Kirana Aulia, seorang asisten junior yang melarikan diri dari tekanan ibu tirinya yang kejam, tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan pahit, ia hamil setelah insiden satu malam dengan CEO tempatnya bekerja, Arjuna Mahesa.
Sementara Kirana berjuang menghadapi kehamilan sendirian, Arjuna sedang didesak keras oleh orang tuanya untuk segera menikah. Untuk mengatasi masalahnya, Arjuna menawarkan Kirana pernikahan kontrak selama dua tahun.
Kirana awalnya menolak mentah-mentah demi melindungi dirinya dan bayinya dari sandiwara. Penolakannya memicu amarah Arjuna, yang kemudian memindahkannya ke kantor pusat sebagai Asisten Pribadi di bawah pengawasan ketat, sambil memberikan tekanan kerja yang luar biasa.
Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!
IG : @Lala_Syalala13
FB : @Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala
JADWAL UPLOAD BAB:
• 06.00 wib
• 09.00 wib
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IKSP BAB 34_Rencana Balas Dendam Wulan
Wulan tidak peduli dengan uang kecil lagi; ia ingin menghancurkan kebahagiaan Kirana dan mendapatkan bagian yang ia anggap pantas dari kekayaan Mahesa.
Wulan tahu ia tidak bisa melawan Arjuna sendirian. Ia membutuhkan sekutu yang memiliki informasi internal dan kebencian yang sama terhadap Kirana.
Sasarannya adalah dua wanita yang paling dipermalukan oleh Kirana yaitu Bianca Wijaya dan Amara.
Pertama dia menghubungi Amara (Manajer Proyek), Wulan berhasil melacak kontak Amara dan Wulan berhasil menjebak Amara di sebuah kafe kecil.
Amara, yang kariernya terhenti dan citranya hancur setelah insiden perjamuan, setuju untuk bertemu.
"Aku tahu kamu membenci wanita itu, Nona Amara," kata Wulan, memulai pembicaraan.
"Aku adalah ibu tirinya. Aku tahu semua kelemahan dan rahasia kotornya." lanjutnya.
Amara mendengarkan dengan penuh minat. "Aku akui, aku benci Kirana. Dia merebut apa yang seharusnya menjadi milikku. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa. Arjuna melindunginya."
"Itu karena kamu menyerang Kirana secara langsung! Kita harus menyerang hal yang paling penting bagi Arjuna," bisik Wulan.
"Kita harus menghancurkan kepercayaan Arjuna pada Kirana. Aku punya rahasia yang jauh lebih buruk dari sekadar utang." ucapnya dengan penuh keyakinan.
Amara, yang haus akan balas dendam, akhirnya setuju untuk bekerja sama. Ia akan menjadi mata-mata Wulan di perusahaan, memantau pergerakan Kirana dan Arjuna, dan menyebarkan rumor yang disiapkan Wulan.
Kedua dia membujuk Bianca Wijaya (Mantan Tunangan), Bianca lebih sulit didekati. Ia masih terlalu angkuh untuk bekerja sama dengan "wanita rendahan."
Wulan berhasil mendapatkan janji temu, dan ia memohon pada Bianca.
"Nona Bianca, saya tahu Anda berkelas, tapi Anda harus mengakui bahwa wanita kampung itu telah mencuri suami Anda, status Anda, dan calon pewaris Anda!" kata Wulan.
"Saya punya informasi penting. Saya tahu Kirana tidak pernah memberitahu Arjuna bahwa anak yang ia kandung itu adalah anak laki-laki." lanjut Wulan.
Bianca menatap Wulan, terkejut. "Apa maksudmu?"
"Kirana tahu jenis kelaminnya. Tapi dia sengaja tidak memberitahu Arjuna. Dia ingin membuat kejutan, atau mungkin dia ingin mengamankan posisinya sampai anak itu lahir," duga Wulan, meskipun sebenarnya Kirana memang belum mengetahui jenis kelaminnya secara pasti saat itu.
Wulan mencoba memanipulasi Bianca: "Wanita itu tidak sebaik yang Tuan Arjuna pikirkan. Dia licik dan penuh rahasia. Saya bisa memberikan semua informasi latar belakangnya. Jika Anda bisa membuktikan bahwa Kirana menyimpan rahasia besar dari Arjuna, kepercayaan mereka akan hancur."
Bianca, meskipun masih ragu, tertarik pada ide menghancurkan kepercayaan Arjuna pada Kirana. Ia setuju untuk membiarkan Wulan memberinya data dan koneksi di lingkaran bawah tanah untuk menggali lebih jauh skandal keluarga Kirana.
Wulan menyusun rencana baru yang jauh lebih berbahaya yaitu menghancurkan pernikahan Kirana dari dalam.
Langkah pertama tanam keraguan, Wulan akan menggunakan Amara untuk menyebarkan rumor kecil yang menimbulkan keraguan tentang kehamilan Kirana (misalnya, Kirana mencari second opinion di rumah sakit lain, Kirana terlalu sering menemui Bayu secara diam-diam).
Langkah kedua serangan informasi, Wulan akan memberikan informasi kebohongan tentang masa lalu Kirana yang lebih gelap kepada Bianca, yang kemudian akan menyampaikannya kepada Arjuna melalui saluran bisnisnya, membuat Arjuna meragukan semua yang Kirana katakan.
Langkah ketiga pemisahan dengan tujuannya adalah memisahkan Kirana dan Arjuna sebelum anak itu lahir. Wulan berharap, jika Arjuna menceraikan Kirana dalam keadaan marah, Wulan bisa mendapatkan uang tutup mulut yang jauh lebih besar dari Arjuna, dan Kirana akan kembali padanya dalam keadaan terpuruk.
Wulan menatap foto Kirana di koran bisnis, di samping Arjuna yang gagah. Senyum jahat tersungging di bibirnya.
"Kamu pikir kamu bisa lari dari aku, Kirana? Kamu pikir kamu bisa mendapatkan kekayaan itu sendirian? Tidak, Sayang. Hidupmu adalah milikku. Dan aku akan pastikan kamu hancur sebelum kamu sempat bahagia." ucapnya dengan penuh kebencian yang begitu mendalam.
...****************...
Setelah pengakuan cinta di vila Mahesa, kehidupan Kirana dan Arjuna berubah total, mereka membuang semua batasan.
Tidur bersama di ranjang king size Arjuna kini menjadi kebiasaan yang penuh kehangatan, di mana Arjuna selalu memeluk Kirana erat, memastikan ia nyaman. Kecanggungan telah digantikan oleh keintiman yang alami.
Di mata publik, mereka adalah pasangan yang serasi. Arjuna sering menunjukkan perhatian kecil di depan umum, seperti memegang pinggang Kirana atau memastikan Kirana mendapatkan kursi terbaik.
"Aku tidak percaya kita sudah membuang waktu begitu banyak hanya karena kontrak bodoh itu," bisik Arjuna suatu malam, sambil membelai rambut Kirana.
"Saya juga, Arjuna. Tapi, kontrak itu yang membawa kita ke sini," balas Kirana, tersenyum.
Hubungan mereka juga membaik dengan Laksmi Mahesa, yang kini sangat bahagia. Laksmi mulai mengajari Kirana seluk-beluk mengurus rumah tangga besar dan persiapan menjadi Nyonya Mahesa seutuhnya, termasuk etika sosial.
Di kantor, Kirana kini diperlakukan dengan hormat mutlak, tetapi ia mulai merasakan ketegangan yang aneh.
Rumor pertama datang melalui Bayu.
"Kirana, ada rumor aneh yang beredar," kata Bayu hati-hati.
"Mereka bilang kamu terlalu sering meminta cuti atau pergi diam-diam saat jam makan siang. Mereka bilang kamu menggunakan alasan kehamilan untuk menghindari pekerjaan." ucap Bayu mengatakan rumor yang beredar, entah dari siapa tapi itu begitu mengganggu.
Kirana mengerutkan kening. Itu bohong. Ia hanya pergi ke dokter untuk pemeriksaan rutin.
"Itu tidak benar, Bayu. Aku selalu meminta izin Arjuna." ucap Kirana tidak terima dia mendapatkan rumor yang tidak benar seperti itu.
"Aku tahu. Tapi rumor ini datang dari Divisi Pemasaran," bisik Bayu, merujuk pada Amara.
"Amara dan timnya berusaha keras untuk mencari celah." lanjutnya.
Kirana mengabaikan rumor itu, tetapi hal ini membuatnya lebih waspada.
Keraguan kedua, pertanyaan dari mitra.
Beberapa hari kemudian, saat jamuan makan siang bisnis, salah satu mitra lama Arjuna, yang memiliki hubungan dekat dengan Bianca, bertanya pada Arjuna.
"Arjuna, aku dengar Nyonya Mahesa belakangan ini sangat tertutup soal kehamilannya. Apakah dia sudah tahu jenis kelaminnya? Atau dia sedang menyembunyikan sesuatu?" tanya mitra itu, nadanya santai tetapi matanya penuh makna.
Arjuna menatap Kirana. "Kami belum melakukan pemeriksaan pasti, Pak. Kami ingin itu menjadi kejutan," jawab Arjuna cepat.
Namun, Kirana tahu bahwa ia memang belum memberitahu Arjuna bahwa ia sempat melakukan pemeriksaan awal yang belum pasti, karena ia ingin menunggu pemeriksaan detail yang akan datang. Ia juga ingat bahwa Wulan sempat mengancam akan membocorkan hal ini.
Malam harinya, Arjuna menanyakan hal itu kepada Kirana saat mereka berada di kamar.
"Kirana, kenapa Pak Tirtayasa menanyakan jenis kelamin anak kita? Apakah ada yang kamu sembunyikan?" tanya Arjuna.
Kirana ragu sejenak. Ia tidak ingin berbohong pada Arjuna lagi. "Arjuna, aku pernah melakukan pemeriksaan sederhana saat kehamilanku masih sangat awal. Itu belum pasti, jadi aku tidak memberitahumu. Aku ingin menunggu pemeriksaan detail bulan depan."
.
.
Cerita Belum Selesai.....
🤣🤣🤣