NovelToon NovelToon
Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Melepas Masa Lalu, Meraih Cinta Yang Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

Selina harus menerima kenyataan bahwa dirinya ternyata menjadi istri kedua. Tristan suaminya ternyata telah menikah siri sebelum ia mempersuntingnya.

Namun, Selina harus berjuang untuk mendapatkan cinta sang suami, hingga ia tersadar bahwa cinta Tristan sudah habis untuk istri pertamanya.

Selina memilih menyerah dan mencoba kembali menata hidupnya. Perubahan Selina membuat Tristan perlahan justru tertarik padanya. Namun, Selina yang sudah lama patah hati memutuskan untuk meminta berpisah.

Di tengah perjuangannya mencari kebebasan, Sellina menemukan cinta yang berani dan menggairahkan. Namun, kebahagiaan itu terasa rapuh, terancam oleh trauma masa lalu dan bayangan mantan suami yang tak rela melepaskannya.

Akankah Sellina mampu meraih kebahagiaannya sendiri, atau takdir telah menyiapkan jalan yang berbeda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Tristan goyah

Sellina merasa seluruh darahnya tersedot, cemas melihat ekspresi wajah Tristan yang tegang. Ia segera menyuarakan pembelaan, suaranya sedikit tercekat.

"Aku ... aku cuma angkat doang kok. Soalnya Bude tadi yang suruh angkat, aku takut nanti malah mereka yang angkat teleponnya," katanya, berusaha menjelaskan bahwa tindakannya murni untuk melindungi rahasia mereka.

Tristan tidak segera merespons. Ia justru melangkah perlahan mendekat, menatap Sellina lekat-lekat. Tatapan itu begitu intens hingga Sellina refleks mundur beberapa langkah, merasa canggung dan terpojok. Ia menunggu Tristan melontarkan amarah atau tuduhan.

Namun, yang keluar dari bibir Tristan justru adalah sebuah kata yang tak terduga.

"Maaf ..." ucap Tristan, nadanya tulus dan sarat penyesalan. "Maaf sudah menempatkan kamu di posisi sulit kayak gini. Saat waktunya tepat nanti, aku pasti akan ngomong ke mereka."

Ketulusan dalam sorot mata Tristan saat itu tampak begitu nyata, memancarkan beban yang selama ini ia pikul. Sellina merasa lidahnya kelu. Perasaan campur aduk menyeruak. Apakah ini saatnya? Apakah Tristan akhirnya akan membuka hati dan mencoba menerimanya sebagai istri, ataukah pengakuan ini hanyalah awal dari berakhirnya hubungan sandiwara mereka?

"I ... iya. Mereka memang harus tahu semuanya, aku gak mau bohong terus," sahut Sellina, berusaha keras menjaga suaranya tetap tenang meski di dalam dirinya badai emosi tengah bergejolak.

Tristan mengangguk pelan, lalu meraih ponsel yang tergeletak di nakas. "Aku telepon dia dulu, ya."

Memberi ruang privasi yang sangat dibutuhkan Tristan, Sellina memilih segera meninggalkan kamar. Ia berhenti sejenak di depan pintu, merasakan detak jantungnya yang tiba-tiba tak menentu. Setelah menarik napas panjang, ia beranjak pergi, menuju keramaian dapur, berharap bisa menenangkan pikiran yang kalut.

Sementara itu, Tristan kembali menghubungi Reykha. Begitu sambungan terhubung, ia langsung diserbu oleh rentetan omelan tajam. Reykha marah besar karena Tristan lupa mengabarinya segera setelah sampai.

"Kenapa diam aja? Kamu sudah bosan sama aku? Apa karena Sellina, hah? Jangan-jangan kamu sudah mulai tergoda sama dia!" cecar Reykha tanpa jeda.

Perdebatan sengit pun tak terhindarkan. Kecurigaan Reykha yang terus-menerus dan tuduhan yang tidak berdasar membuat Tristan muak. Dalam beberapa waktu terakhir, Reykha semakin posesif, mencekiknya hingga ia seakan susah bernapas.

Rasa penat mulai menyelimuti hatinya. Tristan yang lelah dengan drama dan kecurigaan, akhirnya memilih mengambil keputusan.

"Aku capek, Reykha. Sudahi dulu," katanya dingin. Tanpa menunggu balasan, Tristan mengakhiri panggilan. Ia menjatuhkan diri di tepi ranjang, menyandarkan kepala.

Ia berhasil meredakan amarah Reykha, tapi kini ia justru ditinggalkan dengan rasa bersalah yang menusuk, bukan hanya kepada Sellina, tetapi juga kepada Reykha karena kini hatinya mulai goyah.

Malam akhirnya tiba, menyelimuti rumah besar itu dengan suasana yang tenang dan khidmat. Acara syukuran berjalan lancar, dihadiri oleh banyak tetangga yang dihormati dan juga keceriaan dari anak-anak panti asuhan yang turut diundang.

Setelah serangkaian acara usai, kini giliran santap malam bersama. Piring-piring beradu, tawa bercampur obrolan, menciptakan suasana kekeluargaan yang begitu kental. Sellina telah mengerahkan seluruh tenaganya, membantu menyiapkan segalanya sejak siang. Kini, tubuhnya terasa lelah.

Ia memilih menjauh sejenak dari keramaian. Ia duduk di kursi kayu yang terletak di tepi kolam renang. Di sana, ia mendongak, menikmati taburan bintang yang menghiasi langit malam—pemandangan yang begitu sulit ia jumpai di langit Makassar yang padat. Ketenangan malam perlahan mulai meresap, menenangkan gejolak di hatinya.

Tak lama, kehangatan lain mendekat. Mama Nayla menghampirinya, duduk di samping Sellina.

"Capek ya, Sayang?" kata Nayla lembut, meraih dan mendekap tangan Sellina yang terasa dingin karena angin malam.

Sellina segera menggeleng cepat. "Gak kok, Ma. Justru Sellina seneng bisa kumpul bareng keluarga di sini," jawabnya, sedikit memaksakan nada ceria. Itu bukan kebohongan. Ia memang menikmati kehangatan ini.

Nayla mengusap lembut tangan Sellina, ia merasa tenang melihat menantunya baik-baik saja. Nayla menghela napas lega, lalu mendongak menatap bintang yang sama dengan yang Sellina pandangi.

"Syukurlah," bisik Nayla. Ia kemudian menunduk, kembali menatap mata Sellina yang mulai berkaca-kaca. "Kamu baik-baik saja kan sama Tristan? Kalau dia berani macam-macam atau buat kamu sakit hati, bilang Mama ya? Biar Mama hajar dia," ujarnya penuh keseriusan.

Mendengar kalimat tulus itu, hati Sellina serasa diremas. Bagaimana mungkin ia tega meminta berpisah? Bagaimana mungkin ia tega membeberkan sandiwara pernikahannya? Ibu mertua dan keluarga ini telah menyayanginya sepenuh hati, menerimanya tanpa syarat. Tak tega—kata itulah yang menjadi benteng terkuat yang menahan Sellina untuk mengungkapkan kebenaran.

Air mata Sellina tak terbendung lagi. Sehelai netra hangat menetes dari sudut matanya, membasahi pipi. Ia tidak bisa lagi menahan rasa haru dan sesak itu.

"Makasih, Ma. Udah sayang dan terima aku apa adanya," ucap Sellina, suaranya tercekat.

"Loh, kok nangis sih?" seru Nayla, wajahnya berubah khawatir. "Jangan nangis, Sayang. Mama tu malah seneng karena punya menantu sebaik kamu." Nayla segera menarik tubuh Sellina, memeluknya erat-erat, seolah melindungi menantunya dari semua rasa sakit dan dinginnya angin malam.

Dalam pelukan hangat Nayla, Sellina tahu bahwa ia tidak sendirian, namun dilemanya kian berat.

Tristan, yang berdiri di balik bayangan, menyaksikan momen haru antara ibu dan istrinya. Kedekatan mereka, pelukan hangat yang begitu tulus, justru semakin menancapkan rasa bersalah di dadanya. Ia sadar, dirinya adalah bom waktu. Dialah kelak yang akan menghancurkan kehangatan dan kebahagiaan yang ia saksikan malam ini.

Dengan menguatkan hati, ia melangkah maju, membawa sepiring nasi lengkap dengan lauk-pauk yang tertata rapi.

"Aku bawakan Mama makan. Dari tadi aku lihat Mama belum makan," ujar Tristan, menyodorkan piring itu kepada Nayla.

Nayla dan Sellina seketika menyudahi pelukan mereka dan fokus kepada Tristan.

"Siapa bilang? Mama sudah makan kok," tutur Nayla, sambil tersenyum penuh arti. "Justru istrimu itu yang belum." Ia lalu berdiri dan menarik lengan Tristan agar duduk di samping Sellina. "Cepat suapin istrimu." perintahnya tegas namun penuh kasih.

Wajah Sellina seketika memerah. Ia segera menepis tawaran itu dengan melambaikan tangan canggung. "Gak, gak usah, Ma. Aku bisa makan sendiri," tolaknya.

Namun, Nayla tak membiarkan mereka lolos dari momen "kemesraan" itu. Ia tetap bersikeras meminta Tristan menyuapi Sellina, lalu Nayla sendiri kembali ke area makan. Dengan terpaksa, Sellina dan Tristan melakukan hal yang terasa begitu canggung, kaku, dan dipaksakan. Tangan Tristan menyendok nasi, sementara Sellina pura-pura menelan makanan dengan nikmat, menghindari tatapan mata Tristan.

Melihat pemandangan itu, Nayla tersenyum puas dari kejauhan. Baginya, pemandangan itu adalah bukti bahwa anak dan menantunya baik-baik saja dan saling menyayangi.

Namun, kebahagiaan sesaat itu segera sirna ketika ponsel Tristan di saku celananya berdering, memecah keheningan.

Sellina, dengan sigap dan lega, segera mengambil piring dari tangan Tristan. "Angkat saja, Mas," katanya, memberinya alasan untuk menghentikan sandiwara yang menyesakkan itu.

Tristan segera menjauh, mengangkat panggilan tersebut. Raut wajahnya yang tenang tadi tiba-tiba berubah tegang.

"Sudah kau cek? Bagaimana bisa sampai membengkak begini tagihannya?" tanya Tristan kesal, suaranya sedikit meninggi. Jelas, panggilan itu berasal dari dunia bisnisnya.

1
🍒⃞⃟🦅☕︎⃝❥~`•suami aku`•~⧗⃟ᷢʷ
lanjut Thor semngat /Joyful/
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
gmn mau punya anak, wong Tristan nggak pernah mau nyentuh selina lohh
Yuli Yulianti
mumpung dirmh orang tua Tristan mending jujur deh sellina klo kamu ud nggak sanggup bertahan lg
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: bener itu kak.. biar nggak sakit hati mulu
total 1 replies
𝑻𝒉𝒂𝒓𝒊𝒊 🍒⃞⃟🦅
kek pernah liat namanya /Chuckle/
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: 🤭🤭 iya emng sesuatu ini nama🤣
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
udah pada metong dong🤣🤣🤣
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
wehh mau apa lagi itu nenek sihir
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hilih bukan pemilik kok sok2an
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
Nathan statusnya menantu tapi kelakuan seperti pemilik aja
Mardiana Mardiana
bacanya sambil senyum-senyum dong😁
ditunggu kelanjutannya❤❤
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: siap deh... ngebut nulis
total 1 replies
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
awas selina, Ezra mulai nyaman tuhh🤭🤭
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
astaghfirullah tuduhan mu sekejam itu😭😭
Mardiana Mardiana
seruu bab ini😁😁❤❤
🟡🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝ˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lanjut Thor, semakin seru🤭🤭
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mantap selina
Mardiana Mardiana
ditunggu lanjutannya 😊
⛧⃝ 𓂃Luo Yi⧗⃟: sabar ya buk.. ini gebut nulisnya 🤭
total 1 replies
Mardiana Mardiana
ikut gereget bacanya😁
Mardiana Mardiana
suka dengan karakter selina dia tegas keren banget ❤
🍒⃞⃟🦅 ☕︎⃝❥Maria
mumpung cepat sadar kamu selina
☘𝓡𝓳 𝙉ᗩƁίĻԼል
mampir kak
awan
ada rahasia apa ini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!