar biasa
della Aprillya
gila ini seruu bangett walau arka nya sadis
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!